Malam itu di kediaman mewahnya, Jeon Jungkook tengah duduk di sofa sambari berdecak kesal melihat kekasihnya sibuk dengan barang-barang yang tidak ia pahami. Di kepalanya berputar pertanyaan demi pertanyaan yang dibumbui api cemburu lantaran kekasihnya itu terlihat gembira bukan karena dirinya.
Tidak jauh dari sofa, Jung Eunha sibuk memilah buku-buku managemen marketing ke dalam kotak berukuran sedang sambil bersenandung riang. Lanjut, Eunha beranjak ke kamarnya dan keluar dengan kedua tangannya penuh dengan buku-buku lainnya. Kali ini ia memilah buku tentang kopi, mixing, dan barista.
Ah, Jungkook paham sekarang. Hal yang bisa membuat kekasihnya itu merasa gembira pastilah berhubungan dengan kedai kopi yang baru dirintisnya beberapa minggu yang lalu.
"Aheem.." batuk Jungkook sengaja, "Kedai kopi-mu berjalan lancar, sayang?" tanya Jungkook menekankan panggilan 'sayang' di akhir agar Eunha sadar jika dirinya sedang diacuhkan oleh kekasihnya sendiri.
"Sangat lancar," jawab Eunha riang, dan singkat. Tanpa menoleh ke arah Jungkook karena masih sibuk dengan kegiatannya.
"Kau terlihat lelah, sayang.." ujar Jungkook tidak menyerah. Tangannya bergerak mengusap kepala Eunha dengan lembut, lalu jari-jarinya memainkan rambut panjang Eunha yang berwana hitam legam.
"Kau masih mengurus semuanya sendirian? Belum membuka lowongan pegawai?" lanjutnya bertanya.
Eunha menghentikan gerakannya sejenak. "Aku masih mengurus semuanya sendiri.." jawabnya setelah terlihat berpikir sekilas.
"Aku bisa membantumu..."
"Jeon Jungkook-Pak Presdir, Anda sudah cukup sibuk mengurus dari A sampai Z perusahaan sebesar itu. Anda tidak punya waktu untuk mengurus hal kecil seperti ini," sela Eunha cepat dengan bahasa formal lalu tersenyum manis menatap wajah kekasihnya yang banyak bicara itu.
"Aku bisa kosongkan jadw..." Jungkook (masih) belum menyerah sampai ia mengetahui alasan dibalik senandung riang dan senyum merona Eunha pada kotak berisi buku-buku itu.
"Tidak boleh," tegas Eunha. Ia lalu menatap lekat-lekat kedua manik kekasihnya itu, kemudian tangannya menepuk pelan tapi tegas pundah kiri Jungkook.
"Lakukan tugasmu dengan baik, Pak Presdir.." ujarnya lalu terkekeh jahil.
"Tapi aku ingin melihatmu mengurus kedai itu.." gumam Jungkook mulai merajuk dengan menggunakan aegyo-nya.
Sejak Eunha melontarkan ide untuk memulai bisnis kedai kopi sekaligus co-working space* di Seoul, Jungkook sudah bermimpi untuk melihat bagaimana kekasih mungilnya itu bekerja. Ia ingin melihat Eunha yang sedang melayani pelanggan di belakang mesin kasir. Eunha yang sedang meramu kopi. Eunha yang sedang meeting dengan pihak ketiga untuk bekerja sama. Ah, alangkah beruntungnya mereka bisa melihat Eunha yang sedang bekerja keras seperti itu.
"Jungkook-ah, kalau sudah lelah, tidur saja.." ujar Eunha datar, tidak mengubris rajukan Jungkook. Ia kembali fokus dengan kegiatannya.
Melihat Eunha yang lebih memilih mengurus kotak jelek penuh buku dibandingkan dirinya, Jungkook menyerah dan bangkit dari sofa dengan wajah tertekuk.
"Besok kau berangkat jam berapa?" tanyanya sebelum meninggalkan ruang tengah, menuju kamarnya.
"Sepertinya pagi sekali. Ada banyak yang harus ku ajarkan ke bocah itu.." sedetik kemudian Eunha langsung mengutuk mulutnya yang selalu lepas kendali.
"Maksudku, jam 8 pagi. Bagaimana? Mau berangkat bersama? Hehe.." sambungnya cepat, memancing Jungkook agar tidak fokus pada kalimat sebelumnya.
"Bocah itu? Siapa?" tanya Jungkook memicingkan matanya. Rencananya untuk segera tidur batal dan langsung kembali duduk di samping Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
[EUNKOOK] BEGINS
FanfictionKumpulan short story kisah kasih Eunha (Gfriend) dan Jungkook (BTS) yang penuh lika-liku, dengan background, alur, setting cerita, dan other cast yang berbeda-beda. Author's favorite short story: 1. This October 2. Eunha Gets Drunk 3. S...
![[EUNKOOK] BEGINS](https://img.wattpad.com/cover/86894907-64-k798644.jpg)