2. Jiyong

857 86 45
                                    

☺😊☺😉
Aku tunggu respon kalian.
Vote and comment .. ✌✌




Jiyong POV


Saat itu awan tampak cerah. Rumahku yang berada di pinggiran laut Busan tampak terang tersinari matahari siang. Aku bangkit dari ranjang lalu memakai jaket kulit hitam favoritku. Kuambil kunci motor dan helm lalu bergegas menuju bagasi, dimana Gaho, motorku berada. Setelah mendapat balasan dari temanku, aku segera melaju meninggalkan rumah.

Waktu itu omma sedang sibuk dengan ikan tangkapan, yang aku peroleh tadi pagi. Kalau pergi ke tempat temanku ini, aku jarang pamit,  karena aku malas mendapat omelan dan petuah-petuah kuno yang menjengkelkan.

Hari ini, seperti biasanya aku akan menang.

Melihat awan tidak mendung, aku yakin acara hari ini tidak akan gagal. Aku masih 17 tahun, dan aku tahu, itulah angka usia yang pas untuk seorang laki-laki bebas menikmati hidup.

I have two things.
Omma dan balapan.

Aku cinta omma, tapi aku juga cinta hobbiku. Walau sudah 2 kali masuk ke rumah sakit dan dijahit berkali-kali aku tidak takut untuk masuk ke rumah sakit lagi. Yes, hobbiku adalah balapan.

Akhir-akhir ini pertandingan balapan liar sangat rutin di lakukan, dan itu artinya akhir-akhir ini aku juga sering berbohong kepada omma. Aku berbohong seperti ini karena omm sangat membenci hobbiku ini.

Aku pergi ke rumah teman, padahal aku pergi ke arena balapan. Memang omma agak penakut, setelah 2 kali ke rumah sakit dia sudah muak dengan hobbi yang omma anggap mencari mati ini. Tapi, kalau hobbi ini aku hentikan untuk apa aku hidup? Semuanya membosankan, setiap hari melakukan hal sama dan terus berputar-putar dalam hal yang sama sampai mati.

But i love her.
Ya, omma adalah segalanya untukku.

Walau rasanya sangat susah bagiku untuk berbohong kepadanya, tapi aku sudah belajar menjadi pembohong ulung. Omma, dia hanya tahu jika aku adalah pembalap liar dan aku jaga sampai aku mati sekalipun, dia hanya akan selalu tahu itu. Hidupku yang penuh tantangan dan penuh darah akan selalu tersimpan dan tak pernah terbuka.


“oyyy... kwon! Akhirnya datang juga? Si kampret... udah nantangin kamu dari tadi, tau gak? Udah kaya ahjumma-ahjumma pinggir jalan yang bawel nanyain kamu terus.” Sambil tersenyum aku membuka helm dan menyapa satu-satunya temanku di Busan,  Seungri.

“punya nyali berapa dia?” tantangku.

Sebelum seungri menjawab, aku mendengar dari belakangku ada suara gerungan motor. Kulihat, tampak ketua Geng Lee’s menghampiriku. Donghae.

Arena yang tadinya cukup sepi kini berubah menjadi lautan manusia. Ya. memang setiap mereka melihatku dan donghae berpasang badan, tontonan menarik akan segera tersuguhkan. Bagiku ini percuma. Dia memang tangguh bagi pembalap lainnya, tapi  dia tidak punya kekuatan apapun bagiku. Kami sudah bertarung 5 kali dan dia hanya menang sekali, itu pun karena aku merasa kasihan kepadanya. Sebenarnya aku tahu, mengapa dia tak henti mengajakku bertarung. Dia ingin mendapatkan rasa hormat dariku, karena selama ini aku selalu merendahkannya. Well, dia memang  bukan selevel denganku. Dia tipe pembalap liar yang brutal dan aku tidak suka itu. Tak jarang dia memakai cara licik untuk menang yang bahkan hampir membunuh orang.

Glory Of LOVE {Complete💙}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang