Bagian 26

6.4K 278 22
                                    

Cinta bukan tentang berapa lama kamu mengenalnya, tapi tentang seseorang yang buatmu tersenyum sejak kamu mengenalnya.
Cinta tidak harus selalu bersama, kadang kala mereka harus melepaskan cinta tersebut
Cinta mampu menghangatkan hati yang dingin, seperti matahari yang mencairkan gunung salju
-Diana & Raslan-
Menjelang Ending

Diana sudah mempersiapkan diri untuk bertemu Aslan hari ini. Velin sudah memberitahukannya, Aslan akan tiba pukul 10 pagi hari ini. Diana duduk memoleskan make up tipis dan mengganti baju rumah sakit dengan baju yang biasa dikenakannya. Dia tentu tidak mau Aslan menatapnya iba, dia ingin terlihat cantik dimata calon suami gagalnya itu. -Miris-

Tepat pukul 10, seorang perawat memberitahukan Aslan sudah tiba dan ingin menemuinya. Diana merapikan dandannya sekali lagi dan mempersilahkan Aslan memasuki ruangannya. Dadanya berdebar kenacang, sudah lebih dari 7 bulan dia tidak bertemu Aslan setelah insiden pembatalan pernikahan mereka dan kali ini pertemuan mereka kembali. Beberapa detik kemudian, sosok tubuh tegap hadir memenuhi indra penglihatannya. Pria tampan yang begiti dirindukannya. Rasanya ingin mendekap tubuh itu, menciumi aroma Aslan kembali tapi melihat tatapan tajam,dingin dan tak bersahabat menyurutkan keinginan Diana memeluknya

"Diana" Sapanya. Diana terdiam menatap Aslan, dia tersihir dengan pesona pria itu. Ada yang berbeda, Aslan tidak seperti dulu. Matanya tidak seteduh dulu yang selalu memandangnya penuh cinta dan kelembutan, matanya menatap tajam kearah Diana. Suaranya terdengar dingin dan tidak bersahabat. Raut wajah yang tegas tanpa kesan kelembutan seperti biasanya, Aslan menarik kursi dan duduk di pinggir bankar Diana

"Diana" panggilnya lagi

Diana menghela napas, menghalau segala rasa gugup di hatinya dan mencoba tersenyum

"Hai"sapanya. Tapi Aslan hanya diam menatapnya lurus

"Ada banyak hal yang perlu anda jelaskan sama saya" Diana menghela napas

"Misalnya?"

"Kehidupan lamamu, kandunganmu, penyakitmu, dan keperawananmu, juga.... Itu saja!" ujar Aslan.

Diana tersenyum "Kehidupan lamaku tentu sudah kamu ketahui dari banyak media. Untuk apa aku jelaskan lagi Slan?" Diana mendesah pelan, Aslan masih terdiam menunggu Diana bercerita

Diana tersenyum tipis "Aku adalah anak yang diadopsi oleh mereka, dan aku juga yang bekerja sebagai pelacur demi membuat mereka mendapatkan banyak uang. Kamu tentu sudah menonton beritanya di berbagai media, karena kisahku ini sangat terkenal bahkan mendunia. Masalah keperawanan, aku minta maaf karena kamu harus salah paham dengan kondisiku. Aku sudah mengalami pendarahan beberapa kali, dan saat kita melakukannya aku pun mengalami sedikit pendarahan. Hanya mungkin kamu salah tangkap, dan salahku juga yang hanya diam seolah membenarkan pemikiranmu saat itu. Aku terlalu takut jika kamu tau siapa aku, kehidupanku, dan masa laluku. Apakah kamu akan mencintai dan menikahiku? Jujur saja, kamu adalah jalan keluar aku dari dunia hitam itu. Tapi dengan penyakitku yang berbahaya ini, aku tentu tidak mau kamu menderita karena aku. Jadi lebih baik aku putuskan meninggalkan kamu. Dan well, kamu lihat buncitnya perutku ini menandakan ada kehidupan. Aku sedang hamil, dan aku yakin seyakin - yakinnya anak ini adalah anak kamu. Meski kamu tak akan percaya, itu tak apa buatku. Karena aku tidak butuh rasa percaya dari kamu, Slan. Aku siap dengan segala resikonya"

Aslan tertawa meremehkan "Bagaimana bisa kamu yakin itu anakku?" cibirnya

"Aku-"

Woman (not) For SALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang