Chapter 19

5.3K 535 79
                                    

Kemarin nanyanya mau fast apa slow update..

Giliran udah pada jawab fast updatenya malah slow hahaha *ditimpukinreaders 😂😂
.

.

.

.

.

.

.

.

#19

Enjoy!

---------------------------------------

Seokjin merasakan getaran ponsel Hansung di saku celananya.

Sembari menyumpal hidungnya dengan tisue pemberian Tuan Kim, Seokjin membuka ponsel Hansung.

Ternyata sebuah pesan baru saja masuk.

From : Nuna
Hansung, appa mencarimu. Dia ingin bertemu denganmu.

Dahi Seokjin mengerenyit.

Ayah Hansung ingin bertemu Hansung? Ada apa?

Merasa ada yang tidak beres, Seokjin bangkit dari tempat duduk dan melempar tisue yang menyumbat hidungnya lalu berjalan keluar. Tuan Kim yang sedang menelpon seorang dokter segera memutuskan sambungan teleponnya ketika Seokjin yang berjalan keluar.

“Kim Seokjin! Kau mau kemana? Kau sedang sakit!” seru Tuan Kim.

Tapi, Seokjin tak menggubris panggilan Tuan Kim. Ia berjalan tergesa keluar tanpa menghiraukan kemejanya yang kotor karena tetesan darah tadi. Seokjin mengamati sekeliling rumahnya mencari supir. Beruntung, sang supir tengah mengelap mobil tuannya.

Ahjussi, bisa aku meminjam kunci mobil ini?” tanya Seokjin.

Sang supir cukup terkejut dengan kemunculan Seokjin, terlebih lagi kemeja putih yang digunakan anak tuannya itu kotor oleh cairan berwarna merah.

“Ta-tapi-“ supir itu menatap Seokjin ragu.

“Aku sedang terburu-buru, ahjussi. Palliwa!”

Akhirnya supir itu memberikan kunci mobil pada Seokjin.

Tak butuh waktu lama baginya untuk mengemudikan mobilnya keluar dari lingkungan perumahan orang tuanya.
Merasa sudah cukup jauh dari rumah, Seokjin menepikan mobilnya. Ia mengetik pesan pada ponsel Hansung.

To : Nuna
Dimana kami harus bertemu?

(Send)

Seokjin mengetuk-ngetukan jarinya pada kemudi mobil. Selagi menunggu balasan dari kakak perempuan Hansung, Seokjin menyadari bahwa kemeja yang ia gunakan kotor karena darah tadi. Ia pun menoleh ke arah bangku penumpang dibelakang.

Entah sebuah kebetulan atau bukan, terdapat satu kantung kertas berisi pakaian baru. Dengan cepat ia mengganti kemejanya dengan pakaian berupa t-shirt dan jaket dengan hodie berwarna cokelat.

“Apa ini milik Minseok hyung?” gumam Seokjin.

Drrrrtt.

Ponsel kembali bergetar. Seokjin segera membuka pesan yang baru saja masuk.

From : Nuna
Di kedai XXX.
Kau yakin akan datang, Hansung?

Seokjin merasakan perasaan khawatir yang jelas terpancar dari pesan kakak perempuan Hansung. Ia menghela nafas pelan lalu memasukan alamat yang dimaksud kedalam GPS mobilnya.

The Chance [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang