35. Segerombolan Orang Gila

847 22 0
                                    

EMPAT ekor kuda jempolan menghela sebuah kereta kencana yang amat indah sedang berlarian menelusuri jalan raya, Ah Ku mengayunkan cambuknya ditengah udara dengan penuh bersemangat.

Setelah meninggalkan perkampungan Sin kiam san ceng. Ting Peng hanya mengucapkan sepatah kata terhadap Ah Ku.

"Gunakan kecepatan yang paling tinggi untuk memasuki kota terbesar disekitar tempat ini."

Untuk berbicara dengan Ah Ku memang merupakan pekerjaan yang menghemat waktu dan tenaga tak perlu memberikan penjelasan yang kelewat banyak, cukup kata perintah yang paling singkat sekalipun.

Maka begitu kereta turun dari perahu, Ah Ku segera melarikan keretanya dengan kecepatan tinggi.

Kereta tersebut sudah merupakan tanda pengenal bagi Ting Peng, perlambang bagi Ting Peng, walaupun semua orang tidak melihat Ting Peng, tapi setiap orang tahu kalau Ting Peng pasti berada didalam kereta tersebut.

Maka semua orang segera menyingkir, melihat Ah Ku melarikan keretanya dengan kecepatan tinggi.

Tiada orang yang bertanya bagaimana keadaan Ting Peng dalam perkampungan Sin kiam san ceng, dan bagaimana pula hasil pertarungannya dengan Cia Siau hong.

Persoalan tersebut telah diterangkan oleh Cia Sianseng jauh sebelum pemuda itu menampakkan diri.

Hasil pertarungan antara Ting Peng melawan Cia Siau hong adalah seri, tiada yang menang dan tiada pula yang kalah, setiap orang telah mengetahui akan hal ini, semua orang pun merasa sangat gembira.

Tapi toh ada juga yang mengikuti di belakangnya, mereka ingin mengetahui peristiwa apa lagi yang bakal terjadi?

Ting - Kongcu melakukan perjalanan dengan tergesa gesa, itu berarti ada sesuatu kejadian penting yang akan berlangsung siapakah yang akan menyia-nyiakan keramaian semacam ini?

Sekalipun ada urusan yang lebih penting pun, mereka akan menunda persoalan tersebut untuk menyaksikan apa yang telah terjadi, apalagi sekarang mereka tidak mempunyai persoalan yang terlalu penting.

Yang paling menyenangkan menjadi seorang anggota persilatan adalah kesantaian mereka.

Mereka tak perlu berkeluh kesah karena harus mencari uang, merekapun tak pernah memikirkan soal kehidupan, dalam saku merekapun seakan-akan terdapat uang yang tak akan habis digunakan, sekalipun tiada orang yang pernah menjadi kaya, tapi jarang sekali ada orang persilatan yang mati karena kelaparan.

Siapapun tak tahu darimana mereka mendapat uang, tapi setiap orang dapat hidup dengan gembira dan royal.

Seakan-akan mereka mempunyai banyak cara yang aneh dan luar biasa untuk menghidupkan kehidupan mereka yang serba aneh dan luar biasa, dan mereka sedikit pun direpotkan oleh persoalan-persoalan yang serba aneh dan luar biasa pula.

Sekarang mereka sedang mengejar kereta yang ditumpangi Ting Peng, hal semacam ini pun boleh dibilang merupakan suatu kejadian yang aneh dan luar biasa.

Tentu saja mereka kenal dengan Ting Peng, tapi Ting Peng belum tentu akan kenal dengan mereka.

Ting Peng melakukan perjalanan dengan begitu tergesa-gesa, tentu saja dia tak akan berhenti untuk menunggu mereka, sekalipun Ting Peng berhasil mereka susul, belum tentu dia akan mengundang mereka untuk makan bersama.

Tapi mereka melakukan pengejaran dengan amat ketat, paling tidak jauh lebih kencang daripada larinya ke empat ekor kuda jempolan yang menghela kereta tersebut.

Kuda itu lari dengan sekuat tenaga karena dikendalikan oleh ayunan cambuk dari Ah Ku.

Tiada orang yang mengayunkan cambuk terhadap mereka, tapi mereka tetap berlarian dengan sekuat tenaga, dua kaki untuk menerjang enam belas buah kaki.

Golok Bulan Sabit (Yuan Yue Wan Dao) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang