30

1.7K 146 10
                                    

Gabby POV

"Apa yang akan kita lakukan untuk akhir pekan ini?" Tanya Ryan setelah menyimpan tabletnya di atas meja makan.

"Kami akan pergi ke taman bermain." Jawab Sky dengan mulut penuh sereal. Aku mencubit pipinya perlahan. Dia sangat menggemaskan.

"Serius? Kalian tidak mengatakannya padaku sama sekali?" Tanya Ryan yang menurutku sedikit berlebihan. Aku memutat bola mata lalu tersenyum sebelum akhirnya kembali fokus pada roti isi milikku.

"Dad sendiri kan yang tidak bertanya pada kami." Balas Sky dengan ketus.

"Hey, aku menanyakan sekarang." Ryan menautkan jemarinya di atas meja makan. "Apa aku mulai dicampakkan olehmu karena sekarang kau memiliki Gabby?"

"Dad tidak tahu kalau saudara perempuan selalu menyimpan rahasia?" Sekarang Sky membalas tanpa sereal dalam mulutnya. Mereka lucu ketika sedang berdebat, aku tidak memiliki niat sedikit pun untuk menjadi penengah, padahal namaku sudah disangkut-pautkan.

"Rahasia apa lagi yang kalian simpan? Astaga, kenapa aku bisa kecolongan seperti ini? Lihatlah sekarang sikapmu sangat mirip dengan Gabby."

"Maaf?" Kali ini aku mulai bersuara. Aku tidak bisa diam saja bila ada orang yang menyinggung sifatku.

"Apa yang kau lakukan pada Sky?" Tuduh Ryan, garpunya menunjuk ke arahku.

Aku mengerutkan kening, mengambil garpu dari tangannya lalu kusimpan di atas meja. "Eyy, kau menuduhku telah merusaknya?" Seketika Ryan tertawa. Sedangkan aku dan Sky hanya menatapnya heran. Ini sama sekali tidak lucu.

"Astaga, kalian sangat serius padahal aku hanya bercanda." Bibirnya masih dihiasi oleh sisa-sia tawa.

"Ini sama sekali tidak lucu, Ryan." Sahut Sky. Aku sontak menoleh ke arahnya. Ryan berhenti tertawa, menatap Sky dengan ekspresi paling syok yang pernah dia tunjukan.

"Mm.. Sky?" Panggil Ryan ragu, tetap mempertahankan ekspresi terkejutnya.

"Aku hanya bercanda." Aku dan Ryan seketika menghela napas lega, sedangkan Sky tertawa. Aku harus berhati-hati setiap kali memanggil Ryan dengan namanya. Aku takut Sky benar-benar seperti diriku.

Ponselku berdering, aku mengambilnya dan sedikit tersenyum ketika melihat nama Shawn tertera di layar ponsel. "Tunggu sebentar." Kataku lalu segera bangkit dan berjalan menjauh dari meja makan.

"Hey." Sapaku ketika mendengar suaranya.

"Apa rencanamu hari ini?"

"Aku akan pergi bersama Sky." Jawabku lalu berbalik untuk menatap Sky yang melambai dari meja makan. Aku membalas lambaian tangannya, kembali membalikkan tubuh.

"Apa aku boleh bergabung?"

"Kau harus mendapatkan persetujuan Sky." Pandanganku tertuju pada ibu jari kakiku yang mulai bergerak-gerak kecil membentuk sebuah lingkaran.

"Kemana kalian akan pergi? Aku akan menyusul dan meminta izinya."

"Itu curang. Kau bukan meminta izinya, tapi memaksanya untuk memberi izin karena kau sudah datang." Aku tertawa perlahan karena paham jalan pikir Shawn. Menggelikan.

"Kau selalu tahu apa yang ada dalam pikiranku." Katanya. "Coba tebak, sekarang aku sedang memikirkan apa?"

"Mm.." Aku pura-pura berpikir, padahal sebenarnya tidak. "Kau sedang berpikir kalau aku akan membawakan muffin untuk makan siang."

Aku mendengar dia tertawa. "Kau salah, tapi aku suka pemikiranmu mengenai muffin." Shawn kembali terkekeh. "Aku sedang memikirkan baju apa yang akan kau pakai nanti. Apa kita harus memakai baju couple?"

Bad Reputation [S•M] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang