Jeon Jungkook, CEO muda berumur 28 tahun yang memiliki segalanya. Karir yang cermerlang, kepribadian yang disukai semua orang, wajah yang tampan dan mempesona, membuat semua orang berpikir betapa sempurna kehidupan yang dimilikinya. Namun tetap saja, bagi Jungkook, hidupnya tidak akan sempurna tanpa kehadiran sahabat sekaligus tunangannya sejak 20 tahun yang lalu.
Jung Eunbi, pelatih vokal professional untuk beberapa agensi musik besar dan universitas musik. Mereka bertemu saat keduanya masih berumur 8 tahun di sebuah panti asuhan terpencil. Sama-sama telah memalui masa kecil yang kelam, mereka bertekad untuk memulai kehidupan baru dan sekarang mereka berhasil sukses.
Kini kehidupan mereka sangat bertolak belakang dengan masa kecilnya. Jabatan, uang, ketenaran, dan yang terpenting mereka memiliki satu sama lain. Mereka menjalani kehidupan yang bahagia, setidaknya hingga seminggu yang lalu.
**
A week ago 22.00 KST
Seorang pria jangkung memasuki kamarnya dengan wajah tertunduk dan langkah lemas. Ia melepas jas hitamnya lalu duduk di pinggir kasurnya, menghadap ke jendela besar yang memampangkan pemandangan malam di kota Seoul.
Entah sudah berapa kali ia menghela napas dengan berat.
Dadanya terasa nyeri dan sesak, membuatnya sulit mengambil napas. Tentu saja ia merasa sesak sekarang, setengah dari jiwanya sudah pergi meninggalkannya. Apa yang bisa ia lakukan? Meski mustahil, ia berharap bahwa peristiwa selama 3 bulan ini adalah mimpi. Ia masih mengharapkan untuk terbangun di pagi hari dengan tunangannya yang masih berada di sampingnya, tertidur pulas.
"...jung...eunbi..." rintih Jungkook pelan sambil mengusap kasar wajah lelahnya.
Matanya bergerak menuju sebuah baju terusan berwarna biru muda milik Eunbi yang tergeletak di kursi kerjanya. Jungkook beranjak dan mengambil baju tersebut, mendekapnya erat seakan ia dapat merasakan kehadiran tunangannya disana. Dadanya kembali nyeri, bahkan lebih nyeri dari sebelumnya. Perasaan bersalah, menyesal, sedih, bercampur menjadi satu hingga Jungkook tidak tahu harus melakukan apa.
"..maafkan aku..." rintihnya lagi.
Jungkook bergetar, pipinya mulai basah karena air matanya. Semakin ia mendekap erat baju itu, semakin sakit hatinya. Namun, ia tidak ingin melepaskannya.
"Jung Eunbi..maafkan aku..."
**
07.00 KST
Jeon Jungkook membuka matanya perlahan dan mendapati dirinya tertidur di atas lantai dengan masih mendekap baju terusan tunangannya. Ia menghembuskan napas dengan berat, harinya tanpa Jung Eunbi, tunangannya akan dimulai. Apakah ia mampu? Semua orang selalu menganggap CEO muda ini adalah orang yang sangat mandiri dan serba bisa, namun sebenarnya Jungkook merasa bukan siapa-siapa tanpa kehadiran Eunbi.
Ia beranjak menuju balkon, berharap sedikit udara segar dapat membantu mempermudah pernapasannya. Pemandangan kota Seoul di pagi hari yang tenang seperti ini adalah kesukaan Eunbi. Jungkook selalu heran, apa bagusnya pemandangan gedung-gedung pencakar langit dengan sedikit tumbuhan hijau dan orang-orang sibuk yang memadati jalanan.
"..hm..karena kota ini penuh dengan kehidupan. Bukankah itu hal yang indah, Jungkook-ah?" Jungkook tersenyum sinis mengingat jawaban Eunbi.
Ia menyusuri jalanan depan apartemennya yang lumayan sepi, tidak banyak orang berlalu-lalang di jalan. Cuaca pagi ini pun tidak terlalu baik, awan mendung menutupi sinar matahari pagi dan angin dingin terus menerpa wajah Jungkook. Bukannya kesegaran yang ia dapat, justru Jungkook malah merasa kedinginan.
Baru saja ia hendak kembali masuk ke apartemennya, ia melihat sosok yang tidak asing bagi Jungkook. Ia memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas sosok tersebut dan sedetik kemudian matanya terbelalak. Tanpa berpikir panjang, Jungkook membuka kasar pintu balkonnya dan keluar dari apartemennya dengan tergesa-gesa.
"Eunbi-yah!!" seru Jungkook langsung memeluk sosok yang ia lihat dari apartemennya tersebut.
Wanita yang Jungkook panggil 'Eunbi' tidak dapat menemukan suaranya saking terkejut mendapati dirinya dipeluk oleh laki-laki tak dikenal.
"Eunbi-yah..jangan tinggalkan aku lagi, huh?" gumam Jungkook semakin mengeratkan dekapannya.
'Eunbi..siapa?' pikirnya. Namun sebelum ia berpikir lebih panjang, ia merasa tubuh laki-laki di depannya ini semakin berat menindihnya.
"oh? Ahjussi?? Anda baik-baik saja??! Hey! Wonwoo-yah!! Cepat kesini dan bantu aku!!"
**
Jungkook terbangun di sebuah tempat yang tidak ia kenal dengan seorang laki-laki jangkung berambut hitam legam yang tengah menatapnya sambil menyilangkan tangan dengan dingin. Laki-laki muda itu terlihat tidak suka dengan kehadiran Jungkook.
"..ini dimana..?" tanya Jungkook dengan hati-hati kepada laki-laki muda di depannya.
"Di apartemenku, dan Anda siapa?" balasnya singkat dan bertanya dengan bahasa formal namun terdengar ketus.
"Aku Jeon Jungkook, apartemenku di no 530. Salam kenal dan maaf merepotkanmu.." jawab Jungkook lalu melihat sekelilingnya. "..Kenapa aku bisa berada di apartemenmu? Dan siapa namamu?" lanjutnya.
"Aku Jeon Wonwoo. Kenapa kau bisa berada disini karena tadi kau pingsan saat memeluk pacar orang.." ujarnya masih terdengar kesal namun berusaha menahannya.
Jungkook mengerutkan alisnya karena bingung dengan ucapan tetangga yang baru dikenalnya itu. Namun kebingungannya hilang saat seorang wanita yang sangat ia kenal wajahnya, masuk ke kamar dengan membawa segelas air mineral.
Wajah itu, dengan bentuk alis tebalnya yang atraktif, kelopak matanya, hidungnya, pipi chubby-nya, dan bibir cherry yang mungil dan berwarna merah. Tidak salah lagi, ia adalah Jung Eunbi, tunangannya yang meninggalkan Jungkook 3 hari yang lalu. Namun Jungkook segera menampik keras pemikirannya tersebut.
Jung Eunbi sudah tiada. Ditambah, wanita itu memiliki potongan rambut yang berbeda walaupun justru potongan rambut bob pendek itu semakin mengingatkan Jungkook pada Eunbi kecil.
"Heol, pacar katamu?! Jangan bicara yang tidak-tidak, Jeon Wonwoo!" ujar wanita yang mirip Eunbi itu cepat.
"Maafkan temanku yang kasar ini. Silahkan diminum supaya Anda merasa lebih baik.." lanjutnya dengan sopan. Jungkook menerima dengan patuh lalu menghabiskannya dalam beberapa teguk.
" Wonwoo-yah, tadi ibumu menelpon, bukan?. Sebaiknya kau menelponnya balik.." ujar gadis itu lagi. Pria yang dipanggil Wonwoo menyipitkan matanya lalu beranjak pergi sambil mengeluarkan ponsel di sakunya. Seakan gadis itu sengaja menyuruhnya pergi untuk meninggalkannya dan Jungkook berdua.
"Tolong maafkan temanku itu. Ia memang selalu tidak sopan di depan orang lain.."
"..tidak apa-apa.."
"Ah, aku penghuni baru disini. Mohon bantuannya.."
Jungkook membalas ucapan wanita itu dengan senyum singkat. Ia terus mengamati duplikat tunangannya itu lekat-lekat.
"..namamu..siapa?" tanya Jungkook terdengar ragu.
"Namaku Jung Eunha, salam kenal.." ujarnya lalu tersenyum ramah.
*
*
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[EUNKOOK] BEGINS
FanfictionKumpulan short story kisah kasih Eunha (Gfriend) dan Jungkook (BTS) yang penuh lika-liku, dengan background, alur, setting cerita, dan other cast yang berbeda-beda. Author's favorite short story: 1. This October 2. Eunha Gets Drunk 3. S...