"Untung kita gak telat." Ucap Rama.
Ya, dia dan Maya hampir saja terlambat jika mereka tak buru-buru lari begitu sampai di bandara.
"Maaf." Ucap Maya sambil melirik Rama. Ia tak berani menatap mata tajam Rama secara langsung.
Rama hanya menghela napas pelan. Mau memarahi Maya pun percuma, toh mereka sudah ada di dalam pesawat.
Sekarang posisinya, Maya bersebalahan dengan jendela sedangkan Rama di sebelahnya.
Rama sudah fokus dengan majalah otomotif yang sengaja ia bawa. Tak lupa headphone yang menutup telinga. Walaupun headphone itu tidak terpasang dengan iPod-nya, tapi itu cukup membuat orang-orang berpikir bahwa Rama sedang mendengarkan musik.
Sementara itu, Maya yang tidak melakukan hal apapun hanya melirik Rama.
Ih, gue beneran ke Korea bareng doi.
Tanpa sadar, memikirkan hal itu saja membuat Maya tersenyum begitu lebar. Rama yang merasa ada yang memperhatikannya langsung menoleh ke arah Maya.
"Ngeliat apa lo?" Tanya Rama.
Maya langsung tersadar. "Hah? Apa?"
Rama menggeleng lalu kembali ke kegiatan awalnya.
~~~
Di tengah perjalanan, Maya sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa ia mengantuk. Terbukti dia sudah menopang dagunya dan kepalanya sudah berkali-kali terlihat seperti mengangguk-angguk. (Gimana sih jelasinnya? Ya pokoknya kayak orang ngantuk gitu, kepalanya kayak kedorong ke depan tapi nanti balik lagi. Ya intinya terserah kalian mau bayanginnya kayak gimana.)
Rama melepas headphone-nya dan membuat headphone-nya bertengger di lehernya. Ia menaruh majalahnya dan tak sengaja ia melihat Maya yang masih seperti ayam telo/?
Rama memperhatikan Maya begitu dalam. Gadis itu tak bangun-bangun meski kepalanya sudah hampir terpentok kursi depannya.
Rama berdecak sambil menggelengkan kepalanya. Dengan hati-hati, Rama menyenderkan kepala Maya ke pundaknya.
~~~
Maya mengerjapkan matanya pelan. Dia menegakkan kepalanya dan mengucak matanya, khas orang baru bangun tidur.
Rama meliriknya sebentar.
Gak beda jauh mukanya dari yang tadi pagi, batin Rama.
"Gue ketiduran ya?" Ucap Maya dengan suara seraknya.
"Hmm,"
Maya masih seperti orang linglung. Matanya pun kembali dipejamkan. Rasanya kurang puas tidur sambil duduk seperti ini.
Setelah perjalanan panjang, akhirnya Maya dan Rama tiba di Bandara Incheon.
"Lo tau alamat apartemen mereka, 'kan?" Tanya Rama.
Maya mengangguk pasti.
"Semoga aja mereka belum pindah." Gumam Maya.
"Hah?"
"Nggak, bukan apa-apa."
"Oh."
~~~
"Halo, Nay. Lo dimana? Ini gue sama Rama udah di depan apartemen kalian!"
Ya, Maya dan Rama sudah sampai di depan apartemen nomor 275 dan 276.
"Oh, lo udah sampe? Yaahh, gue masih belanja baju nih sama Tama."
Maya memutar bola matanya.
"Terus ini gimana? Gue capek banget sumpah, pengen tidur."
"Masukin passwordnya aja sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose To Love You ✔
Teen FictionWanita dikodratkan untuk dikejar, sedangkan lelaki dikodratkan untuk mengejar. Setuju? Yup, kebanyakan manusia setuju akan hal itu. Tapi, pengecualian untuk Maya. Seorang gadis yang nyaris 3 tahun mengejar seorang lelaki yang ia sukai, Rama. Hmm...