01

294 14 84
                                    

Suatu pagi yang cerah…

Suasana SMA St. Valiant sangat ramai. Hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru. Banyak murid berkerumun di depan papan pengumuman, mencari nama mereka di daftar yang tertempel disana. Beberapa murid tampak memekik kegirangan kala melihat nama mereka dan teman dekat mereka berada di kelas yang sama, beberapa juga tampak kecewa karena ditempatkan di kelas E atau tidak sekelas dengan kawan mereka. Murid-murid baru berkumpul di sisi berbeda dengan murid kelas dua dan kelas tiga, mereka juga mencari nama mereka di daftar. Beberapa tampak berkenalan dengan teman baru, atau ada yang bercanda dengan teman lama mereka.

“Chiru-Chan, kita sekelaaaasss!” Shoki memekik dan merangkul Chiru penuh kebahagiaan. Chiru juga memekik senang, mereka melompat-lompat bahagia seperti anak kecil. “Aku juga senang sekali bisa bersama Morohoshi-Kun,” Chiru memekik senang, “kita memang ditakdirkan untuk bersama, kan? Aku yakin Dewa pasti yang mempertemukan kita lagi.” Shoki dan Chiru kembali berpelukan, mereka terlihat tidak canggung menunjukkan kemesraan mereka.

Tak jauh dari mereka, terlihat Sanada dan Yasui hanya sweatdrop memperhatikan tingkah dua orang itu. “Mereka sudah bertemu setiap hari, lalu kenapa mereka seantusias itu?” tanya Yasui. Sanada hanya menghela napas, dia mengendikkan bahunya dan kembali mengajak Yasui menyingkir dari kerumunan. “Hanya mereka yang tahu kenapa mereka seantusias itu,” ucap Sanada, “kita, yang belum punya pacar, tidak akan mengerti apa yang mereka rasakan.”

Yasui hanya bergidik, dia jujur saja jijik dengan romantisme berlebihan seperti itu. “Ngomong-ngomong, dimana Sora-Chan? Tidak biasanya dia datang terlambat,” Sanada celingukan, Yasui menoleh dan berucap, “Panjang umur. Tuh, dia ada disana.” Yasui menunjuk ke sebuah arah. Tampak seorang gadis berambut ikal panjang sedang berbicara dengan murid lain, dari penampilan mereka sepertinya itu murid baru. Gadis itu menoleh, dia tersenyum dan berjalan menghampiri Yasui serta Sanada. “Kita sekelas lagi, hm?” sahut gadis itu, “aku, kalian, Morohoshi-Kun, Chiru-Chan, Kouchi-Kun, Shigeoka-Kun, dan Tanaka-Kun.”

“Kau tidak bosan sekelas dengan kami, Sora-Chan?” tanya Sanada.

“Sebenarnya bosan, terutama denganmu,” Sora menoyor kepala Sanada, “aku bersamamu sejak SD, dan kita hampir setiap tahun sekelas, kecuali saat kelas dua SMP. Bahkan walaupun tidak sekelas, aku masih saja bersamamu di jam istirahat.” Sora terdiam, dia lalu tertawa dan duduk diantara dua pemuda itu. “Tapi kalian juga yang selalu mengusir kebosananku,” ucap Sora tersenyum, “itu sebabnya aku baik-baik saja meskipun bertemu dengan kalian lagi.”

“Gombal,” dengus Yasui, Sora berdecak dan membuang muka. “Ah, kudengar mereka terbagi menjadi dua,” ucap Sora, “sebagian di kelas A, sisanya di kelas B.”

“Siapa?” tanya Yasui.

“Tentu saja anak-anak tahun kedua,” jawab Sanada, “adikmu dan kawan-kawannya.”
*
Kelas 2-A…

Taiga mendengus, dia menatap kesal kearah Haru dan Hokuto yang sibuk beradu jempol di dekatnya, dengan Kai menjadi wasit. Taiga tidak mengerti, kenapa dia seakan tidak bisa lepas dari Haru dan Hokuto. Ayolah, mereka selalu sekelas sejak TK, Taiga bosan melihat wajah mereka setiap hari. Taiga sudah berharap mereka bertiga akan berbeda kelas, tapi entah kenapa Dewa seakan enggan mengabulkan doanya. Dan yang lebih membuat Taiga kesal, dua anak itu sekarang malah mengabaikannya dan asyik bermain sendiri. “Oi, kalian kenapa asyik bermain sendiri, sih?” Taiga memprotes, “ini hari pertama, setidaknya lakukan sesuatu yang mengesankan.”

“Tidak ada yang mengesankan kecuali kau mengisi hari pertamamu dengan mengerjai guru baru atau mengusili murid kelas satu,” jawab Haru tanpa menoleh, “kau, kan, tidak mau melakukannya, jadi kau nikmati saja hari pertama ini tanpa kesan.”

Love, Love, Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang