BAB 18

384 15 0
                                    

Karena melupakan itu
tak
semudah jatuh cinta


-----------------------------------------

Nichol terus saja membuat Amanda tersenyum dan tertawa. Membuat seakan tidak ada lagi tangis di dalam hidup Amanda.

"Besok aku di tugaskan keluar negeri untuk mempelajari sistem rumah sakit yang ada di korea dan membandingkannya dengan sistem rumah sakit kita. Maaf karena pernikahan kita juga akan di undur sampai aku pulang"

Amanda yang mendengar perkataan Nichol hanya diam dan tertunduk. Amanda tidak berani menatap mata Nichol.

"Kenapa? Aku hanya 2 minggu di sana, aku janji setalah tugas aku selesai kita akan segera menikah dan memiliki keluarga yang sangat bahagia"

Nichol mengangkat dagu Amanda dan menatapnya lembut.

"Aku hanya takut kamu pergi, aku takut kehilangan kamu untuk ketiga kalinya" jawab Amanda dengan pelan dan suara yang serak

Nichol yang melihat pipi Amanda telah basa karena air matanya segera memegang kedua pipinya dan menghapus air matanya dengan perlahan.

"Aku janji akan segera pulang dan menikah dengan calon istri aku ini yang sangat mudah menagis dan tidak bisa jau2 dari calon suaminya" jawab Nichol sambil memeluk erat Amanda

Keesokannya Amanda mengantar Nichol ke bandara melihat calon suaminya terakhir kalinya untuk beberapa saat. Nichol memeluk Amanda sangat erat dan mencium keningnya.

Amanda tersenyum melihat Nichol yang semakin menjau darinya. Amanda perlahan berbalik dan meninggalkan bandara dengan perasaan yang campur aduk.

Setelah 4 hari kepergian Nichol ke korea tidak ada lagi kabar yang di dapatkan Amanda, semuanya seakan telah berlalu begitu saja. Amanda yang terus berusaha mengirim pesan lewat email dan apapun yang dia gunakan untuk mendapatkan kabar dari Nichol.

Pagi ke lima tanpa kabar dari Nichol, Amanda berlari keliling taman dekat rumahnya. Dia melihat orang menjual koran, dia membelinya dan duduk di kursi dekat taman.

Koran yang di pegangnya terjatu dan air matanya lolos begitu saja membasahi pipinya. Amanda tidak percaya dengan semuanya, dia berharap ini hanya mimpi semata dan keesokannya dia terbangun dari mimpi buruk tersebut dan mendapatkan sosok orang yang sangat di sayang dan cintai tersenyum lebar kepadanya.

Tapi tidak, ini semua nyata. Di halaman depan koran terdapat berita bahwa pesawat tujuan jakarta-korea mengalami kemacetan roda saat ingin mendarat di bandara soul dan 15 penumpang tewas di tempat dan sisanya luka2 di luar pilot dan pramugari.

Amanda berharap itu bukan pesawat yang di tumpangi Nichol. Amanda kembali mengambil koran tersebut dan membacanya berulang kali. Tujuan jakarta-korea pada 12 juni 2017 sangat cocok dengan tanggal keberangkatan Nichol.

Amanda melihat daftar korban yang tidak dapat di selamatkan, di sana tercantun nama sosok yang begitu berarti bagi Amanda. Nama Jefri Nichol tertera di urutan pertama korban yang tidak dapat di selamatkan.

Amanda merasa semuanya gelap dan terbangun telah berada di ruangan ber cet putih.

"Nichol, itu semua bohongkan!"kata Amanda pelan

Penantian BerhargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang