KONTEN NEGATIF

17K 383 11
                                    

Mohon Perhatian!!!

cerita terbaru saya, banyak mengandung unsur 21 + dan juga, mengadung unsur konten negatif. Jadi sebelum membaca perhatikan dulu usia kalian dan tentu minat bacaan yang kalian suka. Selain unsur sex, ada unsur penyiksaan juga. Mohon pilah - pilah dalam memilih bacaan. Carilah bacaan yang sesuai dengan usia kalian. seidaknya saya sudah menyarankan.

oke guy's

terima kasih

***

Diana hanya terdiam memandangi piring berisi makanan di hadapannya. Banyak beban di pundaknya, apalagi peristiwa pemerkosaan yang baru semalam terjadi padanya

"Diana, ayo dimakan makanannya. Jangan di liatin saja" tegur Rohali

"Saya ga laper" jawab Diana pelan tanpa menatap wajah Rohali. Rohali meletakkan garpu dan sendoknya dengan keras lalu menatap Diana dengan pandangan tajam, Rohali berdiri bangkit dan menarik rambut Diana dengan keras membuat kepala mungil Diana mendongak dengan wajah meringis menahan sakit karena rambutnya di jambak keras oleh Rohali.

"Denger yah kamu Diana, kamu di sini buat kerja! bukan buat manja - manjaan. Kalau kamu sampe ga makan, kamu jatuh sakit, saya harus keluarkan uang banyak untuk mengobati penyakitmu! dan itu merugikan, kamu tau!!"

"Awww... sakitt" ringis Diana, saat rambutnya ditarik makin keras oleh Rohali

"Jangan manja! habiskan makananmu, dan cepat menemuiku di kamar!!!" perintah Rohali keras. Lalu meninggalkan Diana yang menangis tanpa suara.

"Diana!" panggil Vera setelah Rohali pergi dari ruang makan. Diana menoleh dan menatap tiga wanita yang sedari tadi duduk menyaksikan Rohali menyiksanya

"Lo di sini buat kerja, dan kerjaan lo sama kaya kita, jual diri. kalau lo pikir di adopsi sama Mami untuk di sayang - sayang, lo salah besar. saran gue, ikuti saja apa kata Mami daripada lo di siksa"

"Saya.. saya anak manusia kak, saya.. saya bukan untuk di jual. saya.. saya gak mau jual diri" isak Diana pelan

"Eh, lo itu sudah menjual diri lo sejak semalam. Lupa ya?" sahut Shanti dengan santai yang membuat air mata Diana semakin deras membasahi pipinya, mengingat semalam dia di perawani oleh pria yang lebih pantas menjadi kakeknya dan mengingat bagaimana bengisnya pria - pria lain yang memperkosanya semalam, menggilirnya tanpa memiliki perasaan.

"Udah makan lo cepet, habis itu temuin mami. mungkin mami mau ngasih job ke lo" ujar Shanti. Diana merunduk dalam dan bangkit dari tempat duduknya tanpa menghiraukan tatapan dan ucapan wanita - wanita yang ada di meja makan.

Diana melangkahkan kakinya ke kamar, meraih tas lusuh yang di bawanya kemarin ke sini. Baru satu hari dia di adopsi, dan hidupnya benar - benar berubah drastis. Tubuh mungil Diana membuka isi tas nya dan mengambil buku pemberian ayahnya

Dear Ayah

Ayah, hidup Diana sekarang berubah ayah. Bukan Diana menjadi sukses, tapi Diana sudah menghancurkan harapan ayah. Harusnya Diana gak ikut saran Bunda Rita untuk di adopsi, karena Diana tau, tidak akan ada orang tua yang bisa menggantikan ayah dan Nini. hanya kalian yang menyayangi Diana dengan tulus tanpa berniat jahat. Diana minta maaf, karena Diana egois. harusnya Diana ikut Ibu dan Om John saja, setidaknya ada Ibu yang menjaga Diana dari orang - orang jahat

Ayah, semalam Diana merasakan sakit luar biasa ayah. sakit sampai Diana tidak bisa menahannya. Diana gak tau harus cerita kemana, tapi setelah semalam, Diana merasa hancur ayah. mereka menyakiti anak kesayangan ayah, mereka memukul Diana, mereka menindih Diana, mereka juga memasukkan sesuatu yang membuat Diana kesakitan, Diana gak mau lagi ayah.

tolong jemput saja Diana dari sini....

Diana menghela napasnya pelan, lalu meringis saat merasakan pedih di pangkal pahanya. Diana menatap luar kamarnya, otak kecilnya berputar mencari cara untuk bisa pergi dari neraka dunia ini. Diana membuka jendela kamarnya yang tidak terkunci, dia berada di lantai dua melihat ke bawah yang cukup tinggi menyurutkan niatnya, tapi jika bertahan disini lebih menyakitkan. Tak apa bila dia langung mati, begitu pikir Diana. Lebih baik mati daripada bertahan seperti ini. Diana sudah hendak melompat, namun tiba - tiba tangan kekar menarik lengannya dengan keras

"Aduhh..." Diana meringis kesakitan, saat tubuhnya di tarik dan di lempar kelantai kamarnya. Diana mendongakkan kepala menatap Andhika yang menatapnya penuh amarah

"Ada apaan sih Papi?" Rohali masuk ke kamar Diana saat mendengar suara tubuh Diana terjatuh di lantai. Diana menatap Rohali dan Andhika dengan pandangan takut

"Lihat jalang kecil ini!!" teriak Andhika, Rohali menatap Diana yang terduduk di lantai dengan pandangan bingung. "Jalang kecil ini mencoba melarikan diri!!"

"Apa?" Rohali terkejut

"Jalang ini akan melompat dari balkon, kurang ajar sekali!!"

Rohali menatap Diana yang sudah menangis dan semakin takut, Rohali mendekat kearah Diana dan...

Bugh!!!

Rohali menendang kepala Diana keras membuat Diana jatuh tersungkur Diana meringis menahan sakit seketikan bau anyir menyeruak indra penciumannya. Diana merasakan hidungnya yang mengeluarkan darah segar, dia hanya bisa menangis dalam diam.

"Kurang ajar!! kamu brengsek Diana!!" Rohali menamparnya berkali - kali, rambut Diana sudah dijambak tanpa ampun

"Ampuun... sakitt" Diana memohon ampun saat Rohali tanpa punya perasaan menghajarnya membabi buta. Diana hampir jatuh pingsan jika Andhika tidak menyiraminya dengan air, membuat Diana tetap sadar.

"Denger ya jalang kecil, jangan coba - coba lo kabur, atau lo akan mendapatkan hadiah istimewa dari kita!!" ujar Rohali dingin, membuat Diana semakin ketakutan

"Udah Mi, kita hukum saja dia!! Hukuman pertama saja dulu" ujar Andhika. Rohali tersenyum licik, ditariknya tubuh Rohali yang sudah melemas. Rohali melepas semua pakaian Diana yang basah tercampur air juga darahnya. Diana hanya pasrah dengan lemah, dia menutupi tubuh bugilnya

"Ikut saya!!" Rohali menarik rambut Diana dengan kasar membuat Diana menguikuti langkah Rohali. Diana tidak memiliki tenaga lagi untuk menangis, dia hanya terdiam. Tenganya sudah habis menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya.

Rohali membuka pintu sebuah ruangan dan mengajak Diana masuk ke ruangan itu. Andhika menyalakan lampu ruangannya. Diana menatap sekitar, tidak ada yang berbeda, seperti kamar biasa pada umumnya, Diana pikir dia akan di sekap di ruangan ini, tapi sayang sekali bukan hanya di sekap.

"Wern come here!!" panggil Andhika. beberapa detik kemudian, seekor anjing hearder datang mendekat. Menatap Diana dengan tatapan lapar. Diana bersembunyi di balik badan Rohali, apakah dia akan menjadi santapan anjing itu? Rohali yang menyadari Diana bersembunyi semakin bersemangat.

"Ayo ikut saya" Rohali menarik tubuh Diana dan mengajaknya kedekat ranjang. Tangan Diana ditarik dan diikat di pinggiran ranjang. Tubuh Diana di paksa tidur tengkurap. Diana tak memiliki tenaga untuk melawan.

"Jangan sakiti saya, saya mohon" pinta Diana lemas

"Saya gak akan menyakiti kamu jika kamu tidak membuat saya marah! anak bodoh"

Rohali mengikat kedua kaki Diana di pinggiran ranjang, Lalu Rohali mengambil sebuah bantal dan di letakkan dibawah perut Diana, Posisi Diana seperti sedang menungging.

"Apa yang akan.. mami lakukan?" tanya Diana lirih

"Nikmati saja" ujar Rohali santai

"Oke, Wern listen to me" Ujar Andhika yang berjongkok dihadapan anjing hitam berbadan besar itu. "Itu Diana, kamu bisa menyetubuhinya sepuasnya. Silahkan, nikmati tubuhnya seperti biasa, oke" ujar Andhika yang mampu di dengar Diana

"Apa? Jangan!! saya gak mau!! teriak Diana dan tubuhnya berusaha melepaskan diri, sayang sekali rantai besi itu tidak mudah terlepaskan

"Kalau semalam tubuhmu dinikmati oleh pria - pria, maka sekarang seekor anjing jantan akan menikmati tubuhmu!!" ujar Rohali

"Kumohon... awww... sakit" Diana merintih saat punggungnya merasakan cakaran kuku anjing, tubuhnya semakin menegang saat anjing itu mulai menyetubuhinya dengan brutal. tawa Rohali dan Andhika menggema sementara Diana terus meronta memohon ampun, memohon belas kasihan

Woman (not) For SALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang