Bagian 15 (21++)

10.7K 201 11
                                    

Aslan beralih dari bibir Diana. Puas melumat lembut bibir mungil rasa strawbery itu, kini Aslan menyesap aroma bunga melati dari leher jenjang Diana. Diana memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan lembut Aslan. Aslan menjilat pelan leher Diana. Membuat Diana mengeluarkan erangan kecil. Tangan Aslan meraba baju terusan yang dikenakan Diana. Diangkatnya rok itu hingga pangkal paha Diana, Aslan meraba paha halus Diana dengan lembut. Membuat getaran hebat dalam tubuh Diana

Ini bukan pertama kali Diana merasakan foreplay, dia adalah gadis yang sudah berkelana menyelami surga dunia. Tapi semua itu terasa hambar, tidak seperti sekarang. Rasanya ada aliran listrik setiap kali Aslan menyentuh tubuhnya. Jantunh Diana berdebar - debar menanti sentuhan apa yang akan dilakukan Aslan. Ya, bisakah ini dibilang cinta? Diana merasakan nikmatnya permainan Aslan.

Entah berapa lama Diana melamun menikmati cumbuan lembut Aslan, kini dirinya dan Aslan sudah sama - sama telanjang bulat. Aslan sepertinya begitu ahli melucuti semua pakaian Diana. Kini, Aslan tidak lagi bermain atas. Ciumannya sudah merangkak turun kebawah, mencari dua bukit indah dengan ukuran yang bisa dikatagorikan besar. Pantas saja, jika Diana begitu sexy dan menawan. Aslan bisa memperkirakan ukuran bra Diana, 36c. Cukup besar kan dengan tubuh langsing Diana. Payudara miliknya pun begitu menggoda, berwarna merah muda, padat dan berdiri tegak. Diana cukup rajin menjaga tubuhnya agar terlihat selalu sexy dengan berolahraga. Dalam hati, Aslan merasa bangga mendapatkan Diana. Wanita cantik luar dalam, tubuhnya indah dan mempesona. Aslan tersenyum saat melirik Diana mendesah dengan memejamkan matanya. Aslan semakin bersemangat memainkan lidahnya di atas puting payudara Diana, menghisapnya, menjilatnya dan menggigitnya kecil.

Bangga, karena hanya dia yang mampu membuat Diana mendesah dan hanya dia yang melihat kemolekan tubuh Diana yang indah. Begitulah pikiran Aslan.

Aslan meraba area kewanitaan Diana yang sudah terbebas dari kain segitiganya. Area bawah sana sudah basah, menandakan bahwa Diana sudah cukup siap menerima tahap berikutnya. Tapi, Aslan tak ingin menikmati sajian utamanya dalam waktu cepat. Dia ingin calon istrinya puas bercinta dengannya. Jari Aslan mengelus klitoris Diana, membuat Diana semakin mendesah kuat. Tubuhnya melengkung keatas saat satu jari Aslan masuk kedalam lubang kewanitaannya.

Diana meremas sprai saat jari  Aslan bergerak lebih cepat mempermainkan kewanitaannya. Hanya satu jari, tapi mampu membuat Diana mendapatkan orgasme pertamanya. Sungguh menakjubkan, berapa banyak pria yang diajaknya merenggut kenikmatan? Tapi tak satupun Bisa membuatnya mendapat orgasmenya. Hanya Aslan, hanya Aslan yang mampu membuainya dengan lembut. Menikmati percintaan dengan bumbu cinta di dalamnya.

Aslan membuka paha Diana lebar. Diana masih memejamkan mata menikmati sisa - sisa orgasmenya. Aslan tersenyum puas melihat Diana menikmati permainan amatirnya. Kini Aslan akan mengajak Diana merengkuh kenikmatan dunia. Aslan menggesekkan kepala batang kelelakiannya di depan lubang kewanitaan Diana. Perlahan Aslan memasukkan kepala juniornya ke dalam lubang sempit Diana. Seketika Diana membuka matanya menatap Aslan yang sudah memasukkan setengah juniornya

