44

1.4K 125 6
                                    

Gabby POV

"Kenapa obatmu kurang satu, Gab?" Ryan turun dari kamarku dengan beberapa obat ditangannya, tapi dia hanya fokus pada satu obatku.

"Aku meminumnya." Jawabku sembari memainkan bubur yang ada di depanku. Sky menoleh padaku sekilas lalu menoleh pada ayahnya.

Hari ini rasanya aku sedikit kesal, karena semalam mimpiku kembali kacau. Aku bertemu dengan Dad juga Mom dan yang membuatku ketakutan adalah mereka hanya diam menatapku kosong.

Saat aku bangun di pagi hari, kaosku basah dengan keringat. Tatapan Dad dan Mom membuatku merinding, bahkan sampai sekarang aku tidak bisa melupakannya.

Ryan berjalan mendekati meja makan, kemudian menyimpan semua obatku di samping mangkok buburku. "Kapan?"

"Semalam." Sahutku ketus.

"Kenapa? Apa semalam dadamu sesak?"

Aku mengedikkan bahu lalu menyimpan sendok. "Lebih parah kurasa." Aku mendongak. Ryan menatapku dengan kening berkerut, seperti bingung harus mengomel atau marah.

"Ada apa? Kenapa kau tidak meneleponku?" Oh ternyata dia khawatir.

"Aku tidak sempat. Sebenarnya bukan masalah besar, hanya saja tetap sakit."

"Memangnya kau kenapa semalam?" Ryan menarik bangku lalu duduk di depanku.

"Ponselku jatuh tepat di atas dadaku. Yahh… lumayan sakit juga ternyata."

"Gabby?" Panggil Sky sembari mencolek sikuku.

"Ya?" Aku menoleh padanya.

Sky turun dari bangkunya kemudian berjalan mendekati kulkas, membukanya dan mengambil sesuatu. Aku menggerakan roda di kursiku agar bisa menghadapnya.

Sky berjalan ke arahku dengan coklat di tangannya. "Kau suka coklat kan? Waktu itu kau tersenyum ketika aku membawa coklat, tapi saat aku membawa foto Mom kau menangis dan kabur. Maafkan aku ya?"

Aku menatap Sky tanpa bicara apapun, hatiku terenyuh melihat kepolosannya. Bagaimana mungkin aku pernah membencinya hanya karena dia anak ibuku juga? Sky adalah adikku, tidak seharusnya aku membenci Sky meskipun hanya secuil.

Senyumnya sangat mirip dengan senyum Mom. Dia ada untuk menggantikan Mom, dia lahir untuk menggantikan senyum milik Mom, dan dia ada untukku. Skya Jordyn Prescott adalah adikku.

"Sky.." Aku menarik tangannya lalu memeluk tubuh mungilnya. "Maafkan aku." Bisikku lirih dengan air mata yang mulai mengalir.

"Gabby?" Sky mengelus pinggangku. "Ada apa?" Tanyanya.

Aku meremas pundaknya, terus menangis untuk menumpahkan seluruh kesalahanku padanya dan menangis karena hanya dengan memeluknya, aku juga merasakan pelukan Mom di waktu yang sama.

"Gabby," Sky menjauhkan kepalanya, menatapku heran. "Apa kali ini kau tidak suka coklat?"

Aku tertawa mendengar ucapannya. "Tentu aku suka. Terimakasih, Sky." Dia mengangguk, menyimpan coklat di atas pangkuanku lalu kembali ke meja makan untuk meneruskan sarapannya.

"Gab, apa kau akan baik-baik saja selama sendirian di rumah?" Aku menoleh, melihat Ryan yang sedang mengolesi rotinya.

"Ya," kukedikkan bahuku. "Sepertinya aku akan baik-baik saja."

"Habiskan makananmu setelah itu minum obat. Kau pasti akan tertidur setelahnya jadi akan kuantar kau ke kamar setelah sarapan selesai, oke?"

"Oke." Bisikku tanpa semangat. Mataku tertuju pada coklat yang berada di pangkuanku, mengelusnya menggunakan ibu jari.

Bad Reputation [S•M] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang