40

1.4K 135 41
                                    

[Gue tau ko ini belum masih tanggal 7, tapi beberapa jam lagi tgl 8 kok. Jadi hbd shon dan selamat membaca guys!]

Shawn POV

Terapi yang dilakukan sudah lebih dari satu minggu, bahkan sekarang sudah masuk hari ke sembilan. Gabby memberikan kemajuan yang lumayan baik, kini kedua tangannya sudah bisa bergerak, dokter sudah memintanya untuk mulai berbicara lagi sedikit demi sedikit agar pita suaranya kembali terbiasa.

Gabby baru saja kembali dari ruang X-Ray untuk memeriksa keadaan tulang kakinya. Dia tersenyum ketika melihatku, dan aku cukup senang karena Gabby sudah lebih banyak tersenyum meskipun terkadang menangis tanpa alasan.

"Bagaimana kabar kakimu?" Tanyaku setelah suster keluar dari ruangan.

"Baik." Jawabnya singkat dengan suara yang masih serak. Aku mengambil botol minum Gabby yang berada di atas meja, lalu memasukan sedotan ke dalam mulutnya. Gabby mengangguk perlahan, sebuah petunjuk bahwa dia sudah selesai meminum airnya.

Aku kembali menyimpan botol tersebut di atas meja, kemudian menunduk di depan Gabby untuk mengecup bibirnya. "Aku merindukanmu." Bisikku.

"Aku hanya pergi beberapa menit." Dia terkekeh dengan perlahan. Apa aku jahat bila menyukai suaranya yang serak? Suaranya membuatku sedikit, eum, turning on.

"20 menit." Koreksiku lalu kembali mengecup bibirnya lebih dalam, dan juga lebih banyak menggunakan lidah. Demi Tuhan, aku harus menghentikannya sebelum hal buruk terjadi.

Aku melepas ciuman kami, berdehem beberapa kali untuk menetralkan suaraku yang sedikit berat akibat hormon sialan yang muncul tidak pada waktunya. "Baiklah, buku apa yang ingin kau baca hari ini?" Tanyaku basa-basi lalu duduk di bangku samping ranjang rumah sakit.

"Aku ingin mendengarmu bernyanyi." Katanya dengan senyum malu-malu, pipinya bersemu merah. Aku tahu kalau detik ini kami memikirkan hal yang sama akibat ciuman yang kuberikan. Well, i'am a good kisser right?

"Tapi aku tidak membawa gitar." Dia menggeleng, tanda baik-baik saja bila aku menyanyi tanpa gitar.

Aku memandang langit-langit memikirkan lagu apa yang cocok untuk saat ini. Banyak sekali lagu vulgar yang terlintas di pikiranku, tapi sudah pasti Gabby tidak akan menyukainya.

"Shawn," Panggil Gabby lemah. Aku kembali menatapnya, menggumam perlahan untuk membalas. "Sudah berhari-hari aku tidak melihat wajahku. Apa kau punya cermin?" Tanyanya.

"Aku tidak memiliki cermin, tapi aku punya ponsel." Jawabku sembari merogoh ponsel yang berada di dalam saku celana jeansku

"Itu lebih baik." Dia tersenyum lalu menerima ponsel yang kuberikan. Gabby membuka aplikasi kamera lalu meneliti wajahnya beberapa saat. Keningnya mengernyit, bibirnya menekuk ke bawah, dia mendesah penuh kekecewaan.

"Astaga, aku sangat kacau." Gabby mengembalikan ponsel padaku. Dia menghela napas panjang lalu mengembungkan pipinya.

"Kenapa, hm?" Aku menunduk ke arahnya, kedua siku menjadi tumpuan di atas ranjang. Ku elus puncak kepalanya perlahan.

Bad Reputation [S•M] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang