Sudah sebulan berlalu sejak kejadian adu jambak antara Maya dan Ify.
Sehari setelah kejadian itu, Maya tetap masuk seperti biasa, namun Ify tak masuk-masuk. Bahkan sampai sebulan ini, ia tak kunjung masuk.
Maya sempat khawatir juga pada Ify. Ya walaupun Ify jahat, tapi Maya masih punya sisi manusiawi.
Mungkin jika ia jadi Ify, ia juga akan melakukan hal yang sama -tak masuk sekolah, namun tak selama ini.
~~~
"Kok gue khawatir ya sama Ify?" Tanya Maya saat di jalan pulang menuju gerbang depan.
"Ngapain sih lo khawatirin dia, kak? Gak guna, sumpah!" Sahut Shilla yang juga bersama Maya dan Rara.
"Iya, May. Ngapain lo khawatirin dia? Yang pantes dikhawatirin itu elo." Tambah Rara. Shilla mengangguk setuju.
Maya menatap kedua temannya itu. Tak lama, suara helaan napas terdengar. Iya, itu helaan napas Maya.
"Oh ya, kejadian sebulan yang lalu pasti ngebekas parah buat lo, kak." Ucap Shilla.
Maya menoleh, "Maksud lo?"
Shilla mengode pada Rara melalui tatapan mata dan alis yang diangkat-angkat, tak lupa senyum lebar di bibirnya. Rara tersenyum menggoda.
Maya yang ada di antara mereka berdua menunjukkan wajah bingung.
"Apaan sih lo berdua?"
"Hehe, pura-pura lupa lo."
"Tau lo, kak. Apa perlu gue sama Kak Rara praktekin biar lo inget?"
Dahi Maya berkerut, seolah dia sedang berpikir keras. Berusaha mengingat apa yang dimaksud Shilla dan Rara.
Shilla dan Rara yang melihat ke-lola-an Maya langsung mencubit lengan Maya kompak.
"Awww!!! Sakit tau! Lo berdua kenapa sih? Kalo mau ngomong tuh ngomong aja, jangan ngode segala. Gue 'kan gak ngerti." Teriak Maya.
"Nih, lo minggir dulu, kak. Gue mau meraktekin sama Kak Rara." Ucap Shilla sambil bertukar posisi dengan Maya.
Maya hanya menurut.
Sekarang Rara dan Shilla sudah siap di posisinya.
"Lo gapapa?" Ucap Shilla sambil mengusap kepala Rara.
"Hehe, gue gapapa kok, Ram. Hehe..." Sahut Rara.
Perlahan ingatan Maya kembali.
"IHHH LO BERDUA!!! JANGAN DIINGETIN IHH!!! GUE MALU..." Teriak Maya.
"HAHAHA... MALU-MALU MAU LO MAH, KAK!!" Balas Shilla.
"IYA. TUH TUH, PIPINYA MASA JADI MERAH, SHIL."
"HAHAHA, IYA KAK- EH EH KAYAKNYA KITA HARUS LARI DEH, KAK!"
"IYA, SHIL. SATU DUA TI-"
"AWAS LO BERDUA!!!"
Akhirnya mereka bertiga lari-larian di tengah koridor yang sudah lumayan sepi.
"HAHAHA... KAK MAYA SALTING BEGITU INGET KEJADIAN DI UKS.."
"HAHAHA, IYA SHIL. MUKANYA NGALAHIN KEPITING ASAM MANIS."
"BEUUHHHH MANTAP BANGET KEPITING ASAM MANIS. PAKE NASI ANGET APA LAGI BEUUHHH..."
"BERISIK LO BERDUAAA.. UDAH EH GUE CAPEK NGEJAR KALIAN..."
"AH PAYAH LO, KAK."
"TAU LO MAY, NGEJAR RAMA AJA BISA, MASA NGEJAR KITA GAK BISA."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose To Love You ✔
Teen FictionWanita dikodratkan untuk dikejar, sedangkan lelaki dikodratkan untuk mengejar. Setuju? Yup, kebanyakan manusia setuju akan hal itu. Tapi, pengecualian untuk Maya. Seorang gadis yang nyaris 3 tahun mengejar seorang lelaki yang ia sukai, Rama. Hmm...