5

2.2K 204 21
                                    

Gabby POV

Sudah bukan hal yang aneh bila lokerku selalu terlihat colorfull dari kejauhan, bahkan sudah menjadi kegiatan rutin bagiku untuk membacakan setiap hinaan yang -menurutku- cukup lucu. Tidak ada satupun murid di sekolah ini yang mau berbicara langsung denganku, maka dari itu mereka membuat ide menempel sticky note seperti ini. Akan sangat tidak sopan bila aku mencabutinya tanpa membacanya satu per satu.

Tapi kali ini keningku sedikit berkerut ketika membaca tulisan "Hey sobat! Berbaliklah!" Dalam sticky note berwarna biru muda. Sebagai satu-satunya murid yang selalu menerima pesan dalam bentuk seperti ini, pastinya aku hafal setiap macam jenis tulisan berserta warna kertasnya, dan sejauh ini sticky note berwarna biru muda selalu menuliskan kata-kata bijak atau pujian yang menurutku terlalu berlebihan.

Dengan sedikit ragu, aku segera berbalik. Lagi dan lagi tubuhku terkejut ketika melihat Shawn yang sudah berada tepat di belakangku, dengan cengiran juga rona merah di pipinya yang khas. "Selamat pagi." sapanya yang membuatku menghela napas perlahan.

Tanpa merespon ucapannya, aku kembali berbalik untuk mencabuti sticky note satu per satu. Shawn berjalan ke sampingku, kemudian bersandar di loker sebelah, masih dengan senyum yang menempel di wajahnya.

"Kita tidak berbicara saat keadaan ramai, Shawn." kataku tanpa menatap wajahnya, aku sibuk dengan sticky note juga buku yang harus aku ambil dari dalam loker.

"Mengapa tidak? Kita teman, kita bisa bicara kapanpun." dia ikut berjalan di sampingku ketika aku mulai berjalan menuju ruang kelas matematika.

"Kita berbicara hanya jika kita sedang berdua, sedangkan di sekolah terlalu ramai." aku berhenti tepat di samping pintu ruang kelas, menunggu Shawn untuk segera pergi ke kelasnya.

"Lalu jika di sekolah, aku harus berbicara dengan cara seperti apa padamu?" Tanyanya lalu bersedekap.

"Semua murid menggunakan sticky note untuk berbicara denganku." Shawn mengangguk lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Aku berusaha untuk tidak tersenyum ketika Shawn mengeluarkan pulpen beserta sticky note berwarna biru muda. Dia menuliskan sesuatu, lalu menunjukannya tepat di depan wajahku.

"Seperti ini?" Tanyanya dan aku terpaksa harus menunduk ketika membaca tulisannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seperti ini?" Tanyanya dan aku terpaksa harus menunduk ketika membaca tulisannya. You rock? Astaga.

"Kau selalu berusaha menutupi senyummu." lanjutnya seraya mencabut sticky note tersebut, dan menempelkannya di atas buku pelajaran yang sedang kupeluk.

"Sudah kukira semua kata-kata bijak yang terkadang salah grammar itu darimu." sahutku lalu masuk ke dalam kelas, masih berusaha menahan senyum.

Kelas matematika yang kumasuki terlihat sama, guru yang mengajarpun juga sama, manusia-manusia tolol yang berada di sekitarku juga sama, tapi entah mengapa hari ini terasa lebih cerah dari biasanya. Aneh, satu senyuman dari seseorang mampu membuat moodku hari ini sedikit mengalami kenaikan.

Bad Reputation [S•M] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang