Kediaman keluarga Ramadhan cukup ramai hari ini. Ada beberapa sanak saudara dan kerabat dekat Indri, mama dari dua lelaki tampan, Tama dan Rama. Mengingat bahwa hari ini Indri baru saja pulang dari kerjanya di luar kota bersama sang suami selama dua bulan lalu. Sayangnya, Rizki, sang suami belum bisa kembali, karena pekerjaannya belum selesai.
"Gina..." Panggil Indri pada Gina, kerabat dekatnya sekaligus mama dari seorang Ify Anastasya.
"Hei... Akhirnya, bisa ketemu lagi sama kamu, Ndri." Ucap Gina sambil cipika-cipiki.
"Hehe, iya nih, Gin. Eh iya, Ify mana?" Ucap Indri saat menyadari bahwa anak Gina tak ada di sini.
"Lagi di jalan dia."
"Oh, oke. Tapi dia dateng, 'kan?"
"Iya pasti dateng dong, Ndri. 'Kan mau ketemu calon mertua, hehe."
"Hehe, ayo dimakan makanannya, Gin."
"Iya, Ndri."
Gina pun mengambil sepotong cheesecake yang ada di meja terdekat.
Selang waktu sekitar lima menit, Ify datang dengan sebuah paper bag bermerek yang pasti isinya juga bermerek.
"Tante, Ify kangen banget." Ucap Ify sambil memeluk Indri. Indri juga menerima pelukan itu dan membalasnya.
"Sama, Fy. Tante juga kangen sama kamu. Gimana sekolah kamu?" Ucap Indri.
"Baik kok, Tante. Oh ya, ini buat Tante." Ucap Ify seraya memberikan tas itu. Indri langsung menerimanya.
"Repot-repot kamu mah."
"Hehe, gapapa, Tante."
"Oh ya, gimana sama Rama? Ada perkembangan?"
Oke, ini pertanyaan emang sensitif banget. Tapi, Indri memang harus tahu bagaimana perkembangannya. Pendekatan selama dua tahun yang dirinya dan Gina rencanakan, kira-kira membuahkan hasil yang bagaimana.
Ify menghela napas cukup panjang.
"Ya, gitu deh, Tante. Ramanya masih cuek sama aku, bahkan kemaren sempet ngebentak aku."
"Sampe segitunya?" Ify mengangguk.
"Iya, Ndri. Kayaknya anak kamu emang bener-bener gak suka sama Ify." Ucap Gina.
Indri terdiam sejenak. Sebenarnya, dirinya tidak benar-benar ingin menjodohkan Rama. Karena awalnya ini hanya untuk menjalin hubungan baik dengan rekan kerja saja. Indri hanya mencoba dekat dengan rekan kerja suaminya yang ternyata punya anak gadis.
Entah angin dari mana Indri sampai kepikiran untuk menjodohkan putranya dengan gadis itu. Awalnya saja Tama yang hendak menjadi korban. Namun, Tama sudah lebih dulu tahu soal perjodohan yang menurutnya konyol itu. Hingga dia memilih untuk melanjutkan sekolah di Korea Selatan, meninggalkan rumah tanpa orang tuanya ketahui. Karena Tama menolak keras, jadilah Rama menjadi rencana B. Rama pun saat itu hanya bisa pasrah dan terbilang tak peduli dengan omongan mamanya yang ternyata betulan. Sekarang, Rama pun menyesal telah mengiyakan tawaran mamanya.
"Mungkin Rama belum terbiasa, tante, hehe. Nanti Ify coba deketin dia lagi deh." Ucap Ify. Indri mengangguk, sedangkan Gina menggeleng pelan.
Mereka pun berbincang-bincang hingga akhirnya Gina memutuskan untuk pulang duluan.
"Kenapa, Gin?" Tanya Indri.
"Ini, ada meeting dadakan. Urgent banget, Ndri. Maaf ya." Jawab Gina.
"Padahal masih kangen."
"Nanti main aja ke kantor aku."
"Iya deh. Tapi, Ify gak pulang juga, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose To Love You ✔
Teen FictionWanita dikodratkan untuk dikejar, sedangkan lelaki dikodratkan untuk mengejar. Setuju? Yup, kebanyakan manusia setuju akan hal itu. Tapi, pengecualian untuk Maya. Seorang gadis yang nyaris 3 tahun mengejar seorang lelaki yang ia sukai, Rama. Hmm...