30

64 7 86
                                    

Kento, Myuto, dan Erina duduk di depan kamar rawat Haru. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun tidak ada satupun dari mereka yang memejamkan mata. Erina beberapa kali menguap, dia meregangkan tubuhnya dan menghela napas. "Kau mengantuk, ya?" tanya Myuto, "pulanglah. Aku disini menjaga Haru-Chan." "Tidak," Erina menolak, "aku akan menjaga Miyazaki juga."


Myuto mengangguk singkat, dia kemudian menoleh dan berhenti kepada Kento yang duduk bersandar dengan penampilan babak belur. Luka memar masih jelas di wajahnya. Myuto tidak mengerti, bagaimana caranya Kento menghajar semua orang itu, mengingat Noeru mengatakan bahwa jumlah mereka sangat banyak dan membawa senjata. Kali ini, Myuto tidak menemukan ekspresi idiot seperti yang biasa ditunjukkan Kento. Dia tampak sangat khawatir, beberapa kali dia menengok ke dalam kamar rawat Haru. "Ne, Nakajima," panggil Myuto.


Kento menoleh, dia menatap Myuto. Myuto diam, dia juga menatap Kento. Myuto berusaha menelisik ke dalam mata pemuda itu, mencari sedikit kebohongan di matanya. "Katakan, apa kau benar-benar mencintai Haru-Chan?" tanya Myuto.


Erina tercengang, dia menoleh menatap Myuto yang menatap serius Kento. "Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya Kento.


"Kau selama ini terkenal penakut dan bahkan tidak bisa menginjak seekor semut, tapi melihat Haru terluka kau nekat membalas mereka sampai kau babak belur," ucap Myuto, "apa itu karena kau mencintainya?"


"Bagaimana denganmu?"


Myuto mengerutkan dahi, dia menatap Kento. Erina juga keheranan dengan Kento, kenapa dia malah balik bertanya? "Seharusnya pertanyaan itu kau jawab sendiri, kau tujukan kepada dirimu sendiri," ucap Kento, "bagaimana perasaanmu, kau benar-benar mencintai Haru-Chan atau hanya rasa sayang sebatas sahabat saja. Kau yang seharusnya menjawab pertanyaan itu, bukan aku."


"Ha?" tanya Erina.


Kento menghela napas panjang, dia menatap dua orang itu dan berucap, "Bahkan seekor semutpun tahu kalau aku menyayangi Haru-Chan sepenuh hatiku. Jadi aneh kalau kalian masih menanyakan hal seperti itu, padahal aku selalu menunjukkan perasaanku tanpa ragu." Kento menoleh sejenak kearah kamar Haru, dia kemudian duduk dan bersandar nyaman lalu memejamkan mata.


Erina menatap Myuto, dia tahu Myuto shock dengan ucapan Kento. Tapi ucapan Kento ada benarnya, seharusnya Myuto yang menjawab pertanyaan itu. Myuto menghela napas, dia beranjak masuk ke kamar rawat Haru dan menutup pintu. Erina menatap Kento yang memejamkan matanya, dia berucap, "Nakajima, kenapa kau mengucapkan hal seperti itu kepada Morita-Kun?"


"Sederhana, aku hanya ingin dia melihat dirinya sendiri," ucap Kento, "daripada dia sibuk mengurusi perasaan orang lain, aku ingin dia memastikan perasaannya sendiri." Kento menatap Erina, dia meneruskan, "Ini juga supaya tidak ada yang terluka diantara mereka. Tidak ada yang perlu berharap terlalu tinggi, karena rasanya sangat sakit saat harapan kita berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada."


Erina mengangguk perlahan, dia paham dengan maksud ucapan Kento. Benar juga, Erina juga merasa sakit hati saat menyadari Myuto tidak mencintainya seperti harapannya.

Love, Love, Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang