"Ini surat penangkapan untuk Ibu"
"Tapi? Apa salah saya? Kenapa saya di tangkap? Saya tidak mencuri, merampok bahkan saya tidak membunuh siapa - siapa pak polisi, lalu kenapa saya di tangkap??"
"Saya hanya menjalani perintah, ibu akan ikut saya untuk pemeriksaan lebih lanjut"
"Tapi kalau saya di tahan anak - anak asuh saya bagaimana? Mereka belum mendapat orang tua angkat yang mengadopsi mereka"
"Dan ini juga surat penutupan secara resmi yayasan panti asuhan ini"
"Apa? Panti asuhan ini di tutup? Tapi bagaimana mungkin? Apa yang salah? Anak - anak bagaimana?"
"Ibu tenang saja, mereka akan dipindahkan ke Panti Asuhan milik pemerintah. Mari ikut kami"
"Tapi pak.."
"Bawa dia"
"Eh baik - baik saya ikut. Tidak udah menyeret - nyeret saya, saya bukan seorang kriminal!"
Polisi itu tersenyum penuh arti lalu menggiring Rita menuju mobil polisi. Banyak warga Bandung yang berkerumunan di depan panti asuhan yang akan ditutup itu. Mereka semua saling berbisik membicarakan Rita yang ternyata seorang mucikari bertampang dan bersikap bagai malaikat.
"Ibu Velin" sapa seorang polisi yang tadi sudah menemui Rita di dalam. Velin tersenyum
"Terima kasih atas informasinya, tanpa bukti - bukti dari ibu kami tidak bisa menguak perdagangan anak dengan mudah seperti ini"
Velin mengangguk "Saya hanya menjalankan amanah dari teman saya, yang sudah menjadi korban"
"Kami akan mendalami kasusnya, dan mencari orang - orang lain yang terlibat"
Velin tersenyum "Bapak bisa mulai dengan ibu Rohali dan Andhika yang membeli anak - anak dari Ibu Rita. Lalu dari Rohali juga yang mengarahkan mereka menjadi pelayan nafsu laki - laki hidung belang"
Polisi itu mengangguk paham "Sebenarnya kami sudah mencium hal yang aneh dari panti asuhan ini, tapi kami tidak bisa bertindak. Selain tidak ada yang mengeluhkan, kurangnya barang bukti membuat kami harus mengintai jarak jauh saja untuk mendapat bukti - bukti"
"Iya pak, saya harap mereka bisa ditindak dengan seadil - adilnya. Karena wanita bukan untuk dijual. Mereka bukan barang yang bisa di Sale seenaknya saja. Walaupun mereka tidak memiliki orang tua, bukan berarti mereka tidaj bisa memiliki masa depan yang cerah"
"Iya dokter Velin. Terima kasih banyak atas kerja samanya. Kami akan mengabari dokter secepatnya untuk hadir di persidangan menjadi saksi"
"Baik pak. Terima kasih"
Velin menatap nanar bangunan tua yang menjadi tempat berteduh dan berlindung anak - anak yang tidak memiliki orang tua, anak - anak itu berhak mendapat tempat yang jauh lebih layak tentunya dengan masa depan lebih cerah lagi.
"Permisi dok" Velin menoleh menatap wanita paruh baya tapi masih terlihat cantik
"Iya ibu ada apa?" tanya Velin. Wanita itu tersenyum
"Ini dokter yang melaporkan ya?" tanyanya pelan. Velin mengangguk. Wanita itu nampak khawatir raut wajahnya sedikit panik
"Ada apa bu?"
"Saya bingung, bagaimana nasib keponakan saya yang dulu sempat saya titip di panti asuhan ini" ujarnya pelan
"Sudah lama bu menitipkan keponakannya?" Wanita itu mengangguk pelan
"Saya lupa, kira - kira 15 tahunan lebih. Saya gak ingat. Apa dokter tau dimana para korban perdagangan anak ini?"
Velin menghela napas "Tidak bu, saya tidak tau seberapa banyak anak yang sudah diperjual belikan oleh ibu Rita. Saya juga tidak tau anak - anak itu di Jual untuk menjadi pelacur atau di adopsi keluarga baik - baik"
Wanita itu menghela napas sedih, dia menunduk dalam "Saya menyesal telah menitipkan keponakan saya di sini. Dulu, dia kehilangan ayah dan neneknya. Ibunya meninggalkan dia sebatang kara. Saya ingin mengasuhnya, tapi suami saya tidak mengijinkan karena kondisi ekonomi kami tidak bisa membiayainya. Saya pikir dia sudah hidup tenang dengan orangtua yang telah mengadopsinya. Tapi mendengar kasus ini, saya jadi was - was" terangnya. Velin hanya terdiam
"Kebetulan beberapa waktu lalu, ibu dan ayah tirinya datang mencarinya. Saya benar - benar merasa bersalah" ungkapnya lagi. Velin masih diam mendengarkan ibu itu
"Dokter, siapa yang memberitahu dokter bahwa di sini adalah tempat jual beli anak?"
"Pasien saya bu, kebetulan dia salah satu korbannya. Saya dan dia tidak mau ada korban lainnya" wanita itu mengangguk
"Ya sudahlah dok, saya hanya bisa berdoa agar dia baik - baik saja"
"Iya ibu, jika nanti ada info saya akam beritahu ibu. Boleh tau namanya?" Ibu itu merogoh sakunya mengeluarkan sebuah foto yang sudah lecek kemudian memberikannya pada Velin
"Dia gadis yang cantik dan periang, namanya Diana. Saya gak tau bagaimana rupanya yang sekarang"
"Namanya, Diana?"
"Diana Ramona Putri"
.
.
.
."Gak!! Lepaskan saya!!! Saya ga bersalah!!!"
"Lebih baik diam saja!! Jangan berteriak!!"
"Lepasiin saya pak!! Saya ini korban fitnah!!"
"Jelasin saja nanti di pengadilan!!"
"Lepas!!!! Saya ini gak salah!! Suami saya sekarat, dia butuh saya!!"
"Diam deh, berisik banget!!"
"Udah deh Rohali, gak usah teriak - teriak gitu"
Rohali berbalik dan memandang Rita dengan tatapan tajam lalu menghampirinya dengan emosi "Kenapa kamu sangkut pautkan aku hah??"
"Karena aku juga ditangkap!"
"Itu kan kesialan buat lo! Ngapaiin ngajak gue??"
"Biar ada temen ajalah!" jawabnya singkat
"Sialan!! Jangan sangkutin gue dalam masalah lo!!"
Rita tertawa "Lo kan beli anak - anak yang gue jual, terus lo jadiin mereka pelacur. Lo pikir lo benar??"
"Diam lo!! Kita ga usah ngurus bisnis masing - masing!! Arrghh.. Sialan lo!!"
"Bisnis kita itu saling terkait. Terus gue harus dipenjara sendiri, sementara lo bebas gitu??? Gak bisa!"
"Brengsek lo!!"
Bugh!!
Rohali menyerang Rita membabi buta. Rohali memuku kepala Rita dengan keras, lalu membenturkan kepala Rita berkali - kali ke dindinh penjara. Awalnya Rita berusaha melawan namun seketika Rita terdiam tak melawan apalagi berteriak. Rohali berhenti membenturkan kepala Rita saat melihat banyaknya darah di tangannya. Rohali bangkit menjauhi tubuh Rita yang sudah tak sadarkan diri
"Ri-Rita..." lirihnya pelan
"Hei!! Kalian apa - apaan ini hah??" dua orang polisi berbadan tegap membuka pintu sel dan memisahkan Rohali dari Rita
"Gawat pak, Rita sudah tidak bernafas"
"Apa? Bawa ke rumah sakit segera!!" Rohali terdiam saat mendengar ucapan polisi itu
"Kamu!! Kamu sudah menjadi mucikari, dan sekarang menjadi pembunuh? Wanita biadap!!" ujar polisi itu yang kemudian mendorong tubuh Rohali hingga tersungkur menguncinya dalam sel sendirian.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman (not) For SALE
RomancePerjalanan penuh liku dan kepahitan di alami Diana. Sejak kecil Diana yang telah di adopsi keluarga yang menjual keperawanannya demi mendapat sejumlah uang, memaksanya menjadi pelacur murahan yang bisa di gilir seenaknya. membuat Diana harus menangu...