"Menemani Suzy berbelanja?" Ucap Suzy sambil menekankan kata-katanya. Saat ini Suzy dan Myungsoo sedang berada di dalam mobil, Myungsoo terlihat memindahkan perseneling dan Mobil pun berjalan dengan perlahan meninggalkan Mall.
"Hehe. Aku hanya bercanda." Kekeh Myungsoo.
"Bercanda musun." Desis Suzy sinis.
"Tapi aku sudah mengatakan bahwa kau yang menemaniku."
"Tapi kau tahu bukan, bahwa Naeun itu sangat membenciku. Wanita ular itu selalu saja menatapku sinis." Ucap Suzy tak Suka.
"Kenapa kau dan Naeun saling menatap sinis? Padahal kau dan Jiwon terlihat berteman."
"Kau tidak tahu saja kelakuan mantanmu yang Anarkis itu."
"Mwo? Anarkis?" Ucap Myungsoo lalu terkekeh pelan.
"Diantara semua mantan kekasihmu. Yang menurutku sikapnya agak sedikit baik itu hanyalah Jiwon. Walaupun dia hanya menginginkan hartamu saja."
"Jiwon tidak menginginkan hartaku." Suzy menatap Myungsoo dengan tatapan sinis.
"Geure?"
"Dia yang memutuskanku karena.."
"Dwaseo. Aku malas mendengarkan pembelaanmu." Potong Suzy lalu ia membelakangi Myungsoo. Myungsoo hanya bisa menghela nafas panjangnya, Entah kenapa ia merasa Suzy berubah padanya.
"Suzy-ah besok kau kemana?" Tanya Myungsoo.
"Besok? Aku ada janji dengan Soohyun oppa. Wae?" Jawab Suzy namun masih membelakangi Myungsoo mungkin pemandangan diluar lebih menarik daripada menatap wajah Myungsoo.
"Kalian ingin pergi kemana?"
"Soohyun Oppa memintaku menemaninya ke rumah sakit. Istri temannya baru saja melahirkan."
"Nugu?"
"Mollaso." Sahut Suzy pelan lalu menoleh kearah Myungsoo. "Kenapa bertanya? Biasanya kau tidak peduli pada teman Soohyun Oppa."
"Aniya. Aku hanya penasaran saja."
"Tumben sekali. Biasanya kau tidak seperti ini."
"Memangnya aku seperti apa?"
"Kau? Membiarkanku pergi dengan Soohyun Oppa, lalu mengangguku saat aku ingin Blind Date dengan teman Laki-lakiku, lalu kau merusak hari-hari indahku." Jelas Suzy Singkat yang membuat Myungsoo tersenyum walaupun samar.
"Tapi saat ini kau sudah tidak seperti itu. Aku menyukainya, sekarang kita melakukan yang harus kita lakukan tanpa adanya bantuan dari sahabat Laki-laki." Dan senyum sama Myungsoo seketika Sirna digantikan dengan wajah datar.
*
Wonho terlihat sedang memasuki sebuag gedung yang tidak tinggi namun terlihat sedikit Elite dan bernama Mirror. Terdengar suara lagu yang keras yang membuat siapapun tak tahan saat mendengarnya, dilantai terlihat ada Pria maupun wanita yang sedang menari mengikuti irama ada juga yang duduk di kursi Bar sambil bercengkrama dengan orang yang mungkin baru dikenalnya.
Wonho menatap sinis pada wanita berambut lurus yang tengah bercumbu dengan tamu VIP lainnya membuatnya mengingat ucapan Minho kemarin siang.
"Tolong Suzy." Wonho menautkan keningnya pertanda bingung.
"Menolong apa?"
"Aku tahu ini terdengar jahat, tapi bisakah kau membuat Suzy jatuh dalam pesonamu saja? Suzy terlalu buta untuk mencintai Myungsoo. Dia memang tidak pernah menunjukan rasa sukanya itu pada si Bodoh Myungsoo, tapi aku kasihan juga jika Suzy sakit hati karena sikap Myungsoo."
"Memangnya Myungsoo memperlakukan Suzy seperti apa?" Tanya Wonho heran. Ia tahu inilah saat yang tepat membuat Suzy jatuh cinta padanya tapi bukankah itu berarti ia hanyalah Pelampiasan saja?
"Myungsoo selalu melarang Suzy melakukan ini dan itu. Bahkan Suzy tak pernah merasakan memiliki kekasih karena Myungsoo selalu mengacaukannya. Kau tahu? Suzy sering sekali mengikuti Blind date tapi keesokan harinya laki-laki yang bersama Suzy itu menghilang tanpa jejak. Kau tahu ulah siapa?" Wonho mengangguk pelan. Bahkan ia dulu juga seperti itu, Myungsoo bahkan mengancamnya untuk tidak mendekati Suzy. Tapi karena ia memang nakal dan penasaran pada Suzy ia terus mendekati Suzy hingga Suzy muak padanya, untung saja sekarang Suzy mau mendekatinya walaupun hanya untuk membuat Myungsoo cemburu ia sudah bahagia.
"Aku akan mencoba." Minho terlihat tersenyum Senang.
"Bagaimana jika aku gagal?"
"Aku akan mencarikan kekasih untukmu. Kau mau seperti apa?"
Wonho melewati Soojung yang masih bercumbu dengan panas lalu melangkah menuju Toilet. Saat Wonho keluar dari Toilet ia menatap Soojung yang tengah berdiri sambil menatapnya, Wonho hanya menatap Soojung dengan tatapan datar lalu melangkah hendak melewati Soojung. Namun Soojung memegang tangan kiri Wonho, membuat Wonho terpaksa menghentikan langkahnya.
"Shin Wonho-ssi." Ucap Soojung sambil memutari Wonho serta memegangi pundak Wonho.
"Apa kabar?" Wonho menjauhkan tangan Soojung dari pundaknya.
"Apa yang kau inginkan?"
"Neo." Jawab Soojung
"Aku ingin kau menjauhkan Suzy dari uri Myungsoo." Sambungnya lalu meletakkan kembali tangannya pada Pundak Wonho.
"Kau sakit eoh?" Soojung menggeleng pelan.
"Kudengar kau satu kantor dengan Parasit itu. Jadi, dengan mudah kau mendapatkannya."
"Kau gila?"
"Aku gila Karena Myungsoo."
"Ani. Kau gila karena kau memiliki ambisi yang sangat tinggi. Lihatlah akibat ambisimu itu, kau menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kau inginkan. Kau tidak ingin melepaskan Myungsoo tapi kau bermain dibelakang Myungsoo, coba kau yang berada diposisi Myungsoo? Ah aku lupa kau kan hanya memikirkan dirimu sendiri hingga lupa Bahwa ibumu saat ini sedang merindukanmu. Kunjungilah Ibumu Di Rumah Sakit Jiwa Jung Soojung." Wonho pun meninggalkan Soojung yang tengah terdiam karena ucapannya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Friend
Short StoryWanita itu banyak Kim Myungsoo, kenapa kau selalu bertemu dengan wanita yang hanya menginginkan uangmu aja? - Bae Suzy. Akhirnya, aku mendapatkan wanita yang aku inginkan. Wanita yang selalu ada dan memperhatikanku. - Kim Myungsoo.