Keesokan harinya, Maya kembali mendapatkan pesan line dari Rama dengan isi pesan yang sama seperti kemarin.
Maya yang sudah siap dengan pakaian santai berupa kaos biru muda polos berlengan panjang dan celana jeans selutut langsung menuju gerbang.
"Gue pake ini aja gapapa, 'kan?" Tanya Maya saat dirinya sudah di depan Rama.
Rama melihatnya dari atas sampai bawah, "Gapapa, ayo buruan!"
Maya mengangguk lalu menaiki motor Rama.
~~~
Saat sudah sampai di rumah Rama, ternyata Indri dan Ify sudah menunggu.
"Tadi macet, jadi lama." Ucap Rama tanpa ditanya.
Indri mengangguk, "Iya, mama ngerti."
"Oh ya, kita perginya naik mobil mama aja, pake sopir. Jadi Rama duduk di depan, Maya, mama sama Ify duduk di tengah. Mama gak terima bantahan!" Jelas Indri.
Mau tak mau, mereka setuju. Padahal Ify ingin duduk di sebelah Rama di kursi depan kalau mereka naik mobil Rama.
Mereka pun memasuki mobil bermerek Toyota Alphard berwarna silver yang dibeli Indri lima bulan lalu.
"Kita nanti belanja di pasar tradisional aja." Ucap Indri saat mobil sudah mulai bergerak.
Dua gadis yang ada di sisi kanan dan kiri Indri memberikan respons yang berbeda.
Maya yang ada di sisi kanan Indri memberi respons setuju dan anggukan. Ia sudah menyangka Indri akan bilang seperti itu. Karena kata pasar memang identik dengan yang tradisional, bukan semacam swalayan atau super market. Sedangkan Ify yang ada di sisi kiri Indri memberi respons kaget, dia tidak menyangka kalau harus ke pasar tradisional. Baju yang dipakai Ify juga tidak memungkinkan untuk masuk ke pasar tradisional. Dress selutut warna peach dengan sepatu tinggi berwarna putih.
"Tapi, tante, baju aku gimana?" Tanya Ify.
Indri menatap Ify dari atas sampai bawah. Tak lama dia berdecak.
"Ify, yang namanya pasar itu gak selalu harus modern. Sekali-sekali kita juga perlu ke pasar tradisional. Di sana juga lengkap kayak di super market kok." Ucap Indri.
Ify mulai cemberut sambil menunduk.
Kini tatapan Indri pindah ke Maya. Melihat pakaian Maya yang menurut Indri memang cocok untuk pergi ke pasar tradisional.
"Kamu udah nyangka kalo tante ngajak kamu ke pasar tradisional?"
Maya mengangguk, "Iya, tante. Makanya aku pake baju santai begini."
"Hmm, sering ke pasar?"
"Kadang-kadang sih ikut Bi Eti ke pasar, tante."
"Oh."
Diam-diam Rama melirik orang-orang yang duduk di belakangnya. Lirikannya pun berhenti pada Maya, gadis yang sedang tersenyum menghadap mamanya. Ujung bibir Rama mulai naik. Dia tersenyum.
25 menit perjalanan yang ditempuh mengantarkan mereka ke pasar tradisional. Sebenernya tidak terlalu tradisional juga. Di sini lebih bersih daripada pasar tradisional yang biasa didatangi Bi Eti dan Maya.
"Nah, sekarang kalian mau masak apa?" Tanya Indri pada Maya dan Ify.
"Hmm, tante maunya apa?" Tanya Maya balik.
Indri terdiam sejenak, "Kalo tante bilang pengen cheesecake sama cupcake kamu bisa?"
"Mama, satu aja!" Ucap Rama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose To Love You ✔
Ficção AdolescenteWanita dikodratkan untuk dikejar, sedangkan lelaki dikodratkan untuk mengejar. Setuju? Yup, kebanyakan manusia setuju akan hal itu. Tapi, pengecualian untuk Maya. Seorang gadis yang nyaris 3 tahun mengejar seorang lelaki yang ia sukai, Rama. Hmm...