"Aslan! Apa yang kamu lakukan??" tanya Diana dengan pandangan tajam

"Maaf sayang aku tidak bisa menahannya. Mari kita.. Menikmati malam kita " ujar Aslan mencium Diana. Diana mencoba melepaskan penyatuan mereka bukan karena tidak menginginkannya, Diana sangat ingin tapi Diana tau resiko apa yang akan di alami Aslan bila berhubungan dengannya. Diana bergerak kekanan kekiri tapi Aslan salah tanggap, dia mengira Diana sedang mengimbangi permainannya

"Please Aslaan... Aahhh.. Hentnn..tikaann ahh..." desah Diana yang mulai keenakan dengan gerakan lembut Aslan

"Tak apa sayang aahh.. Kita akan menikah.. Ahh.. Nikmat sekali.. Kamu menjepitku sayang.. Kamu rapet sekali" desah Aslan.

"Oh.. Aslan.. Ahh.. Jangaan ahh.." desah Diana. Aslan semakin mempercepat gerakannya. Diana tau, Aslan akan segera menemui pelepasannya tanpa di pungkiri, dirinya pun akan mendapat orgasme berikutnya

"Diana.. Ahh.. Aku mencintaimu.. Sayanagg aahh..." Diana merasakan semburan hangat di dalam rahimnya, tubuhnya mengejang dan dirinya pun mendapat pelepasannya. Aslan mengecupnya dengan sayang.

"Terima kasih Diana"

.
.
.
.
.
Widha berjalan dengan anggun memasuki rumah besar milik keluarga Djayanegara. Bukan untuk bertamu tapu mengadakan arisan para ibu - ibu sosialita. Widha menghampiri ibu - ibu itu dan mulai merumpi bersama.

"Velina pulang" suara merdu seorang wanita menghentikan kegiatan rumpi para ibu - ibu itu. Ning Djayanegara selaku ibunya menghampiri putri cantiknya

"Hei ibu - ibu, ini kenalin putri bungsuku. Velina Djayanegara" ujarnya kepada para anggota the mother squad. Para ibu - ibu sudah pada mengomentari kecantikan Velina. Diantara para ibu - ibu itu, Velina paling mengenal Widha. Selain ibu Widha teman dekat ibunya, ibu Widha adalah mantan calon mertuanya.

"Hai tante" sapa Velina yang mengambil tempat duduk di sebelah Widha

"Aduh Velin, makin cantik aja. Udah besar pula" Velin tersipu malu. Mencium kedua pipi Widha

"Tante apa kabar? Om apa kabar?"

"Kita baik kok, kamu gak nanya kabarnya Aslan?" Velin tersenyum simpul.

"Velin dengar Aslan mau nikah ya tante?" Widha menampakkan wajah sumringahnya

"Iyah, Aslan mau nikah. Kamu kapan nyusul?" Velin berusaha tersenyum meski ada sesuatu yang menyayat hatinya

"Nanti saja tante, belum nemu jodohnya" -saya maunya nikah sama Aslan tante- ujar Velin

"Padahal kita rencananya mau jodohin Velin sama Aslan loh, tapi kalian malah pada sibuk sendiri nyari jodoh, iya toh jeng?" ujar Ning tiba - tiba. Widha mengangguk mengiyakan

"Iya tu loh, Velin nunggu apaan lagi sih? Kuliah sampai S2 udah kelar juga loh. Mau cari suami yang kaya apa sih?"

-yang kaya Aslan boleh gak tante?- "Ish, Velin bukan maksud milih - milih. Cuma belum ketemu yang klik ajah" Widha dan Neng sama - sama tertawa mendengar jawaban Velin.

"Bu, tante Velin ke atas dulu ya? Cape eh.." ujar Velin saat ingin berpamitan dengan Widha.

"Iya sayang. Velin besok tante mampir ya? Mau bawain undangan" ujar Widha lagi yang dijawab dengan senyuman oleh Velin lalu pergi meninggalkan sekumpulan ibu - ibu yang membua kolasi 'The Mother Squad' katanya sih mereka pecahan dari mahmud sosilita geng Girl Squad'nya Nia Ramadhani.

Tbc

Woman (not) For SALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang