Andai waktu bisa di ulang,
Banyak hal yang ingin ku perbaiki
Agat dia tetap di sisiku!-----------------------------------------------------------------
"Halo tan, ada yang bisa saya bantu? Tumben tante malam2 nelfon"sapa Rayn dengan sopan
"Rayn, tante tidak tau apa yang harus tante lakukan sekarang"jawab Amel ibu Jefri dengan suara yang serak karena tangisannya
"Tan, tante kenapa? Ada apa tan? Cerita sama Rayn"jawab Rayn lagi
"Jefri...... Jefri, Rayn, dia kecelakaan dan dia koma"Jawab Amel dengan suara yang terang2gan telah menagis
"Tan, jangan becanda tan, tante pasti bohong kan? Tante di mana sekarang?"jawab Rayn dengan wajah yang masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Amel tadik.Setelah Amel mengirim alamat tempat Jefri di rawat kepada Rayn. Rayn langsung melajukan motornya di atas rata2 tapi sebelum itu Rayn mengirim pesan kepada Chicco agar segera menuju rumah sakit tersebut.
"Keadaan Jefri gimana tan?"tanya Chicco dan Rayn bersamaan setelah sampai di rumah sakit
"Masih sama seperti tadik nak, masih koma dan tidak ada yang tau kapan dia akan bangun dari komanya"jelas Amel dengan wajah tertunduk dan di sampingnya ada Rendi, ayah Jefri dan Iqbal.
"Sabar ma, bang Jefri pasti sadar kok, bang Jefri kan kuat, dia pasti bisa ngelewatin semua ini"kata Iqbal memberi semangat kepada ibunya
"Iya tan, Jefri pasti bisa ngelewatin semuanya tan, dia engga bakal ninggalin kita yang sayang sama dia"kata Chicco dengan wajah yang berusaha di buat tenang dengan senyum palsunya. Padahal Chicco benar2 terpuruk mendengar kabar sahabat yang telah lama bersama2 dengan dia sedang berjuang untuk bertahan hidup di dalam sana.
"Tante semangat, kalau Jefri lihat tante kayak gini pasti Jefri bakalan marah, bukan tante yang kena marah tapi om Rian dan kita2 karena engga bisa ngebuat tante senyum"kata Rayn yang berdiri di samping Chicco dengan senyum yang dia buat demi menenangkan ibu sahabatnya itu, Rayn sebetulnya sangat ingin berteriak dan menagis tapi semua itu iya hilangkan dan berusaha menampilkan senyumnya.Om Rian hanya senyum melihat adik dan sahabat2 anaknya itu sangat menyayanginya. Rian terus mengengam erat tangan Amel setidaknya memberi kekuatan kepadanya.
"Om, Tan, Bal, Chic, saya permisi ke toilet sebentar"kata Rayn sambil meletakkam helemnya di samping Chicco dan pergi. Rayn mengambil hpnya yang berada di kantong celananya dan menelfon Amanda, alasan Rayn yang ingin ke toilet sebenarnya hanya alasan untuk menghindar agar dapat menelfon Amanda.
"Halo kak, ada apa? Tumben nelfon kak?" Sapa Amanda dengan sopan
.......
"Apa? Kak Jefri sekarang di mana kak?"tanya Amanda
.......Tuuuuutt, sambungan telfon di putuskan secara sepihak oleh Amanda. Amanda yang mendengar itu air mata Amanda keluar setelah 5 tahun terakhir dia menagis karena cowok, tanpa basa-basi Amanda langsung mengambil tasnya dan langsung pergi ke alamat yang di katakan Rayn.
Sesampainya Amanda di rumah sakit yang Amanda lihat hanya Chicco dan Rayn di tempat parkir. Melihat itu Rayn mendekat dan menceritakan semuanya kepada Amanda, bahwa Jefri kecelakaan dan koma yang harus membutuhkan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap karena itu Jefri harus di bawa ke singapura untuk menjalani pengobatan di sana. Amanda yang mendengar itu hanya menagis sekencang2nya. Dia tidak percaya dengan semua ini, orang yang berhasil membuat Amanda lupa dengan Nichol juga pergi meninggalkannya.
Satu semester telah berlalu tapi Jefri belum juga kembali ke Indonesia. Kabar dari Jefri juga jarang dia dengar. Satu semester ini Amanda lewati bersama Brandon, Brandon yang menghibur Amanda, Brandon yang menemani Amanda tpi itu semua tidak bisa membuat Amanda menganggap lebih Brandon, Brandon akan tetap jadi seorang kakak di mata Amanda. Rayn, Chicco dan Iqbal juga pindah setelah kejadian Jefri, mereka pindah ke singapura biar bisa bersama Jefri di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Berharga
Teen Fiction"Menunggu hal yang tidak pasti adalah keahlian ku. Pergilah dan aku akan tetap menunggu mu."Amanda untuk Nichol "Aku tidak akan pergi aku hanya istirahat dengan semua masalah kita"Nichol untuk Amanda "Terima kasih pernah ada dan selalu ada" Iqbal da...