Bagian 19

7.9K 237 8
                                    

Widha duduk di hadapan Velin dengan di sebelahnya Ning mendampingi. Velin masih terdiam tanpa berniat memulai pembicaraan

"To the point saja ya jeng, saya meminta Velin datang kemari hanya ingin menanyakan sesuatu hal" ujar Widha. Ning mengangguk perkataan sahabatnya.

"Ada apa to?" tanya Ning ingin tahu. Widha menghela napas, dia akan membuka aib keluarganya di depan salah satu sahabat terpercayanya

"Aslan batal menikah" lirihnya pelan

"Lah, kenapa ?" Widha nampak kaget sementara Velin bersyukur dalam hati meskipun ikut merasa kasihan pada Aslan dan Diana

"Calon mantuku membatalkan pernikahan yang tinggal 2 hari lagi" jawab Widha dengan tertunduk lesu

"Lalu hubungannya dengan Velin?" tanya Neng yang bingung dengan undangan Widha untuk datang ke rumahnya siang ini.

Widha menatap Velin lekat "Diana pasien kamu kan Velin? Apa Diana hamil?" Velin terdiam, dia cukup kaget mendengar pertanyaan Widha padanya. Apa yang harus dijawabnya?

"Kalau dia hamil, apa kamu tau siapa ayah nya? Dan apakah ini penyebab dia membatalkan pernikahannya dengan Aslan?" tanya Widha lagi. Velin terdiam, Neng menyikut lengan Velin

"Beritahu to tante Widha apa yang sebenarnya terjadi. Biar semuanya jelas Velin kalau kamu tau sesuatu nduk" ujar Neng. Velin menatap ibunya dan mengangguk

"Maaf tante, sebenarnya bukan kapasitas saya memberitahu keadaan Diana. Diana pasien saya, dan sudah menjadi rahasia saya dan Diana tentang kondisi Diana"

Widha melotot "Saya dan Aslan berhak tau tentang kondisi Diana. Apakah Diana meninggalkan anak saya karena hamil laki - laki lain??"

Velin menghela napasnya pelan "Bukan karena laki - laki lain sih tante, mungkin saja ada tapi saya juga ga bisa memastikan"

"Velin jangan main tebak - tebakan dengan saya" geram Widha

"Sabar Dha, anak saya itu sudah bersumpah tentang kode etik seorang dokter" ujar Neng menengahi

Widha menggeleng "Kalian gak akan paham, bagaimana perasaan Aslan ditinggal begitu saja tanpa penjelasan. Lalu, semua ini membuat kami malu" ujar Widha

Velin menundukkan kepalanya bimbang apa yang harus di lakukannya. Setidaknya sebelum memberitahu kepada Widha dia harus tau dulu penyebab Diana seperti ini. Agar semua menjadi jelas, Widha dan Aslan tidak akan menyalahi Diana atas apa yang terjadi. Velin bisa melihat beban berat yang dipikul Diana.
.
.
.
.

Velin tersenyum saat melihat Diana duduk menunggunya "Hai" sapanya hangat. Diana hanya melirik sekilas sampai Velin duduk di kursinya

"Apa kabar Diana?" sapanya hangat

"Menurutmu bagaimana kabarku yang gagal menikah karena virus sialan ini?" ujar Diana ketus. Velin mengangguk paham

"Buruk. Sangat buruk. Aku tau, tapi sebagai teman Aslan..."

"Ya tak usah di sebutkan namanya! Aku sudah paham" potong Diana. Velin tertawa sekilas

"Bagaimana kondisimu? Seminggu tak ada kabarnya, kemana saja?"

"Aku sibuk. Kamu pikir aku tak banyak pekerjaan?" jawab Diana dengan nada ketus.

"Ya ya.. Aku paham. Sibuk apa sih?" tanyanya kepo. Diana geram dan menjawab dengan nada dingin

"Menata hati karena batal menikah, puas?" Velin semakin gemas dengan Diana. Dia mengangguk saja

"Ayo aku periksa" Diana mengikuti langkah Velin dan merebahkan diri d atas tempat tidur pasien. Velin mulai men USG perut Diana pemeriksaan awal

"Diana.." panggil Velin pelan. Diana menoleh

"Apa kamu sedang hamil?" tanya Velin. Diana hanya menatapnya bingung

"Gak Diana. Kamu beneran sedang hamil" seru Velin

"Apa?" Diana kaget bukan kepalang. Masalahnya jika dia hamil apakah anak nya itu ikut terkena virus? Atau yang lebih parah... Siapa ayahnya? Aslan atau Andhika?

"Menurut perhitungan kehamilan kamu, kamu sedang hamil 4 minggu Diana" ujar Velin. Diana kembali terdiam, 4 minggu? Sementara dia dan Andhika baru berhubungan badan dua minggu lalu sebelum acara pernikahan mereka. Jadi, ini anaknya dengan Aslan? Dan yang menjadi pertanyaannya, jika saat bersama Andhika dia sedang hamil harusnya janin itu gugur, kan Andhika sudah menyemprotkan spermanya berkali - kali. Itu sudah pasti membuat janin tidak akan bertahan. Setahu Diana, sperma adalah obat penggugur janin paling kuat karena banyak mengandung.... Entahlah Diana lupa. - Author juga lupa-

"Janin kamu dalam kondisi lemah. Astaga selamat ya Diana?" ujar Velin dengan senyumnya. Lalu dia kembali duduk di kursinya

Diaja bangkit dan berjalan mendekati kursi di hadapan Velin "Dok.."

Velin mendongak "Kenapa Diana?"

"Apa bayi saya akan tertular...."

Velin mengerti kekhawatiran Diana, sebenarnya dia juga khawatir dengan perkembangan janin itu. Entah harus di gugurkan atau tidak. Tapi janin itu berhak hidup kan? Ada 20% kemungkinan dia tidak tertular. Berarti masih ada harapan kan?

"80% kemungkinan Janin ibu yang terkena HIV akan terkena virus itu juga. Tapi masih ada perkiraan 20% bahwa janin itu bebas Virus itu. Saran saya, janin itu berhak hidup Diana. Jadi biarkan dia berkembang. Nanti setelah lahir kita akan lakukan pemeriksaan apakah dia tertular atau tidak"

"Kalau tertular? Berarti dia akan mati bersamaku?"

Velin tertawa pelan "Hidup mati urusan Tuhan Diana, jangan mendahului Tuhan. Tuhan tau yang terbaik untuk kita, umatnya" Diana memalingkan wajah, dalam hatinya dia sendiri meragukan, apakah Tuhan memberinya yang terbaik? Sepanjang hidupnya dia hanya menjadi sampah.

"Kalau boleh saya tau, siapa ayahnya?" tanya Velin pelan, ada rasa penasaran di diri Velin

Diana mengangkat kepalanya "Apa aku harus bicara jujur padamu?" Velin tersenyum

"Tidak, itu urusan pribadimu. Tugasku hanya membantumu bangkit, sembuh dan kembali menjalani kehidupanmu" Diana hanya terdiam mendengar ucapan Velin

"Diana, aku bisa menjadi sahabatmu. Mendengar semua keluh kesahmu. Mungkin dengan berbagi keadaan kamu bisa lebih baik, tidak setres. Karena jika kamu setres kamu bisa semakin parah" terang Velin. Diana masih diam

"Saya akan keruang perawatan sekarang" ujar Diana tanpa peduli perkataan Velin, Velin mengangguk dan menatapnya dalam. Sebelum Diana keluar dari ruangan Velin, Diana berbalik

"Ohya dok, ada baiknya saya memberitahu siapa ayah janin saya. Karena umur manusia tidak ada yang tahu, jika saya memendam rahasia ini seorang diri. Siapa yang akan menceritakan kisah saya pada anak saya, dan bagaimana dia tau rupa ayahnya kelak" ujar Diana. Kini Velin yang terdiam

"Ayah anak saya, dia Aslan. Raslan Mahendra. Mantan calon suami saya"

"Hah? Apa?" Velin terkejut

"Jaman sekarang sudah canggih dok, kalau ragu dengan perkataan saya silahkan saja, tes DNA anak saya nanti" ujar Diana dengan tersenyum

Tbc

Woman (not) For SALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang