Bagian 27 : Conflict

26 0 0
                                    

Hari libur sudah lewat. Sekarang sudah tanggal 12, artinya sudah hari ke-empat mereka masuk sekolah.

"Liburannya kedikitan ih." Ucap Shilla.

Fernan mengangguk, "Setuju gue. Apa-apaan libur sebentaran begitu?"

Rara menepuk bahu Fernan kencang. Membuat Fernan terbatuk-batuk.

"Kenapa sih, yang?" Tanya Fernan sambil menatap Rara.

"Udah bagus kita libur. Masih aja ngeluh." Ucap Rara.

"Hehe." Kekeh Fernan.

"Oh ya, Kak Petra sama Kak Maya lama banget sih mesen makanannya." Ucap Shilla.

"Iya, lama banget." Tambah Fernan.

"Fernaaannn..." Ucap Rara sambil menyubit paha Fernan.

"Eh eh eh, iya sayang, iya. Aduh sakit, yang."

Shilla tersenyum geli melihat dua sejoli yang sedang duduk di depannya.

Lima menit kemudian, Maya dan Petra datang dengan nampan mi ayam dan es teh manis. Mantap!

"Akhirnya.... Datang juga...." Ucap Fernan sambil meraih nampan di tangan Petra.

"Laper bos?" Ledek Maya.

"Banget gila. Lo berdua belinya di Zimbabwe apa?"

"Udah makan aja. Gak usah protes!"

Sip. Rara benar-benar pawang Fernan.

~~~

Usai makan, mereka mengobrol santai.

"Malem taun baru lo bakar-bakar?" Tanya Rara.

Petra mewakili yang lain dengan anggukan.

"Gue, Maya sama Shilla taun baruan bareng."

Fernan dan Rara saling menatap.

"Bertigaan?" Tanya Fernan.

"Gak lah gila lo. Gue bareng Shilla sama keluarga gue. Dia mah bareng keluarganya." Jawab Maya.

"Tapi 'kan digabungin, May." Ucap Petra.

"Serah lo, Pet. Serah."

"Hehehe."

~~~

"Ify, lo mau kemana?" Tanya Hani sambil membuntuti Ify.

"Bukan urusan lo!" Jawab Ify ketus.

"Tap-"

Omongan Hani terputus karena tiba-tiba Ify membalikkan badan dan menatapnya tajam.

Tubuh Hani benar-benar membeku. Menelan ludah saja susah.

Ify pun kembali melanjutkan jalan menuju kantin.

~~~

Begitu sampai kantin, mata Ify menatap satu titik fokus. Menatap satu orang yang membuatnya geram walau hanya mendengar namanya.

Ify mulai berjalan mendekati orang itu dengan emosi yang tersulut di hatinya.

Tanpa aba-aba, Ify langsung menarik bahu orang itu agar menghadap ke arahnya.

Orang itu meringis kesakitan karena cengkraman tangan Ify.

"Lo apa-apaan sih?" Ucap Petra.

"Bukan urusan lo! Urusan gue itu sama dia, bukan elo!" Ucap Ify sambil menunjuk Maya dan Petra bergantian.

Maya bangkit dari duduknya. Sekarang dia berdiri tepat di depan Ify.

"Sekarang urusan apa lagi sih, Fy? Gue tuh capek ngadepin lo mulu." Ucap Maya.

I Choose To Love You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang