Bagian 18 (21++)

11.8K 239 6
                                    

"Oughhh..." rintih Diana peluh sudah membasahi badannya saat menunggangi tubuh Andhika

"Aahh faster .. Ahhh... Enak banget sumpah" teriak Diana. Dia berusaha memberikan servis terbaiknya pada Andhika, Diana bergerak liar di atas tubuh Andhika. Menggoyangkan pantatnya, menekan kejantanan Andhika agar semakin masuk ke dalam. Andhika merasakan sensasi kenikmatan berhubungan dengan Diana, matanya terpejam, dengan bibir menganga. Diana tau, Andhika sangat menikmatinya. Bukan hal baru bagi Diana, bahwa Rohali bukan tiper perempuan yang 'nakal' di ranjang, sementara Andhika memimpikan permainan yang liar.

"Uuh ahhh Diana... Ahh"

"Ayo papi ahhh... Sshhh.. Uuh"

"Diana.. Pompa lebih cepat! Papi mau keluar"

"Iyah papii" Diana menggoyang pantatnya memutar, memijit kejantanan Andhika yang berada di dalamnya, meremasnya membuat Andhika semakin keenakan dan menumpahkan jutaan sel spermanya ke dalam rahim Diana. Diana tersenyum miring

Diana bangkit dari atas tubuh Andhika membiarkan cairan putih kental itu meleleh kepaha dan kakinya. Diana berjongkok dan mulai memasukkan kejantanan yang masih tegak Andhika ke mulutnya, menghisapnya, menjilatinya agar sisa - sisa cairan kewanitaan dan spermanya bersih. Andhika mendesis saat mendapatkan blowjob Diana. Diana mengemut kejantanan yang tak kunjung mengecil itu dengan lembut, jari lentik Diana meremas dua telor yang menggantung milik Andhika. Meremasnya dengab lembut, sesekali di hisapnya

"Uuhh Diana.. Nikmat sekali.. Sedotannmu mantap Diana" Erang Andhika. Diana terus merangsang kejantanan Andhik, hingga Diana sadar bahwa batang itu sedikit membesar mungkin sebentar lagi akan menyemprotkan cairan panas. Diana menghentikan kegiatannya, Diana merangkak ke atas tubuh Andhika, menyodorkan dua bukit kembar kebanggannya pada 'ayah angkatnya' itu

"Papii.. Isepin putingku ahh" desah Diana. Andhika merangsek merebahkan tubuh Diana dan mulai menciumi kedua bukit indah yang padat itu. Menghisapnya dengan ganas hingga menimbulkan bercak merah

"Ssshh nikmatnya... Isepin vaginaku papi" pinta Diana. Andhika menurut dan mulai memainkan lidahnya di area kewanitaan Diana. Andhika menyukai ini, dari dulu dia begitu ingin menikmati aroma khas vagina wanita. Hanya saja. Rohali tidak 'senakal' itu. Rohali suka percintaan yang biasa - biasa saja yang cenderung membuat Andhika bosan.

"Uuhh gelii sayangg" rintih Diana dengan mengangkat pantatnya lalu menekan kepala Andhika agar lebih dalam menghisap klitorisnya

"Uuh akuu mau sampaii... Henntikaaannn ahh...." Diana menarik kepala Andhika, dia bosan bermain - main. Bosan berpura - pura akan orgasme. Karena hanya Aslan yang akan membuatnya benar - benar keenakan.

Andhika membalikkan tubuh Diana, perut Diana diangkat dan Andhika siap untuk memasukkan senjata tempurnya lagi. Andhika meminta Diana bercinta dengan gaya menungging. Sebelum benda pusaka Andhika melesak masuk ke dalam lubang hangat Diana, Andhika menepuk dua bongkahan pantat Diana

