BAB 3

704 31 1
                                    

Jika kamu tidak datang untukku, jangan beri aku harapan apapun karena itu adalah satu hal yang paling menyakitkan saat saya sayang, saat saya nyaman tapi saya sadar, saya bukan siapa-siapa.

-----------------------------------------------------------------
"Kak Jefri? Kak? Kok ngelamun si kak"kata Amanda saat Jefri memperhatikannya dengan tatapan yang tidak bisa di baca "engga kok Nda, lo mirip aja sama masa lalu gue" jawab Jefri "maaf kak, aku engga bermaksud ingatin kakak"kata Amanda "gue boleh cerita Nda?"tanya Jefri dan di balas oleh angukan kepala dan senyum Amanda yang tulus.

"Gue terlambat Nda, gue terlambat ngungkapin perasaan gue ke dia, gue engga peka dengan perasaannya, gue takut ngungkapin perasaan gue, gue takut dia akan ngehindar dari gue dan nyatanya apa? Dia yang ngungkapin perasaannya deluan ke gue Nda. Saat gue ingin gungkapin semuanya ke dia, dia malah pelukan sama cowok Nda, gue kecewa dan pergi ninggalin dia ke bandung, hati gue sakit lihat dia jadi milik orang lain gue pengen jaga dan ngelindungin dia tapi gue kecewa Nda sama dia, secepat itu dia ngilangin perasaannya ke gue? Bahkan gue disini sakit dengan perasaan gue yang masih sama kaya dulu, masih stuck sama dia"Jefri terdiam dan kemudian menatap Amanda dengan tatapan senduh "dan akhirnya gue putusin buat ikut dengan nyokap, bokap dan adik gue ke Bandung. Gue pikir cinta gue ke dia hanya cinta monyet tapi gue salah semakin hari semakin gue khawatir dengan keadaan dia"lanjut Jefri, 'lo masih engga ngerti kode gue Nda? Gue Nichol lo engga ingat? Apa lo sesakit itu dengan kelakuan gue? Tapi di sini gue juga sakit Nda' batin Jefri.

"Dia udah lama kenal sama kakak? Apa dulu kakak dekat sama dia? Sedekat apa kak? Kalau Amanda boleh tau"jawab amanda "Udah lama Nda, dia sahabat gue dari kecil. Gue selalu bareng2 sama dia. Gue selalu cerita apapun ke dia begitupun dia."jawab Jefri "pas kakak ngelihat dia pelukan sama cowok kakak engga samperin dia? Engga minta penjelasan? Siapa tau kakak salah paham atau apa"jelas Amanda "bukan gitu Nda, dia pelukan sama sahabat gue, pikiran gue di situ kacau Nda di saat sahabat dan orang yang gue sayang ngehianatin gue"jawab Jefri sambil menatap ke depan dengan tatapan kosong "engga semua apa yang kita lihat benar kak, kita juga butuh kejelasan dari mulut mereka kak"kata Amanda sambil melihat Jefri yang masih menatap ke depan. "Nda, engga semua yang mulut bilang itu betul Nda"kata Jefri melihat Amanda sekilas dan melihat ke depan lagi. "Katanya kakak udah lama kenal sama dia?, engga mungkin dengan satu kesalahan buat kakak benci ke dia, pasti dia ada alasan ngelakuin itu engga mungkin engga ada, kasih dia kesempatan buat jelasan semuanya ke kak. Pasti dia juga sakit di tinggal kakak tanpa sepata kata apapun dan ngilang gitu aja. Dia cewek kak, cewek itu lemah, rapuh di luar aja sok tegar padahal cewek itu rapuh"Jelas Amanda dan di balas dengan senyum Jefri

"Udah sore, sekarang pulang ya, gue antar"Kata Jefri sambil berdiri dari duduknya "engga kerasa ya kak? Aku pulang sendiri aja kak, ngerepotin kak"Jawab Amanda " lo itu cewek, engga baik pulang malam dan gue sebagai cowok engga mungkin ngebiarin lo pulang sendiri"tegas Jefri dan di balas anggukan dan senyum Amanda

Setelah melewati waktu selama 15 menit Amanda dan Jefri akhirnya tiba di rumah Amanda. Langit sudah mulai gelap, Jefri telah berpamitan ke pada Amanda tapi Jefri tidak langsung pulang ke rumah. Dia menuju taman dekat rumah Amanda yang sering dia kunjungi untuk menenangkan dirinya ketika pikirannya sedang kacau,karena menurutnya taman adalah tempat yang tepat untuk menenangkan pikirannya yang sedang kacau.

Setelah di taman Jefri terus memikirkan Amanda yang sama sekali tidak mengenal dirinya bahkan wajahnya sekalipun.

"Manda, apa lo sebenci itu sama gue? Sampai lo engga ingat sama gue bahkan wajah gue? Apa yang berubah dari diri gue? Gue hanya lebih tinggi dari dulu, muka gue engga berubah Manda. Jujur gue kecewa sama lo, gue sakit hati dengan kelakuan lo, gue juga di sini sakit hati, Manda. Satu hal yang belum bisa gue bilang ke lo, gue suka, gue sayang, gue cinta sama lo dan lo harus tau itu Manda"batin Jefri dengan wajah yang tertunduk di tengah taman.

Penantian BerhargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang