Last Farewell (Part 2 of 2)

4.1K 404 4
                                    

Jung Eunha, 20 tahun, mahasiswa baru jurusan seni tarik suara. Hari pertamanya menginjakan kaki di kota Seoul, ia sudah disambut dengan pelukan tiba-tiba dari pria tak dikenalnya. Pria yang belum lama ia ketahui bernama Jeon Jungkook itu, adalah seorang CEO muda perusahaan teknologi terkenal di Korea Selatan. Dan dari beberapa obrolan dengan tetangga lainnya, CEO muda itu baru saja berduka karena kematian tunangannya beberapa hari yang lalu.

Hal yang membuat Eunha heran adalah, sejak bertemu Jungkook, pria mapan itu selalu menatapnya dengan tatapan yang sulit Eunha artikan. Seakan-akan pria itu mengenalnya dan..merindukannya? Heol, bagaimana bisa Jungkook merindukannya kalau mereka saja baru bertemu kurang dari 48 jam yang lalu.

"Selamat pagi, Eunha-sshi.." sapa Jungkook saat mereka bertemu di depan lift. Sudah lewat 2 hari pasca kejadian Jungkook memeluk Eunha secara tiba-tiba dan pria itu sudah dapat dengan mudah mengajak Eunha bicara.

"..selamat pagi Sajang-nim.." balas Eunha kikuk. Entah ia harus bersikap bagaimana kepada pria yang 8 tahun lebih tua ini, terlebih Jungkook masih terus menatap Eunha dengan tatapan seperti itu.

"berangkat ke kampus?" tanyanya lagi membuka pembicaraan.

Eunha hanya mengangguk tanpa melihat balik Jungkook.

"aku bisa mengantarmu ke kampus, jika kau tidak keberatan.."

"Eh?! Tidak tidak! tidak perlu repot-repot Sajang-nim.." tolak Eunha cepat dengan melambaikan tangannya berkali-kali. Melihat reaksi penolakan Eunha yang spontan dan berlebihan membuat Jungkook tersenyum geli.

Ah..ia kembali teringat dengan tunangannya. Kenapa gadis muda ini harus memiliki wajah yang persis dengan belahan jiwanya itu. Dan kenapa ia harus muncul sekarang?

Pintu lift akhirnya terbuka dan Jungkook segera masuk ke dalam lift, namun tidak dengan Eunha. Melihat lift yang kosong dan hanya akan ada ia dan Jungkook di dalamnya, membuat Eunha ragu. Jungkook menahan pintu lift untuk tidak tertutup.

"Kau tidak ikut masuk?"

"Ah, aku baru ingat, aku lebih suka lewat tangga. Jadi, sampai jumpa Sajang-nim.." pamit Eunha cepat lalu berbalik menuju tangga darurat.

**

Seminggu pertama di kampus benar-benar saat yang melelahkan bagi Eunha. Segala macam acara dengan kakak senior dan tugas-tugas kuliah, belum ditambah kegiatannya sebagai anggota baru di klub tarik suara, membuat badan Eunha remuk. Tapi setidaknya hal-hal tersebut lebih baik daripada menghadapi teman sejak kecilnya, Wonwoo yang bertingkah menyebalkan seminggu ini dan sukses membuat Eunha khawatir.

Bayangkan, dalam satu minggu, temannya itu tidak lagi memiliki waktu untuk bersama Eunha. Ia sibuk dengan kegiatannya sendiri dan tentu saja pacar-pacar barunya. Seminggu berada di Seoul, kenapa tiba-tiba Wonwoo berubah menjadi laki-laki playboy seperti ini?!

Eunha benar-benar kesal dan ingin sekali menjambak rambut Wonwoo saat melihatnya terang-terangan bermesraan dengan banyak perempuan di kampus.

Pagi itu, seperti biasa, Eunha menunggu pintu lift terbuka dengan wajah masam.

"Sepertinya kita memiliki jadwal yang sama.." ujar Jungkook yang baru saja datang dan berdiri disamping Eunha, menunggu lift.

Eunha hanya mengangguk dan tersenyum simpul. Ya, mereka memang memiliki jadwal yang sama, setiap pagi jam 8 selalu berangkat ke kantor bagi Jungkook dan kampus bagi Eunha, lalu kembali ke apartemen pada jam yang hampir sama pula, jam 8 malam.

"Aku tidak keberatan untuk mengantarmu ke kampus, Eunha-sshi.." tawarnya lagi untuk yang kesekian kali. Selama ini, Eunha pasti akan menolak tawaran CEO muda ini. Tapi, hari ini badan dan pikirannya letih dan tidak memiliki hasrat untuk belajar ke kampus.

[EUNKOOK] BEGINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang