SEWAKTU Liu hujin berjalan keluar tadi, pintu kamar telah ditutup kembali, daun jendelapun sudah di pantek mati semenjak lima hari berselang .....
Bila ada orang yang bersembunyi dalam rumah itu, sudah pasti dia tak akan dapat berjalan keluar.
Walaupun Liu Yok siong belum tahu siapa yang sedang berbicara, juga tak tahu di manakah orang yang berbicara itu berada, tapi tak bisa disangkal lagi orang itu pasti berada dalam ruangan ini.
Sebab suaranya ketika berbicara tadi dari jarak amat dekat dengannya, setiap patah katanya dapat ia dengar amat jelas.
Pelan-pelan ia bangkit berdiri memantek dulu pintu kamarnya dari dalam, kemudian baru mulai melakukan pencarian.
Sepanjang hidupnya, tak sedikit mara bahaya yang telah dialaminya, dia percaya berada dalam keadaan seperti apapun dia tak akan menjadi gugup atau gelagapan.
Ia sudah mendengar kalau orang itu adalah seorang perempuan dan lagi seorang perempuan asing, sebab sebelum itu belum pernah ia mendengar suara pembicaraannya.
Mengapa seorang perempuan asing bisa muncul didalam rumahnya? Kenapa dia sama sekali tidak merasakan atau mendengar gerak geriknya?
Kejadian ini benar-benar merupakan suatu peristiwa yang aneh sekali.
Tapi kali ini, dia bertekad hendak menyelidiki persoalan ini sampai menjadi jelas duduk persoalannya.
Ia mencari dengan seksama, hampir setiap sudut ruangan dicari dengan penuh perhatian, bahkan lemari pakaian, kolong ranjang diperiksa semua dengan hati-hati, tapi kenyataannya kecuali dia sendiri, dalam ruangan itu tiada orang lain, bayangan tubuhnya pun tak nampak.
Lantas kemana perginya perempuan yang barusan berbicara itu?
Salju kembali turun dengan derasnya di luar sana.
Bunga salju berhamburan ke atas tanah dan menghantam di atas kertas jendela dari seberang sana masih kedengaran suara palu yang memukul di atas batu.
Dalam ruangan ini sekarang tak kedengaran suara lagi, setitik suarapun tak kedengaran, sedemikian heningnya seakan-akan kuburan yang setiap saat kemungkinan besar akan muncul setannya, kalau kebanyakan orang yang mengalami keadaan seperti ini, mereka pasti sudah tak tahan untuk berdiam di sana lagi, tapi Liu Yok siong bukan manusia bermental tempe seperti orang-orang itu.
Ternyata ia membalikkan diri lagi di atas ranjangnya.
Perduli siapakah perempuan yang barusan berbicara, setelah dia datang kemari, sudah pasti bukan sepatah kata macam itu saja yang akan diutarakan olehnya.
Ia percaya pasti ada kata-kata lain yang bakal disampaikan oleh perempuan tersebut.
Ternyata dugaannya memang tidak salah.
Baru saja dia membaringkan tubuhnya, suara tertawa yang merdu dan secara lamat-lamat mengalun tiba itu kembali berkumandang.
Dia bilang begini:
"Ternyata aku memang tidak salah melihatmu, kau memang jauh berbeda bila dibandingkan dengan orang-orang lainnya cuma kau toh belum berhasil juga menemukan aku."Suara itu masih berkumandang dari jarak yang sangat dekat dengannya, sekarang dia dapat memastikan bahwa si pembicara itu berada di atas kelambu pembaringannya.
Tapi menanti dia melompat bangun untuk memeriksanya, di atas kelambu itu sudah tak nampak sesosok bayangan manusiapun.
Mendadak Liu Yok siong merasakan punggungnya menjadi dingin sekali, karena dia merasa orang itu sudah berada di belakang punggungnya .
Dia selalu gagal untuk melihat wajahnya sebab punggungnya memang tidak bermata.
Dengan suatu gerakan yang tercepat dia membalikkan badannya, namun perempuan itu masih berada di belakang punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Bulan Sabit (Yuan Yue Wan Dao) - Gu Long
AdventureGolok ada yang lurus ada pula yang melengkung, yang kita ceritakan sekarang adalah sebilah golok yang melengkung, melengkung bagaikan alis mata Cing Cing. Golok lengkung itu memang milik Cing Cing. Cing Cing adalah seorang gadis cantik tapi misteriu...