TATKALA Ting Peng hendak meninggalkan Rumah Penyimpan Pedang, tak tahan dia berpaling dan memperhatikan kembali kedua buah kuburan serta rumah gubuk itu sekejap, hatinya penuh dengan perasaan kagum.
Yang paling mengagumkan adalah kemampuan Cia Siau hong berpedang.
Sewaktu berada di depan pintu, bila telah mendengar tentang pemimpin enam partai besar membicarakan soal golok.
Enam partai besar merupakan partai paling berkuasa dalam dunia persilatan dewasa ini, pemimpin mereka tak lebih adalah manusia-manusia yang berkepandaian silat paling tinggi dalam dunia persilatan.
Orang yang berilmu silat paling tinggi dalam dunia persilatan bukan berarti paling tinggi ilmu silatnya dikolong langit, dalam hal ini tentu saja merekapun mengakuinya maka dari itu mereka datang ke perkampungan Sin kiam san ceng dan satu persatu bertekuk lutut, bahkan terhadap sindiran dan cemoohan Cia Siau giok, terhadap merekapun hanya disambut dan diterima tanpa membantah.
Mereka beranggapan golok Ting Peng sudah mencapai tingkatan manusia mengendalikan golok, itu berarti sudah tiada tandingannya di dunia ini.
Pendapat semacam itu sesungguhnya tak dapat dikatakan sebagai suatu pandangan yang keliru.
Cuma saja mereka belum tahu kalau masih ada tingkatan yang lebih tinggi lagi.
Yakni tingkatan yang sedang dicapai oleh Cia Siau hong pada saat ini.
Cia Siau hong adalah seorang jago pedang, sudah barang tentu tingkatan yang di capai pun tingkatan di ujung pedang.
Pedang merupakan senjata, golokpun merupakan senjata.
Bila ilmu silat telah mencapai tingkatan yang paling tinggi, antara golok dan pedang sudah tiada perbedaannya lagi, hanya berbeda dalam pelaksananya belaka.
Tingkatan yang dicapai Ting Peng hanyalah Golok adalah manusia, manusia tetap manusia.
Golok diperbudak manusia, manusia merupakan jiwa dari golok.
itulah ciri khas seorang jagoan yang amat lihay.
Tapi bagaimana dengan Cia Siau hong?
Sejak kapankah dia telah mencapai tingkatan semacam itu? Tiada orang yang tahu, tapi sejak sepuluh tahun berselang ia telah berhasil melampaui tingkatan tersebut dan hal mana sudah merupakan suatu kepastian.
Karena dia telah membangunkan Rumah penyimpanan pedang.
Di dalam Rumah penyimpanan pedang ini, dia sedang mengejar tingkatan yang lain, tingkatan paling tinggi yang disebut Huan Phu kui tin, suatu tingkatan yang paling hebat namun justru akan membawa dirinya menuju ke taraf kesederhanaan dan kebiasaan.
Tingkatan tersebut merupakan tingkatan "pedang adalah pedang, aku adalah aku. pedang bukan pedang, aku bukan aku". Suatu tingkatan yang betul-betul maha luar biasa.
Sekarang Ting Peng masih belum bisa meninggalkan goloknya, sebilah golok lengkung berbentuk bulan sabit.
Di atas golok itu terukir kata-kata : "Siau lo it ya teng cun hi."
Golok iblis yang membuat setanpun menjadi pusing.
Tanpa golok ini, mungkin Ting Ping sudah bukan Ting Peng yang dulu, tapi jelas tak mungkin akan menjadi Ting Peng sekarang.
Antara manusia dan golok masih belum dapat dipisah-pisahkan.
Di tangan Cia Siau hong pun sebenarnya terdapat sebilah pedang mestika.
Tapi semenjak sepuluh tahun berselang, dia sudah menyimpan pedangnya dirumah, dia telah melepaskan pedang mestikanya itu.
Sekarang dia belum berhasil mencapai tingkat yang paling tinggi itu, maka dia harus berada didalam Rumah penyimpanan pedang untuk mencapai ke tingkatan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Bulan Sabit (Yuan Yue Wan Dao) - Gu Long
AventuraGolok ada yang lurus ada pula yang melengkung, yang kita ceritakan sekarang adalah sebilah golok yang melengkung, melengkung bagaikan alis mata Cing Cing. Golok lengkung itu memang milik Cing Cing. Cing Cing adalah seorang gadis cantik tapi misteriu...