5. Malam Bulan Purnama

1.5K 40 2
                                    

CUACA telah berubah, sang surya yang memancarkan cahaya keemas-emasan telah tertutup di balik awan.

Tiba-tiba Ting Peng merasakan sekujur badannya menjadi dingin dan kaku, lalu sebentar lagi merasakan sekujur badannya panas bagai dibakar dengan api.

Semacam kesedihan dan kegusaran yang tak terlukiskan dengan kata-kata, membara dari dasar telapak kakinya langsung menerjang ke atas tenggorokan, membakar wajahnya sehingga berubah menjadi merah membara membuat matanya ikut membara pula.

Ketika hembusan angin mengibarkan kain cadar yang menutupi wajah Liu hujin tadi, ia telah menyaksikan raut wajahnya sang nyonya yang sebenarnya...

Ternyata Liu hujin bukan lain adalah Ko siau.

Sekarang segala sesuatunya telah menjadi jelas, mimpipun dia tak mengira kalau kenyataan yang sebenarnya begitu rendah, terkutuk, begitu kejam dan tak berperi-kemanusiaan.

Tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak, memandang Liu hujin sambil tertawa tergelak, suara tertawanya kedengaran mirip sekali dengan jeritan binatang buas menjelang kematian.

Kemudian sambil menuding ke arahnya dan terbahak bahak, serunya:

"Kiranya Haaahhh..... haaahhh..... haaahhh kiranya kau?"

Setiap orang memandang ke arahnya dengan terkejut, kaget bercampur keheranan.

"Kau kenal dengan dia?" tegur Liu Yok siong.

"Tentu saja aku kenal dengan dia, kalau aku tidak kenal dengannya, siapa yang bakal kenal dengannya?"

"Kau tahu, siapakah dia?"

"Li Ko siau!"

Liu Yok siong kontan saja menarik muka sambil tertawa dingin, serunya lantang:
"Aku sama sekali tidak menggelikan (Ko siau), kau juga tidak menggelikan!"

Kejadian semacam ini memang tidak menggelikan, sedikitpun tidak menggelikan.

Pada hakekatnya kejadian ini untuk menangispun tak sanggup mengeluarkan suara.

Seharusnya Ting Peng menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya .sejak dari ia muncul dalam keadaan bugil, sampai dia pergi mencari Bwe hoa lojin untuknya, digantung lalu ia menyerahkan segala sesuatu kepadanya.

Tapi kejadian semacam ini tak mungkin bisa diucapkan.

Kejadian itu sesungguhnya terlalu brutal, terlalu tidak masuk diakal, kalau dia menceritakannya, orang lain pasti akan menganggapnya sebagai orang gila, seorang gila yang cabul dan memalukan.

Untuk menghadapi manusia gila semacam itu, sekalipun digunakan cara yang paling kejam, cara yang paling buaspun, orang lain tak akan mengatakan apa-apa.

Dengan mata kepala sendiri ia pernah menyaksikan seorang gila semacam itu, di gantung orang hidup-hidup.

Sekarang dia baru tahu, lubang hitam di mana ia terjerumus ternyata adalah sebuah perangkap.
Sepasang lelaki sejati dan perempuan alim ini bukan saja hendak merampas kitab pusaka ilmu pedangnya, bahkan hendak merusak nama baiknya dan menjerumuskan dia ke lembah penghinaan.

Karena itu sudah cukup menggetarkan hati mereka, karena dalam pertarungan ini sebenarnya kemenangan berada di tangannya.

Sekarang, sebenarnya ia sudah menggetarkan dunia persilatan, namanya sudah menjulang tinggi ke angkasa.

Tapi sekarang, tiba-tiba Ting Peng menubruk ke depan, menggunakan segenap tenaga yang dimilikinya untuk menubruk Liu-hujin yang sebenarnya sama sekali tidak menggelikan itu.

Golok Bulan Sabit (Yuan Yue Wan Dao) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang