Bagian 31 : Confession (END)

27 1 0
                                    

Hari sudah mulai malam, Maya, Naya, Tama dan Rama sudah di depan gedung apartemen, mengantar Naya dan Tama yang hendak pergi ke prom night di salah satu hotel yang sengaja dipesan untuk acara tersebut.

"Dingin-dingin pake dress pendek kayak gitu. Masuk angin lo." Ucap Maya sambil menatap adiknya kasihan. Walaupun Naya memakai mantel tebal dan musim dingin sudah mau berakhir, tapi tetap saja dia khawatir.

"Entar gue peluk kayak gini." Ucap Tama sambil memeluk Naya dari belakang dengan tangan yang melingkar di leher. Jadi, pucuk kepala Naya tuh pas banget di bawah dagu Tama.

"Hehe, enak." Ucap Naya.

Maya sudah mengangkat tangannya, ingin memukul Tama. Namun, Tama lebih dulu melepas pelukannya.

"Awas lo macem-macem sama adek gue!"

"Iya, tenang aja."

"Yaudah, pergi dulu ya, hehe."

"Hati-hati lo."

"Hmm."

Naya dan Tama sudah pergi naik mobil Tama yang sudah ada di depan. Meninggalkan Maya dan Rama.

Kini, Maya dan Rama masih berada di depan gedung apartemen berlantai 30, tempat mereka tinggal sementara. Setelah Naya dan Tama pergi, mereka sama-sama diam, tak ada yang membuka suara. Hingga akhirnya mata mereka tak sengaja bertemu. Beberapa detik kemudian mereka sama-sama tersadar dan memalingkan wajah mereka. Rama menggaruk leher belakangnya, sedangkan Maya menggosok-gosokan tangannya seolah kedinginan. Padahal rasanya pipinya sudah panas karena bertatapan dengan Rama walaupun sebentar.

"Ehem," Dehem Rama. Maya menoleh ke arah Rama. Jarak keduanya tak terlalu jauh, hanya 30 sentimenter.

"Eh, lo 'kan yang tau daerah sini, sana jalan duluan." Ucap Rama.

Mereka rencananya memang ingin jalan keluar, bosan di apartemen terus.

"Jalan kemana?" Tanya Maya.

"Ya kemana kek. Gue mah gak tau daerah sini." Jawab Rama.

Maya terdiam sebentar memikirkan tempat apa yang enak buat jalan berdua sama Rama. Apalagi sekarang malem minggu. Uhh, Maya menang banyaklah ini. Hehe.

"Emm, lo bisa main ice skating gak?" Tanya Maya pada Rama.

"Gak." Jawab Rama SJP parah, Maya yang udah kepikiran buat ngajarin Rama kalo dia gak bisa langsung mengubur pikirannya dalam-dalam.

"Ya udah, kita jalan-jalan di deket Sungai Han aja deh. Lo bisa jalan, 'kan?"

Pertanyaan Maya barusan sukses membuat Rama menoleh ke arahnya. Maya yang ditatap kaget oleh Rama hanya tersenyum, lebih tepatnya sih nyengir.

"Hehe, ayo lewat sini!" Ucap Maya bak pemandu wisata. Rama menatapnya malas sambil mengikuti langkah kaki Maya.

~~~

Maya dan Rama pun berjalan kaki menuju Sungai Han. Di jalan, mereka melihat beberapa penjual makanan di truk atau mobil, anak-anak kecil yang bermain salju, dan beberapa keluarga kecil yang duduk di bangku panjang dekat Sungai Han sambil menyantap ddeokbokki hangat yang pedas.

"Duduk sini aja ya, Ram?" Tanya Maya Setelah menemukan titik yang dirasa pas untuk melihat Sungai Han.

"Terserah lo, gue ikut aja." Jawab Rama santai. Maya mengangguk.

Akhirnya, Maya dan Rama berhenti jalan dan duduk di bangku yang disediakan sambil menatap sungai yang sering muncul di drama Korea itu.

Udara malam makin dingin, rasanya seperti menusuk tulang. Baik Maya maupun Rama, mereka sama-sama mengeratkan mantel tebal mereka.

I Choose To Love You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang