Hujan tidak selamanya buruk.
Jeon Jungkook duduk manis dengan segelas kopi hangat di teras apartemennya. Di depannya berserakan jurnal-jurnal untuk menunjang kehidupan perkuliahannya. Hujan membuatnya lebih berkonsentrasi. Dan tidak ada yang lebih nikmat dari membaca jurnal-jurnal itu sambil ditemani suara tetesan air hujan dari atapnya. Ya, Jungkook sangat menyukainya.
"Oh? kenapa Eunha belum menelpon?" gumamnya heran, memeriksa ponselnya kosong, tanpa ada panggilan atau pesan masuk.
Biasanya, Jung Eunha, teman sekaligus orang yang sangat ia kasihi, selalu menelpon untuk menjemputnya di halte. Apalagi disaat hujan seperti ini, gadis itu selalu saja lupa membawa payung, terlepas berapa kali Jungkook mengingatkannya.
"iya..iyaaa.. akan ku bawa, kalau ramalan cuaca mengatakan akan turun hujan.."
"Kau tau, ramalan cuaca itu tidak selalu akurat.. dasar.." balas Jungkook geram, memberikan pukulan ringan penuh kasih sayang ke dahi Eunha. Pukulannya membuat Eunha merintih sekaligus tersenyum lebar.
TUUUTTTT...TTUUUUTTT..
Ia menelpon Eunha. Saat gadis itu tidak ada di jangkauannya, Jungkook selalu merasa gelisah dan khawatir. Entah khawatir akan hal apa, hanya saja hatinya tidak bisa tenang bila belum memastikan keadaan Eunha.
Setidaknya, pesan singkat dari Eunha selalu menenangkan hatinya. Pertanda gadis itu sedang baik-baik saja. Namun, hari ini tidak ada pesan baru selain pesan tadi pagi sebelum masuk perkuliahan.
'..dimana kau sekarang, Eunha-yah?..' batin Jungkook bertanya-tanya.
Panggilannya tidak terjawab. Sekali lagi, Jungkook menekan nomer yang sama.
TTUUUUUTT...TUUUTTTT..
Lagi-lagi panggilannya tidak terjawab.
"..Ada apa ini? Kenapa Eunha tidak menjawab?.."
Bergegas ia meninggalkan tumpukan jurnal dan kopinya, mengambil jaketnya dari lemari dan berjalan keluar. Tidak lupa ia membawa sebuah payung lipat berwarna kuning neon. Payung kesukaan Eunha.
Orang mungkin akan memilih untuk berdiam diri di saat hujan deras seperti ini. Namun, untuk Jungkook yang seorang pecinta hujan, berada di tengah-tengah derasnya hujan justru membuatnya senang. Terlebih, ia pergi untuk menjemput Eunha, kekasihnya. Tidak ada alasan bagi Jungkook untuk tidak pergi, bukan?
Ia keluar dari gedung apartemennya, lalu berbelok arah menuju halte tempat biasa Eunha turun dari busnya. Jalan trotoar sepi, orang yang berjalan bisa dihitung jari, sisanya berteduh di depan toko-toko. Jungkook tersenyum simpul, mengetahui banyak orang yang tidak membawa payung. Ramalan cuaca tidak begitu bisa dipercaya, bukan?
Suasana kota Seoul yang diguyur hujan menjadi semakin gelap. Beberapa mobil menyalakan lampu jarak jauh karena pandangan tertutup hujan dan sedikit kabut. Jarak pandang Jungkook pun sedikit terganggu sehingga ia harus berjalan pelan-pelan.
Jungkook terus berjalan pelan, hingga langkah nya terhenti lantaran melihat seseorang yang dikenalnya, melintas di disampingnya.
"Jung..Eunha..?" panggilnya pelan dan ragu. Apakah gadis itu Eunha? gadis yang sedang berjalan berdampingan dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.
Gadis itu terus mengoceh akrab dengan laki-laki di sebelahnya. Tidak salah lagi, suara itu, postur tubuh itu, ia memang Jung Eunha. Sebaliknya ia tidak mendengar panggilan Jungkook atau lebih parahnya tidak menyadari jika mereka melewati Jungkook.
"Jung Eunha!!" panggil Jungkook dengan suara keras.
Langkah gadis itu berhenti. Ia perlahan membalikkan badannya, mengabaikan ajakan laki-laki disampingnya untuk terus melangkah menjauh. Manik mata Jungkook menatap lurus kedua mata Eunha yang menerawangnya dengan nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[EUNKOOK] BEGINS
FanfictionKumpulan short story kisah kasih Eunha (Gfriend) dan Jungkook (BTS) yang penuh lika-liku, dengan background, alur, setting cerita, dan other cast yang berbeda-beda. Author's favorite short story: 1. This October 2. Eunha Gets Drunk 3. S...