Kalau ada yang nanya sebenernya Seokjin berada dimana, Seokjin dan kawan-kawan masih berada di Seoul. Hanya saja, Seoul itu luas dan terbagi jadi beberapa wilayah lagi.
----------------------------------
Previous Last Chapter :
Hana terpaku pada dompet yang temui kemarin. Dompet itu dalam keadaan terbuka dan ia dapat melihat foto dalam dompet tersebut. Ia memungut dompet itu dan terkejut melihat sebuah foto. Tanpa ragu, ia menarik foto itu keluar dari dalam dompet.
“Ini-“
#8
----------------------------------Hana terkejut bukan main, didalam foto tersebut ada dua orang yang tidak asing. Minjae dan Seokjin juga pemuda bernama Hansung yang Seokjin kenalkan kemarin.
“Kenapa Minjae ada didalam foto ini?” gumam Hana heran.
Apa jangan-jangan Minjae mengenal Seokjin? Begitupula Seokjin? Jika memang begitu, pantas saja kemarin Seokjin bertanya Minjae yang sedang bersamanya.
Ia bergegas mencari tanda pengenal dalam dompet itu dan ia semakin terkejut bahwa dompet yang ia temukan kemarin adalah benar dompet milik Seokjin yang hilang.
“Kim Seokjin.” Hana bergumam.
Ingatannya berputar ketika orang yang menabraknya kemarin sama sekali bukan Seokjin. “Tapi, orang yang menjatuhkan dompet ini bukan dia.”
Gadis itu membuka kembali dompet Seokjin. Ia sama sekali tak menemukan uang dalam dompet itu, kecuali beberapa kartu dan selembar foto.
“Ah, itu tidak penting. Sekarang aku harus mengembalikannya.” Hana memasukan kembali kartu identitas Seokjin dan foto itu pada tempatnya, lalu menyimpan dompet itu diatas meja kamarnya.
“Tapi, aku tidak tahu dimana Seokjin berada.” Gumamnya. Hana menggigit bibir bawahnya. “Masa bodoh, aku akan mencarinya dimanapun. Ia pasti sangat mencari dompet ini.”
Hana bergegas berlari keluar tanpa pamit pada Seonji. Ia berencana menuju rumah sakit, tempat kedua kalinya ia bertemu Seokjin.
Tiba di rumah sakit, Hana mencoba mencari keberadaan Seokjin.
Sepertinya dewi fortuna sedang berada di pihaknya, terbukti Seokjin tengah berdiri sendiri didekat taman rumah sakit.
“Oh, Oppa! Seokjin oppa!” panggilnya seraya berlari ke arah Seokjin. Hana ingat bahwa Seokjin tidak ingin dipanggil tuan, dan meminta memanggilnya Seokjin atau dengan embel-embel ‘oppa’.
Menyadari seseorang memanggil namanya, Seokjin menoleh dan mendapati Hana berlari menghampirinya.
“Oppa, apa kau sudah..menemukan dompetmu?” tanya Hana seraya mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat berlari.
Seokjin menggeleng. “Belum, aku berencana pergi ke kantor polisi siang nanti. Maaf, aku belum bisa membantumu.” Sesalnya.
“Tidak, bukan itu. Aku menemukan dompetmu.” Ujar Hana.
“Apa?”
“Dompetmu. Kemarin seseorang menabrakku, dan ia menjatuhkan dompetnya. Tadinya, aku akan memberikan dompet itu pada polisi. Tapi, aku belum sempat. Dan tadi saat akan pergi tak sengaja aku melihat kartu identitas dalam dompet itu. Dan ternyata, kartu didalamnya adalah milikmu.” Jelas Hana.
“Hanya saja, dompet itu kosong. hanya terdapat beberapa kartu dan selembar foto didalamnya. Maaf aku lancang telah membuka dompetmu, oppa.” Imbuhnya seraya menundukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chance [Completed]
FanfictionSeokjin merasa bahwa apa yang terjadi dalam hidupnya memiliki alasan.. Dan ia tahu apa alasannya.. Second story from 'Butterfly' [BTS Pt.2] Publish : 26 Maret 2017 End : 16 September 2018 Copyright 2016 @Han_Jiya Cover by @amp_kth27