Miyuki membuka mata, dia menguap dan bangun sambil mengucek matanya. Miyuki melihat jam di meja, rupanya sudah pukul sembilan pagi. Liburan memang waktu yang pas untuk bangun lebih siang dari biasanya. Miyuki beranjak, dia melangkah menuju ruang makan. Udara semakin dingin, Miyuki bahkan harus memakai jaket di dalam rumah. Miyuki melangkah masuk dapur, dia mengambil gelas di lemari dan mengambil minum.
“Miyuki-Chan~”
Miyuki menoleh, dia tersedak kaget melihat Hagiya dan Sho berdiri di pintu ruang makan, memasang senyum cerah kepadanya. “S… Senpai!” teriak Miyuki kaget, “apa yang kau lakukan disini?!” Miyuki menoleh, dia melongo melihat Taiga muncul dengan memasang wajah cemberut. “Mereka kemari dalam rangka bersaing mendapatkanmu,” ucap Taiga kesal, “dengar, ya, Miyuki. Kau jangan terpengaruh dengan mereka. Belajar saja yang rajin.”
“Ck, kau ini,” ucap Hagiya, “ini kan sudah liburan. Masa dia masih harus belajar?” “Begini saja, bagaimana kalau aku mengajaknya jalan-jalan?” usul Sho. Mendengar itu, Taiga mendelik dan menggeplak kepala Sho. “Sana urus kafemu! Kau mengganggu!” sahut Taiga, “dan kau, Hagiya, sana ke game center!”
Miyuki menatap miris dua orang itu. Mereka ini sudah berapa lama, sih, kenal dengan Taiga? Kenapa mereka seakan mencari mati dengan nekat berkunjung kemari dan terang-terangan mendekati Miyuki?
“Miyuki-Chan~”
Taiga, Hagiya, dan Sho menoleh bersamaan. Miyuki menengok, dia terkejut melihat Aran berdiri di dekat pintu. “Ah, selamat pagi, Kyomoto Senpai,” Aran memberi salam, dia menoleh dan menatap sinis Sho dan Hagiya yang memicing menatapnya, “ah, Hagiya Senpai dan Hirano Senpai ada disini juga ternyata.”
“Mau apa kau kemari?” tanya Taiga ketus.
“Lho, Miyuki-Chan belum memberitahu kalau kami akan pergi jalan-jalan hari ini?” Aran ganti bertanya.
Taiga, Sho, dan Hagiya serentak menoleh kearah Miyuki yang melongo. Eh, sebentar. Miyuki tidak pernah merasa membuat janji dengan Aran. Miyuki diam, dia menangkap tatapan mata Aran terlihat berbeda. “Aku lupa,” dua kata itu meluncur bebas dari lidah Miyuki.
“Miyuki saja lupa, jangan-jangan kau berbohong, ya,” ucap Hagiya. “Kau pasti cari-cari alasan saja untuk mendekati Miyuki, kan?” sahut Sho.
“Heh,” Taiga menoyor dua orang itu hingga mereka terjungkal, “kalian ini kenapa, sih? Sana pulang. Miyuki, kau sudah membuat janji, kan, dengannya? Sana pergi, tapi awas kalau kalian berpacaran dan semacamnya.”
Miyuki menatap Taiga, dia buru-buru mandi dan berganti pakaian. Miyuki berlari keluar rumah, dia menghampiri Aran yang sekarang sedang saling dorong dengan Hagiya dan Sho. Miyuki cengo, dia melongo menatap tiga orang itu. Apa-apaan, sih, mereka? Aran menoleh, dia bergegas mendekati Miyuki dan menggandeng lengan gadis itu. “Ayo kita jalan-jalan,” ucap Aran, dia akan membawa Miyuki namun Hagiya dan Sho menahannya. “Tunggu, aku sudah minta ijin Kyomoto-Kun untuk mengajaknya nonton bioskop,” ucap Hagiya. “Tidak, tidak, tidak,” ucap Sho, “aku akan mengajaknya jalan-jalan ke taman hiburan.”
“Enak saja, aku yang sudah membuat janji dengannya,” sahut Aran, “lagipula dia pacarku, kalian jangan seenaknya mengajak pacar orang jalan-jalan.”
“Pura-pura, ingat itu,” sahut Hagiya dan Sho serempak.
Miyuki menghela napas. Repot juga ternyata menghadapi tiga orang ini. “Ano…” ucap Miyuki, “bagaimana kalau kita jalan-jalan bersama saja?”
“Tidak mau, nanti mereka mengganggu,” sahut Aran, Hagiya, dan Sho serempak.
Miyuki cengo, dia menoleh kala mendengar pintu terbuka. Taiga keluar, dia sedikit berjengit kaget melihat Miyuki masih disana. “Lho kukira kalian sudah pergi,” sahut Taiga, “kenapa kalian masih disini?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Love, Love (Completed)
FanfictionCinta itu sulit ditebak. Cinta itu datang di saat tidak terduga, dan pergi tanpa aba-aba. Cinta adalah sesuatu yang selalu berhasil mengubah kehidupan semua manusia. Ada yang berubah manis, adapula yang berubah menjadi pahit. Yang jelas, Cinta adala...