"Ssshh... Masukiin pii ahh.." pinta Diana. Andhika memasukinya dan memompa dengan ritme pelan. Diana mengimbangi permainan Andhika dengan menggoyangkan pinggulnya lalu mendorong ke belakang agar benda pusaka melesak lebih dalam mengaduk - aduk rahim Diana. Diana mendesis kala benda pusaka itu masuk semakin dalam. Andhika menengadahkan kepalanya, matanya terpejam dengan pantat yang terus maju mundur seperti lagu Syahrini. Beberapa menit berikutnya, gerakan Andhika semakin cepat remasan tangannya pada pantat Diana semakin menguat

"Ooh aahh uuh... Diana... Papi mau keluaar ahh sshh.." dan sekali sentak semburan hangat membanjiri rahim Diana. Diana tersenyum lalu merebahkan dirinya di sebelah Andhika, mengecup dada telanjanh Andhika kemudian memeluknya erat. Mereka tertidur karena kelelahan.

Diana terbangun saat nyeri di bagian kewanitaannya. Diana melirik ke sebelahnya menatap Andhika yang tertidur pulas. Katakanlah dia wanita licik yang jahat, tapi hanya seperti ini dia bisa membagi penderitaan dengan para manusia yang sudah menghancurkan hidupnya. Jika orang lain punya masa lalu tapi mereka pun bisa memiliki masa depan, tapi Diana tidak. Dia memiliki masa lalu yang kelam dan tidak memiliki masa depan. Itu semua karena dua manusia yang berkedok sebagai orang tua asuhnya.

Diana mengelus rambut Andhika dengan sayang, mengecupi pipi Andhika membuat Andhika mengeliat dan membuka matanya. Andhika tersenyum manis kearah anak asuhnya itu. Sementara Diana sudah mengerling manja.

"Mandi yuk papi.." ajaknya

"Mau papi mandiin??" tanya Andhika mengelus punggung telanjang Diana. Diana mengangguk dengan tatapan nakalnya. Lalu dengan posisi bridal style, Andhika mengangkat tubuh telanjang Diana. Lalu mereka kembali merenggut kenikmatan duniawi hinggaa malam menjelang. Mereka hanya berhenti saat perut mereka lapar. Andhika seolah melepaskan apa yanh selama ini dipendam, sementara Diana dengan senang hati memberikan pelayanan untuk Andhika. Berkali - kali sanggup di berikan Diana. Tentu mereka akan menikmati sex selama 3 hari kedepan sebelum Rohali kembali dari liburannya. Baru kali ini Diana menikmati pekerjaannya. Menyenangkan harus berbagi rasa sakit itu.
.
.
.
.
Rohali membelalak saat Diana menyampaikan bahwa dia akan berangkat ke Australia dan membatalkan rencana pernikahannya.

"Apa - apaan sih kamu??" bentak Diana. Andhika hanya diam di sebelah Rohali

"Maaf ya mami. Tapi ini pilihanku" ujar Diana tegas tak terbantahkan

"Kamu berani lawan saya, hah?"

"Maaf mami. Tapi mohon mengertilah" ujar Diana lagi

"Gak bisa Diana! Saya ga ijinkan kamu pergi kemanapun!" ujarnya lagi. Diana mengangkat bahunya cuek dan melangkah meninggalkan Rohali yang masih menggeram kesal. Baginya apapun hukuman yang diberikan Rohali tak akan membuatnya takut atau merasa lemah lagi. Toh hidupnya sudah diambang kehancuran dan tidak ada pilihan lagi.

"Sudahlah mami, ga usah di paksakan" ujar Andhika dengan meremas bahu Rohali. Sebenarnya Andhika begitu ingin menikmati tubuh indah Diana tapi mengingat ada Rohali sebaiknya dia mengurungkan niatnya.

"Kita kehilangan tambang emas papi!!" desah frustasi Rohali. Andhika tersenyum tenang

"Sudahlah.. Sebaiknya kita bercinta.. Aku merindukanmu sayang" bujuk Andhika yang diiyakan oleh Rohali. Diana yang melihat kedua orang tua asuhnya akan melakukan percintaan hanya tersenyum senang. Baginya misinya kali ini berjalan lancar. Dan sebentar lagi semua akan hancur, hancur di tangannya.

Tbc

Woman (not) For SALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang