Chika berdiri di bawah pohon, dia terus menoleh kearah jalanan. Chika menghela napas, dia menatap jam tangannya dengan cemas. Sejak dua jam lalu, Chika berdiri disana menunggu Yudai. Tapi kenapa Yudai tidak datang juga? Masa iya Yudai lupa kalau dia dan Chika akan jalan-jalan? Chika sudah mencoba menghubungi Yudai, tapi tetap tidak ada jawaban. Chika menghela napas, dia mulai menggerak-gerakkan kakinya yang terasa pegal. Chika menunduk lesu, dia berpikir kenapa dirinya selalu tidak beruntung soal percintaan. Saat menyukai Taiga, Taiga tidak pernah bersikap baik kepadanya. Sekarang, saat dia mulai membuka hatinya untuk Yudai, dia juga seakan sulit ditemui.
“Aaaahhh, kalian memang tidak setia kawan.”
Chika menoleh, dia termangu melihat Taiga berdiri tak jauh darinya. Taiga terlihat mengomel dengan seseorang yang meneleponnya. “Pokoknya aku tidak mau tahu, kalian harus membelikanku oleh-oleh atau kuhajar kalian,” ucap Taiga, dia menoleh dan terdiam kala bertatapan dengan Chika. “Ya sudah,” ucap Taiga, dia memasukkan ponsel ke saku jaketnya dan menghela napas lalu berjalan begitu saja melewati Chika. Chika kembali menunduk, sepertinya dia benar-benar tidak beruntung soal percintaan. Sekarang Taiga bahkan mengabaikannya, yah kalau itu sih Chika yakin Taiga lega karena dia tidak terganggu lagi. Chika menoleh, dia kembali menunggu Yudai datang.
Hm?
Chika menoleh, dia tersadar ada sekelompok anak laki-laki yang memperhatikannya dari dekat air mancur. Penampilan mereka terlihat seperti preman, yakuza amatiran kalau kata Haru. Tatapan mereka juga terlihat menyelidik. Chika berdehem, dia kembali membuang muka. Chika ingat dengan pesan Haru dan Kaede, kalau ada orang-orang seperti mereka Chika harus terlihat berani dan tenang. Chika melirik, dia mulai gelisah karena orang-orang itu masih saja memandanginya seperti kucing memandangi ikan. Seram sekali. ‘Senpai, cepat datang, dong,’ batin Chika gelisah, ‘apa aku pergi saja, ya? Pergi saja deh.’ Chika menghela napas, dia langsung menyingkir dari tempat itu.
“Hei, Nona.”
Chika mendadak berhenti, dia melirik mereka yang sekarang mengerumuni Chika. “Sepertinya kau sendirian,” ucap seorang laki-laki berjaket hitam, dia memandangi Chika seperti scanner, “kau menunggu pacarmu, ya?” “Kita temani, ya,” ucap laki-laki berkepala botak, dia tertawa bersama teman-temannya, “daripada kau kesepian.”
“Kau mau otakmu kujadikan makanan ikan, ya?”
Chika menoleh, dia terbelalak melihat Taiga muncul di belakangnya. Dia berjalan mendekat, tangannya langsung meraih Chika dan berkata, “Berani kau berdiri di dekat pacarku, kuhabisi kau,” ancam Taiga. Chika terpanas, Taiga seperti karakter di dalam shoujo manga. Si Botak tampak tidak terima dengan ancaman Taiga, dia mendekat dan menggeram. “Berani sekali kau mengancamku, kurus,” ucapnya, “kau tidak tahu siapa aku, hah?!”
“Yang aku tahu, napasmu sangat bau,” ucap Taiga kalem, “kau belum sikat gigi, ya?”
Krik.
Chika cengo mendengar ucapan Taiga. Ah, benar juga, dengan jarak sedekat itu jelas Taiga bisa mencium bau mulut laki-laki itu. Laki-laki itu menggeram, dia melayangkan tinjunya kearah Taiga. “Aku akan menelepon polisi!” teriak Chika refleks, dia menunjukkan ponselnya, “kalau kalian memukulnya, aku akan melapor polisi!”
Ancaman Chika rupanya berhasil menakut-nakuti kelompok preman itu. Mereka berdecih, lalu berlari meninggalkan Chika dan Taiga. Chika menghela napas, dia menatap Taiga yang masih kelihatan kesal. “Kau baik-baik saja?” tanya Chika. Taiga berdecih, dia menatap Chika dan berucap, “Kau ini benar-benar bodoh atau bagaimana, sih?! Kalau kau menunggu seseorang, tunggu di tempat ramai! Kalaupun kau menghindar, jangan malah ke tempat sepi!”
“Maaf,” ucap Chika pelan. Taiga menghela napas, dia menarik Chika menjauhi tempat itu menuju lokasi yang lebih ramai. Chika menunduk, dia menatap tangan Taiga yang masih erat menggenggam tangannya. Chika merasa bahagia, ada rasa tenang menjalar di hatinya merasakan tangan Taiga menggenggam tangannya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Love, Love (Completed)
FanfictionCinta itu sulit ditebak. Cinta itu datang di saat tidak terduga, dan pergi tanpa aba-aba. Cinta adalah sesuatu yang selalu berhasil mengubah kehidupan semua manusia. Ada yang berubah manis, adapula yang berubah menjadi pahit. Yang jelas, Cinta adala...