Last Chapter 19 :
"Hm, Hansung ada yang ingin ku sampaikan padamu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.#20
~~~~~~~~~~~~~~~
Hansung menoleh, "Ada apa, hyung?"
Seokjin menghembuskan nafasnya pelan, "Aku bertemu dengan appa-mu tadi."
Mata Hansung membulat.
"Apa?!" seru Hansung tak percaya. "Ba-bagaimna bisa?"
"Ponselmu ada padaku. Dan, nuna mu mengirim pesan singkat bahwa beliau ingin bertemu dengamu. Lalu ku putuskan biar aku saja yang bertemu dengannya." ujar Seokjin dengan santai.
Hansung bangkit dari tempat duduknya. "Kenapa kau lakukan itu, hyung? Kau ingin membuatku di tangkap oleh polisi?" ujarnya.
Seokjin menggeleng. "Aku tidak ingin itu terjadi."
"Lalu? Apa maksudmu bertemu pria tua itu?" Hansung menatap Seokjin tajam, sedangkan Seokjin menatap Hansung dengan santai.
"Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja."
Hansung terdiam.
Seokjin beralih menatap langit malam di atasnya, "Sudah ku katakan padamu sebelumnya, bukan? Bahwa kau sangat mirip dengan Taehyung. Bukan hanya secara fisik, tapi apa yang terjadi pada kalian berdua pun hampir serula."
Hansung memperhatikan Seokjin berbicara.
"Aku tidak ingin kau berakhir sama dengan Taehyung. Cukup Taehyung, aku tidak ingin mendengar ada Taehyung-Taehyung lain lagi." lanjut Seokjin. "Jadi aku putuskan, biar aku menemui appa-mu."
Hansung tak percaya dengan apa yang Seokjin baru saja katakan. Kenapa pemuda ingin sangat peduli padanya? Apa karena ia mirip dengan Taehyung lalu ia juga diperlakukan sama seperti Taehyung? Tapi ia bukan Taehyung.
"Memangnya, jika aku yang menerima pesan itu dan jika aku yang menemui appa, apa aku akan seperti Taehyung? Aku bukan Taehyung. Aku ini Hansung, Kim Hansung." ujar Hansung.
Seokjin mengangguk.
"Setelah aku bertemu dengan appa-mu tadi, aku menyimpulkan bahwa kau dan Taehyung memang berbeda."
Hansung mengangkat sebelah alisnya. Ia tidak mengerti. Tadi Seokjin mengatakan ia mirip dengan Taheyung dan sekarang tidak. Apa-apaan Seokjin ini?
Seokjin kemudian bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan mendekat pada Hansung.
"Buktikan padaku bahwa kau bukan Taehyung, datanglah ke kantor polisi xxx, dan kita akan tahu jawabannya." ujar Seokjin seraya menepuk sebelah pundak Hansung.
"Po-polisi?"
Seokjin mengangguk. "Kau bisa memikirkannya terlebih dahulu."
Pemuda bermarga perpaduan Lee dan Kim itu mulai berjalan menjauhi Hansung menuju mobilnya yang terparkir.
"Baiklah, malam ini aku tidur di rumah. Ah, ya. Satu lagi, kamar di atas akan ditempati Hana dan saudarinya setelah pulang dari rumah sakit. Tolong bersihkan kamar atas ya." pintanya.
Seokjin berhenti lalu berbalik. Ia merogoh saku celananya. Ia juga melempar sesuatu ke arah Hansung. Beruntung, Hansung sigap, ia menangkap lemparan Seokjin.
Wajahnya terheran-heran mendapati sebuah kartu. Ia membalik kartunya yang tertera nama dan no kamar sebuah apartemen.
"Kau bisa tinggal disana untuk sementara waktu. Aku pulang." Seokjin tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chance [Completed]
FanficSeokjin merasa bahwa apa yang terjadi dalam hidupnya memiliki alasan.. Dan ia tahu apa alasannya.. Second story from 'Butterfly' [BTS Pt.2] Publish : 26 Maret 2017 End : 16 September 2018 Copyright 2016 @Han_Jiya Cover by @amp_kth27