Missing You

1.5K 151 6
                                    

"Jadi.. kapan kita bisa bertemu..?" 

Terdengar helaan napas panjang dari ujung telpon sana. Eunha dapat mendengarnya dengan jelas, dan itu membuatnya ikut menghela napas. 

"Eunha-yah..." ujar Jungkook pelan, terdengar pasrah. 

"Jangan diteruskan! Aku sudah tahu jawabannya." potong Eunha dengan nada ketus. Bibirnya membentuk huruf U terbalik serta pelupuk matanya mulai berair. Eunha tahu, bahwa sikapnya ini kekanak-kanakan, tapi ia tidak dapat menghentikannya. 

Inilah resiko menyukai seorang namja yang sangat sibuk. 

'..aku merindukanmu, bodoh! apa kau tidak merasakan hal yang sama?!' teriak Eunha dalam hati.  

". . . ." 

". . . . "

"..Manager-nim mencariku. Nanti aku telpon lagi, oke?" ujar Jungkook dari seberang telpon. 

Bibir Eunha semakin mengerucut dan alisnya tertarik ke tengah. Ia tidak berniat menjawab ucapan Jungkook dan memilih menunggunya memutuskan panggilan mereka. 

"Eunha-ya, nanti ku telpon lagi, ya?"  tanya Jungkook mengulang pertanyaannya. Dirinya akan terus bertanya sampai Jung Eunbi membalasnya. 

"Iya.." jawab Eunha akhirnya. 

Jungkook tersenyum tipis, meski Eunha sudah pasti tidak dapat melihatnya. Setelah mengucapkan "sampai jumpa", ia memutuskan panggilannya lalu kembali bersama manager dan para Hyung-nya. 

Di belahan dunia lain, Eunha masih menyandarkan punggungnya ke tembok lobi gedung stasiun nasional dekat ruang tunggu grupnya. Ia memandangi layar ponselnya, lebih tepatnya nomer Jungkook yang ada di paling atas list panggilannya.   

Selepas menelpon pacarnya itu, ia berpikir, apakah ia merasa bahagia menjalani hubungan jarak jauh seperti ini? apakah Jungkook benar-benar mencintainya? atau bahkan sebaliknya, apakah dirinya masih mencintai namja itu. 

Entahlah. Eunha belum menemukan jawabannya. Namun, yang jelas ia merasa ada sesuatu yang salah dalam hubungan jarak jauh ini. 

*

*

Maknae BTS itu kembali menunjukkan wajah murungnya, setiap kali sang fotografer menghentikan jepretan kameranya sekilas untuk melihat hasil fotonya di layar komputer. Para hyung-nya sangat menyadari aura muram Jungkook. 

Namun mereka tahu. Selain membiarkannya bertemu dengan Eunha, tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk membuat Jungkook merasa lebih baik. 

"Hey, bersemangatlah.  Besok lusa kita kembali ke Korea Selatan," ujar J-hope, menepuk pelan punggung Jungkook. 

Kalimat itu dibalas senyum tipis olehnya. Ya, besok lusa mereka memang akan kembali ke Korea, dengan segudang jadwal yang membuatnya sulit bernapas. Bagi hubungannya dengan Eunha, kesibukannya di Korea justru terasa lebih menyakitkan ketimbang dirinya sibuk di luar negeri. 

Mereka berada di satu tempat, tetapi tetap saja tidak bisa bertemu. 

"Justru itu...entah kenapa aku punya firasat buruk setiba disana nanti.." ujar Jungkook lirih. J-hope hendak membuka mulut untuk kembali menyenangkan maknaenya itu, ketika fotografer telah kembali dan memberi aba-aba untuk berpose. 

"Yak, kita mulai lagi. Kali ini dengan suasana yang lebih ceria dan santai," ujarnya memberi arahan. 

'ceria, huh?' batin Jungkook. 

*

*

Sesampainya di kamar hotel, Jungkook menyambar ponselnya lalu dengan cepat ia terhubung dengan ponsel Eunha. Tuut..tuut. Panggilan tersambung, namun belum ada tanda-tanda dari kekasihnya itu untuk mengangkat. Hingga dering kesepuluh, panggilan terputus. Eunha tidak menjawab panggilannya. 

[EUNKOOK] BEGINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang