Bagian 6 : Jealous (2)

73 6 0
                                    

Kali ini, Maya ternganga. Tanpa pikir panjang, dia langsung membuka profile Ify dan melihat-lihat tweets yang ia posting.

@ifyana_0

Haha, cocok kan kita berdua - melalui Instagram.

Dengan cepat, Maya meng-klik link yang mengantarkannya ke foto yang telah dipublikasikan melalui akun Instagram milik Ify.

Setelah beberapa detik loading, akhirnya foto itu terlihat.

Tampak gambar Ify sedang makan di sebuah restoran Jepang dengan Rama di sisi seberangnya.

"Njir, sakit." Ucap Maya pelan sambil memegang dada kirinya.

Ya, sebenarnya dia memang sering merasa sakit atau sesak karena melihat seseorang bisa berdekatan dengan Rama. Bahkan Doni sekali pun yang notabenya adalah sahabat Rama.

Tapi, rasa penasarannya masih tinggi, jadi, dia tetap memutuskan mencari foto lebih banyak lagi tentang Rama hari ini.

Ia pun meng-klik akun Instagram milik Rama - @ramadhan_pra karena ia melihat Ify telah menandai Rama dalam foto tadi. Jadi, ia tak perlu repot-repot mengetik nama Rama di pencarian.

Setelah layar ponsel Maya menunjukan profile akun Instagram Rama, ia langsung melihat foto-foto yang menandainya. Hingga muncullah satu foto di mana Ify sedang merangkul Rama dengan senyum merekah di bibirnya, tapi saat itu wajah Rama benar-benar flat face sehingga memberi kesan maskulin yang mendalam.

Maya menatap foto itu lalu segera melempar pelan ponselnya ke sofa samping.

"Ah, mau juga kayak gitu sama Rama. Walaupun sekali. Tapi, gue pasti bakal seneng kalo itu terjadi sama gue."

"Haaa, ya Tuhan. Gue mau kayak gitu,"

Ya, kira-kira begitulah rengekan Maya. Entah untuk siapa rengekan itu ditujukan. Yang pasti, dia cemburu dengan foto tadi. Foto yang terlihat biasa, namun memberi kesan yang menyakitkan bagi Maya.

~~~

"Nay, foto dulu yuk! Biar kek di drama gitu." Ucap Tama saat dia, Naya dan Maya sedang menunggu cupcakes yang masih dalam panggangan.

"Ayo, ayo!" Sahut Naya semangat. Dia pun segera mendekatkan diri pada Tama yang sekarang sudah memegang ponsel di tangan kanannya.

"Posenya samaan ya." Ucap Tama sambil menoleh pada Naya. Naya mengangguk.

Tak sengaja, mata Tama terarah pada Maya yang sekarang sedang mengaduk-aduk mangkuk berisi tepung terigu.

"Ck, lo kenapa sih, May?" Mendengar ucapan Tama, Naya ikut menoleh, menatap Kakaknya yang terlihat seperti mayat hidup.

"Iya, Kak. Lo kenapa?" Tanya Naya.

Maya menoleh lambat. Matanya terlihat seperti orang yang baru bangun tidur.

"Udah, lo berdua kalo mau foto, foto aja. Gak usah ada guenya. Kalo pun gue ketangkep kamera, crop aja. Oke?" Ucap Maya lalu kembali meneruskan kegiatan aduk-mengaduk tepung terigu.

Tama dan Naya saling menatap. Naya yang merasa dituntut menjawab keadaan Kakaknya langsung menaik-turunkan bahunya tidak tau.

"Udahlah, dia emang sering unmood gak jelas. Mungkin sekarang gara-gara cerita di wattpad yang suka dia baca." Tama mengangguk.

"Ya udah, ayo foto aja. Pose peace ya." Sambung Naya. Tama tersenyum.

"Hehe, oke. Eh iya, deketan dikit dong, Nay. Biar ehem ehem." Ucap Tama sambil mengeluarkan senyum nakalnya.

I Choose To Love You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang