Chapter 18

271 69 8
                                    

Happy reading
Sorry for typos 😘



Suzy terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gaduh dari luar kamarnya. Dengan malas ia bangkit dari tidurnya lalu membukakan pintu Apartmentnya. Menatap Myungsoo dengan tatapan lelah, entah kenapa Suzy malas menatap wajah Myungsoo yang sedang marah didepannya saat ini.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Suzy lalu masuk tanpa menyuruh Myungsoo masuk.

"Kau. Yang kuinginkan adalah kau." Suzy tersenyum sinis mendengar jawaban Myungsoo.

"Menginginkanku? Kau adalah pria paling egois yang pernah aku temui Myungsoo." Jawab Suzy "menginginkanku tapi dirimu masih memiliki hubungan bersama Soojung."

Myungsoo terlihat mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Soojung-ah kita berakhir." Ucap Myungsoo datar lalu menutup teleponnya secara sepihak.

"Kau puas?"

"Kau menggelikan." Sahut Suzy lalu berlalu meninggalkan Myungsoo dan melangkah kearah Pintu kamarnya.

"Aku takkan begini jika kau berani berkencan bersama Wonho Suzy-ah." Teriak Myungsoo terdengar marah. Pintu kamar Suzy kembali terbuka.

"Ya. Aku takkan berkencan lalu kau berkencan dengan wanita manapun sesuka hatimu, begitu? Myungsoo-ah. Kau tahu? Kau sangat egois. Bagaimana jika aku juga tak menginginkan kau berkencan dengan yang lain? Apa kau sanggup?" Myungsoo terdiam

"Pergi dari Apartmentku jika urusanmu sudah selesai." Lanjut Suzy lalu kembali masuk kedalam kamarnya.

Myungsoo pun menundukan kepalanya menatap Sandal rumah berwarna hitam sesuai keinginannya ketika ia dan Suzy baru saja pindah ke gedung Apartment ini.

"Kim Myungsoo, bodoh." Bisik Suzy dibelakang pintu.

*

"Apa yang terjadi?" Tanya Minho kepada Wonho. Saat ini mereka sedang berada di Coffee Shop dekat Rumah Minho.

"Myungsoo benar-benar bodyguard abadi Suzy." Jawab Wonho lalu meminum es kopinya.

"Bukan itu yang aku pertanyakan." Decak Minho sebal.

"Seperti yanh kau tahu, Myungsoo datang lalu menghampiri kami lalu memaksa Suzy pulang."

"Aku benar-benar berharap Suzy bisa melepaskan Myungsoo dan membuka hati untukmu."

"Kenapa kau begitu yakin Suzy harus bersamaki?"

"Karena melihat caramu memperlakukan Mari, dan juga kau memperlakukan ibumu sebaik mungkin. Membuatku yakin bahwa kau adalah anak yang baik."

"Myungsoo tidak seperti itu?" Minho menggeleng pelan.

"Tidak. Myungsoo adalah anak yang memiliki segalanya karena orangtuanya sibuk bekerja. Jadi ia kurang kasih sayang dan bertindak semaunya. Dan ketika ia melihat Suzy. Ia merasa Suzy tidak pantas mendapatkan Hal yang sama sepertinya." Jelas Minho singkat membuat Wonho mengangguk pelan.

"Myungsoo benar-benar bajingan beruntung."

"Eoh, benar sekali. Myungsoo benar-benar bajingan beruntung." Sahut Minho lalu kembali meminum kopinya.

*

"Kenapa kau malah pindah kemari Hyeong?" Protes Myungsoo kepada Soohyun yang tengah duduk di hadapannya.

Saat ini Myungsoo tengah berada di bilik Apartment miliknya dan ia mendapat kabar bahwa kakaknya malah kembali ke Korea tanpa ia ketahui. Soohyun menghela nafas pelan.

"Kenapa memangnya kalau aku kembali kesini? Aku tidak boleh kembali ketempat lahirku" sahut Soohyun. Myungsoo hanya membalas dengan dengusan pelan.

"Kau menyembunyikan sesuatu Myungsoo?" Namun Myungsoo tak juga menjawab.

"Baiklah, karena kau tidak menjawab pertanyaanku, kuanggap kau tidak keberatan dengan kepindahanku kemari. Aku harus kembali bekerja. See you brother." Seru Soohyun lalu bangkit dari duduknya lalu melangkah keluat dari bilik Apartment Myungsoo.  

Ketika pintu tertutup dan Soohyun hilang dari pandangan Myungsoo, Myungsoo melemparkan barang yang barada disekitarnya dengan secara acak.

"Kim Soohyun sialan!" Makinya

*

Suzy memasuki Mobil sedan Hitam milik Wonho, ketika Suzy sudah memasang Seatbelt Sedan Hitam milik Wonho pun mulai jalan meninggalkan basement Apartment Suzy.

"Kau sudah makan malam?" Tanya Wonho.

"Belum, di Apartment tidak ada bahan makanan. Makanya aku menyetujui ajakanmu." Jawab Suzy sambil membuka ponselnya.

"Ah Choi Minho, suka sekali memberiku pekerjaan disaat Weekend begini." Keluh Suzy

"Apa yang ia inginkan?" Tanya Wonho sambik menginjak rem karena lampur merah berubah menjadi merah.

"Laporan dari Jeju. Aku belum mengeditnya."

"Kirimkan padaku, nanti aku bantu."

"Tidak, tidak perlu. Kau bukan bagian pemasaran. Tidak apa-apa. It's okay." Tolak Suzy.

"Kalau begitu aku akan tetap membantumu di Apartmentmu. Melalui laptopmu, bagaimana?" Tawar Wonho lalu melepas rem tengan dan memindah persneling menjadi D dan melajukan mobilnya secara normal.

Dengan menghela nafas Suzy pun mengiyakan tawaran Wonho. Karena ia memang lelah saat ini.

Diam-diam Wonho tersenyum saat mendengar Suzy mengijinkan dirinya berkunjung ke apartmentnya walaupun hanya membantu mengedit pekerjaan.

Tbc

 


Hallo selamat hari Rabu, hari ini hari rabu tanggal 28 Juli 2021. Cuma nulis aja sih hahaha

Aku harap readersku sehat selalu . Aku baru aja selesai nonton Six Sense terus lanjut nulis ini . Semoga dapet feelnya . Oiya cerita ini kayanya bakal lama tamat deh . Aku masih lupa masalahnya apa 🤣

Terus ini ketikan baru, yang kemaren itu ketikan lama yang aku simpan di draf 🤣🤣🤣 im so sorry .

Selamat melakukan aktivitas everyone . Semoga kita semua sehat selalu, yang sakit semoga penyakitnya diangkat Tuhan dan kembali berkumpul dengan keluarganya lagi .

Happy wednesday sweetheart ❤

My Stupid FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang