[A/n; Surprise! Gue ngebut ngedit chapt ini karena menurut gue lagi konflik gini trus gue hold kelamaan pasti bikin kesel, jadinya setelah dipikir-pikir lagi mendingan update sekarang biar bapernya sekaligus yaw:)) love yall! Happy reading, fellas!]
Gabby POV
Kupeluk diri sendiri yang tertutupi jaket lama milikku. Yang kulakukan selama dua jam terakhir hanyalah duduk di samping trotoar, melamun dan memikirkan semua kehidupanku dari mulai berumur 9 tahun sampai kini umurku 17 tahun.
Ternyata semua yang kutakuti selama ini terjadi. Orang-orang menghianatiku, padahal aku sudah mempercayai mereka. Harapan terakhir yang kugenggam menghancurkan secuil yang kuharapkan di dunia ini. Aku hanya mengharapkan kebahagiaan, tapi Ryan membuatku tidak lagi mempercayai adanya kebahagiaan, bahkan aku sudah tidak bisa merasakan apapun lagi.
Semua organ tubuhku rasanya kebas, bahkan setiap kali aku mengelus tanganku, rasanya hanya.. Hampa. Aku tidak bisa merasakan apapun lagi. Dan yang kuinginkan saat ini adalah kembali bertemu dengan orang tuaku. Lebih baik aku bersama mereka, aku harus meminta maaf karena sudah membunuh Mom.
Aku juga harus meminta maaf karena tidak ada untuknya disaat dia benar-benar membutuhkanku. Lagipula aku sudah tidak memiliki siapapun disini, tidak akan ada orang yang menangisi kepergianku. Aku hanya berharap keinginanku yang terakhir ini bisa terlaksana sekarang juga.
Telingaku rasanya tidak bisa berfungsi dengan benar. Semuanya terasa sunyi, bahkan aku tidak bisa mendengarkan detak jantungku sendiri. Apa ini yang dinamakan dengan mati rasa? Baguslah, itu berarti apapun yang akan aku lakukan, tidak akan berpengaruh apapun padaku.
Sudut mataku menangkap cahaya mobil dari ujung blok rumahku. Dengan perlahan aku bangkit, lalu tersenyum dengan sangat tulus untuk pertama kalinya dalam rentan beberapa hari terakhir. "Sampai bertemu di surga, Mom." Bisikku lalu berlari ketika mobil itu semakin mendekat.
•••
Author POV
Ryan mengendarai mobilnya dengan mata memincing, dia kesulitan untuk berkonsentrasi karena pikirannya saat ini dipenuhi oleh alasan yang tepat agar Gabby mengerti. Ditambah dengan jalanan yang sudah mulai gelap, lampu sorot sama sekali tidak membantu karena Ryan memiliki riwayat mata minus, itu salah satu alasan dia tidak pernah mengendarai mobil di malam hari tanpa kacamata. Tapi sayang, hari ini dia terlalu kalut sehingga lupa untuk membawanya.
"Dad, kenapa Gabby marah?" Tanya Sky yang ada di jok penumpang. Ryan ragu-ragu pada awalnya, tapi setelah dia menghela napas, dia seger menoleh ke belakang, hendak menjawab pertanyaan dari putrinya agar Sky bisa mengerti, tanpa memperlambat laju mobil.
Ketika Ryan hendak membuka mulutnya, seketika mobil yang sedang melaju tersebut membentur sesuatu. Sky memekik ketakutan sembari memejamkan matanya, sedangkan Ryan menoleh ke depan dengan sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Reputation [S•M] [COMPLETED]
FanficBerawal dari sticky note, mereka saling mengenal. Shawn tidak peduli dengan reputasi yang dimiliki oleh Gabby, dia hanya peduli bahwa hatinya sudah jatuh tepat di depan loker yang penuh dengan kertas warna-warni. Shawn rela mengambil resiko sebanyak...