Chapter 10

5.1K 533 101
                                    

Terimakasih banyak telah sabar menanti..
Malam ini spesial buat kalian...😘😘

= = = = = = = = = = =

Chapter Sebelumnya :

“Seokjin oppa, adalah keluargaku yang telah lama berpisah.”

“A-apa? Keluarga?”
.
.
.
.
.
.
.
.
#10

Enjoy!!

---------------------------------------

“Seokjin oppa, adalah keluargaku yang telah lama berpisah.”

“A-apa? Keluarga?”

Hana mengangguk.

“Bagaimana mungkin?”

“Aku..akan menceritakannya nanti.”

Hansung menatap Hana percaya tidak percaya. Bagaimana pun juga, ia sama sekali tidak mengenal baik Seokjin maupun Hana.  Tapi, entah  mengapa foto yang kini berada ditangannya mengatakan bahwa ada sesuatu diantara dirinya dan Seokjin.

-------------------------------

February, 10

Seokjin meminta agar bisa beristirahat di rumah. Tuan Kim dan Minseok awalnya menolak, mengingat Seokjin yang baru saja siuman terhitung beberapa jam yang lalu.

Namun, bukan Seokjin  namanya jika tidak keras kepala. Dokter akhirnya mengijinkan Seokjin untuk beristirahat di rumah, begitu juga tuan Kim yang memberi ijin Seokjin dengan syarat ia pulang ke rumah, bukan ke kedai milik Seokjin.

Hyung, dimana ponsel dan dompetku?”

Minseok hari ini meninggalkan pekerjaan kantornya demi menjemput sang adik. Sedangkan sang ayah yang merupakan CEO harus mengikuti meeting dengan para kolega-nya yang tertunda.

“Ponsel dan dompet mu hilang. Kita akan membeli ponsel yang baru nanti. Untuk dompet, hyung sudah menghubungi pihak kepolisian dan bank agar kartu kreditmu di blokir.” Minseok menoleh sekilas lalu kembali melipat pakaian bekas Seokjin.

Seokjin mengangguk. “Baiklah.”

Tiba-tiba Seokjin teringat didalam dompetnya terdapat selembar foto. “Hyung, didalam dompetku ada foto.”

Minseok menghentikan kegiatannya. Ia mengerti foto yang dimaksud oleh Seokjin adalah foto bersama keenam sahabatnya yang telah tiada.

“Aku yakin, dikamarmu masih terdapat foto bersama mendiang teman-temanmu. Kamarmu tidak pernah kami rubah, Jin.  Masih sama seperti saat kau meninggalkannya.” Lirih Minseok.

“A-aku sebenarnya belum sanggup untuk kembali ke rumah, hyung.” Seokjin menatap pemandangan di luar jendela.

“Karena, kembali ke rumah hanya mengingatkanku akan semua kejadian di masa lalu. Kejadian ketika aku kehilangan semua sahabatku, dan kejadian dimana aku membuat eomma seperti sekarang.”

Minseok menghampiri Seokjin, lalu memegang bahu Seokjin. “Mereka semua sudah bahagia, Jin. Jangan terlalu mengingat semuanya. Eomma, sakit bukan karena dirimu, sebelum kau lahir pun, abeoji mengatakan bahwa eomma memang memiliki riwayat depresi.”

Seokjin terdiam mendengar perkataan Minseok.

“Sudah, jangan sedih begitu. Kau akan pulang sekarang, cerialah.” Minseok berusaha menghibur Seokjin walau ia tahu Seokjin mungkin akan sulit pulih dari kejadian yang menimpanya di masa lalu.

------------------------------

Seokjin tiba dirumahnya, beberapa pelayan menyambutnya ramah. Seokjin hanya tersenyum menanggapinya, ia teringat ketika semuanya belum terjadi, di rumah ini hanya terdapat dua pelayan. Tapi, sekarang terdapat lima orang pelayan. Berapa lama ia pergi? Berapa banyak yang ia lewatkan?

The Chance [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang