BAB 4

622 14 5
                                    

"Silahkan masuk, mama dan papa aku ngak ada di rumah jadi sepi de."kata Aurelia saat membuka pintu rumahnya

Setelah saling memperkenalkan di ruang Pak. Matius tadik mereka bertujuh langsung menuju rumah Aurelia untuk meletakkan barang dan beristirahan agar sore nanti mereka dapat kembali ke sekolah.

"Ngak apa2 kalau kita masuk? Kami berenam cowok, entar tetangga lo ngomong yang aneh2 lagi"kata Maksel

"Ngak kok, orang tua gue kemarin udah pergi ke rt sini buat isin dan semuanya udah beres tapi masalahnya gue ngak bisa masak dan rumah lagi kosong"jelas Aurelia

"Tenang aja Jofa dan gue bisa masak ko" kata Christ menenangkan

"Seriuss? Yaudah, masuk aja kalau gitu"kata Aurelia

Setelah beberapa jam telah makan siang dan beristirahat Aurelia dan keenam cowok tersebut akhirnya kembali ke sekolah untuk mengadakan pembukaan pensi bersama temannya di sekolah dan beberapa siswa/i dari SDH, SPH dan UPHC.

"Marvel, lo ngak ke sekolah?"kata Maksel saat melihat Marvel masih santai di depan tv dan menggunakan pakaian santai.

"Ngak, masih capek aja. Lo deluan aja. Gue lihat ko jalannya"jawab Marvel tidak mengalihkan pandangannya dari benda persegi tersebut.

Maksel berjalan ke arah Marvel dan duduk di samping Marvel "apa karena dia ada di sana?" Kata Maksel dengan pandangan lurus ke depan

"Ngak"jawabnya singkat

"Bukannya gue sok tau tapi gue udah kenal lo dari lama. Mungkin dia hanya sekeder lewat aja di kehidupan lo dan mengajarkan sedikit tentang kisah cinta. Lo sudah sangat jau melangkah, masa lalu hanya ada di belakang Mar"jelas Maksel

Marvel hanya tertawa sekilas

"Udah cocok lo di panggil Maksel teguh"katanya singkat sambil terua tertawa

Maksel jengkel melihat Marvel yang selalu mengalihkan pembicaraan saat sedang membahas masa lalunya

Penantian BerhargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang