Bagian 4

8.9K 247 10
                                    

Diana mengalihkan tatapan dari cermin kearah pintu depan kamarnya, Rohalia berjalan mendekatinya

"Mami, kok aku aneh banget sih" ujar Diana yang sedikit risih dengan pakaian yang diminta Rohalia kenakan

Gimana tidak, baju yang di kenakan Diana lebih mirip baju yang kekurangan bahan kain. Atasan dan bawahan yang serba minim juga ketat, ditambah lagi make up yang cukup tebal menghiasi wajah cantik Diana. Diana benar - benar merasa risih

"Kamu cantik ko sayang, sexy kamu"

"Tapi Mi, ini risih banget. Nanti Diana malah masuk angin" ujar Diana polos "Ganti aja ya Mi" rengek Diana

Senyum Rohali menghilang dan menatap Diana dengan tatapan tajam "Kamu kalau saya bilang pakai ya pakai! Jangan menentang terus!! Saya gak suka sikap kamu yang suka menentang. Dan satu lagi, biasakan dirimu dengan pakaian ini! Kamu paham?"

Diana tersentak kaget saat Rohali membentaknya keras, bukankah tadi sikap Rohali masih lembut padanya? Diana hanya bisa menunduk sedih saat Rohali beranjak meninggalkan kamarnya. Dalam hati Diana berjanji akan bersikap lebih baik dan tidak membuat Maminya murka. Terlebih Diana akan menuruto semua permintaan maminya.

"Hei orang baru!!" Diana mendongakkan kepalanya menatap dua wanita remaja dihadapannya. Dua wanita itu berjalan mendekat kearahnya

"Gue Ines, dan ini Shinta" ujarnya memperkenalkan dirinya juga teman sebelahnya

"Aku Diana" ujar Diana pelan

"Lo orang baru nya mami ya?" tanya Shinta

"O- orang baru?" tanyanya bingung

Ines memutar bola matanya "Udahlah Shin, dia itu masih anak - anak mana ngerti sih"

Shinta mendengus "Gue masuk sini juga masih seumuran dia" ujar Shinta. Kemudian duduk di ranjang Diana

"Mba - mba anak angkat mami juga ya?" Diana memberanikan diri bertanya

"Anak angkat?" Ines berbicara dengan nada sinis lalu tertawa yang diikuti oleh Shinta

"Lo pikir kita ini di adopsi sama mami? Wah lo belum tau ya?" Diana menggeleng

"Jangan di beri tahulah Nes, nanti biar dia tau sendiri" ujar Shinta

"Iya, yok ah dandan siapa tau kita kebagian tamu juga" ujar Ines pada Shinta. Shinta mengangguk lalu membelai lembut rambut Diana

"Lo cantik, juga polos. Kasihan banget lo, semangat ya?" ujar Shinta kemudian meninggalkan Diana yang penuh tanda tanya.

***

Jam dinding menunjukkan pukul 8 malam. Sesuai ucapan Rohali dan Andhika mereka akan kedatangan tamu malam ini. Dan tepat pukul 8 malam tamu - tamu pada datang.

Diana berdiri berjejer dengan Shinta, Ines dan 4 wanita lain yang belum di kenalnya. Diana menatap tamu - tamu yang datang. Mereka semua Pria dari berbagai usia. Ada yang sudah seusia ayah Diana, ada yang masih muda bahkan ada yang sudah tua renta. Mereka duduk di kursi yang telah di sediakan oleh Rohali dan Andhika

Diana sempat menghitung jumlah tamunya, ada sekitar 12 orang. Jantung Diana berdegub kencang, sebenarnya apa yang akan terjadi di sini. Sejenak pikiran negatifnya mengelilingi isi otaknya bahwa ini adalah 'perdagangan anak - anak' namun lagi - lagi di tepisnya. Diana yakin, Rohali adalah sosok ibu yang baik.

"Oke kita mulai ya" ujar Rohali membuka suara. "Tentu bapak - bapak sudah kenal dengan anak - anak cantik saya. Ada Ines, ada Shinta, ada Vera, ada Zaskia, ada Cath, ada Yunia" mereka yang di sebutkan namanya melambaikan tangan kearah para tamu yang tersenyum penuh arti

"Lalu yang spesial apa boss?" seru salah seorang tamu kepada Andhika

Andhika tersenyum "Itu anak saya yang paling bungsu, anggota baru keluarga saya. Namanya Diana Ramoena Putri. Cantik dan di usianya yang baru 12 tahun bodynya sudah terlihat dan terbentuk, dia sexy sekali" ujar Andhika menunjuk kearah Diana. Diana hanya menundukkan kepalanya

"Dan spesialnya lagi, dia masih perawan loh bapak - bapak" ujar Rohali yang terdengar jelas oleh Diana. Diana memang masih kecil tapi dari perkataan sang Mami dia bisa cepat menangkap bahwa situasi bahaya ada di dekatnya. Bahwa ini murni perdagangan anak - anak dan dia... Sepertinya mereka mengincar keperawanan dirinya. Diana mendongak hendak kabur namun tangan Shinta dan Vera lebih cepat menahannya

"Diem lo!!" bentak Vera membuat Diana terdiam. Rohali hanya melirik Diana dan yang lain sebentar lalu kembali berlaih pada tamu - tamunya

"Kita mulai buka harga ya... Untuk Diana dulu karena dia yang spesial malam ini"

Seorang pria bertubuh besar mengacungkan tangannya "10 juta untuk Diana!" serunya membuat Rohali tersenyum

"15 juta" seru pria bertopi berbadan lebih kurus

"Saya 25 juta" ujar Pria berjas yang cukup muda sekitar usia 30 tahunan

Rohali tersenyum "Baik ada lagi yang mau menawar Diana lebih tinggi? Inget loh dia masih greess dan perawan" ujar Rohali.

Sunyi. Tidak ada yang menawar lagi. Rohali mengangguk "Baiklah kalau begitu perawan Diana jatuh kepada..."

"Saya akan bayar 100 juta !" teriak seseorang dari belakang. Semua mata menoleh. Seorang pria bertubuh kekar dengan banyak tato menghiasi lengan kekarnya. Wajahnya sangar. Di sebelahnya ada pria tua bertopi tersenyum.

"100 juta??" ujar Rohali terbelalak. Kemudian tertawa

"Baiklah Diana malam ini akan bersamamu dengan harga 100 juta" dan semua orang bertepuk tangan.

Diana gemetaran menyaksikan dirinya di lelang seperti tak punya harga diri. Pria bertato itu menghampiri Rohali dan menyodorkan selembar cek. Rohali menerimanya dengan senang hati.

Andhika mengantarkan pria itu kehadapan Diana. Diana yang sudah menangis menatap penuh harap kepada Andhika

"Sayang, malam ini kamu temenin bapak ini dulu ya.. Gak apa - apa kalau kamu belum bisa. Nanti belajar pelan - pelan, ikuti semua mau bapak ini. Kamu ngerti kan sayang?"

"Papi.. Tolong jangan jual aku.. Aku mohon"

"Anak papi sayang, kamu gak di jual kok. Beso pagi juga kamu akan ke rumah lagi. Malam ini ajah. Setelah ini kamu akan menikmati hidup barumu"

"Jangan papi.. Diana mohon" Diana menangis sesenggukan. Lalu lengan Diana yang di pegang Vera berganti dengan cekalan tangan dari pria bertato itu. Pria itu membawa Diana dengan paksa. Diana terus meraung - raung namun sekali lagi tidak ada yang peduli

Tbc

Woman (not) For SALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang