"Seberapa deket gue sama lo, tetap aja kan gue selalu gak terlihat di mata lo."
※※※※※
Davka adalah anak yang supel dan memiliki teman yang sangat banyak. Statusnya yang merupakan ketua OSIS membuat banyak siswa SMA Kusuma Bakti segan dan menghormatinya. Jika kalian hanya mengenal Davka yang begitu manja pada seluruh penghuni rumahnya terutama pada sang Bunda, mungkin kalian tidak akan mengenalnya begitu ia tiba di sekolah.
Davka ramah, beribawa serta mandiri. Benar-benar mencerminkan sosok pemimpin yang baik. Ia juga dikenal sangat pandai dalam pelajarannya. Tak pernah nilainya menyentuh angka 60. Ia selalu meraih nilai di atas 80. Itulah yang membuatnya menjadi juara kelas.
Sempurna? Tidak. Tentu tak ada yang sempurna, bukan? Seperti Davka yang hanyalah seorang manusia biasa. Ia juga memiliki kekurangan. Sangat banyak. Selain tingkahnya yang ceroboh, ia juga sangat buruk dalam pelajaran olahraga. Benar-benar buruk.
Pelajaran olahraga justru menjadi saat yang tepat baginya untuk panen luka. Berbagai insiden kecil selalu terjadi padanya ketika pelajaran olahraga sedang berlangsung. Davka ceroboh. Benar-benar ceroboh.
Seringkali pergelangan kakinya keseleo karena terjatuh. Ia selalu lupa untuk mengikat tali sepatunya hingga sang Bunda sangat murka. Akhirnya sepatunya tak ada satupun yang bertali. Davka juga sering sekali tersandung akibat terlalu fokus mengobrol sambil berjalan. Ia bahkan sering terperosok ke dalam parit. Hampir seluruh bagian selokan di sekitar rumahnya serta sekolahnya pernah ia sambangi.
Dinar terkadang merasa pusing bagaimana ia menjaga anak bungsunya itu. Anak itu benar-benar tidak bisa menjaga dirinya.
Teman Davka sangat banyak, ingat? Tapi ia hanya memiliki dua orang sahabat, yaitu Kailasha Gazala dan Diego Nowen. Mereka selain menjadi sahabat bagi Davka, ternyata juga mengemban 'tugas' dari Dinar. Menjaganya dari segala bahaya.
Tapi seorang Davka bukanlah Davka bila ia tidak dapat kabur dan menghilang. Kai dan Diego selalu saja dibuat khawatir akan sikap Davka yang satu itu.
Satu hal lagi yang kalian tahu sebelum mengidolakan seorang Davka. Ia sangat usil. Hampir seluruh murid di SMA Kusuma Bakti selalu menjadi target keusilannya. Ia bahkan pernah diam-diam mengganti ringtone ponsel milik kakaknya dengan suara kodok kemudian ia menelponnya dari dalam kamarnya.
Raehan yang pobhia dengan kodok langsung melonjak kaget dan berlari menjauh dari kamarnya dengan wajah pucat pasinya. Kalian belum bisa disebut sebagai siswa SMA Kusuma Bakti bila belum pernah merasakan keusilan dari sang Ketua OSIS, Davka Adhikari.
Meskipun keusilannya tak pernah membahayakan, tetap saja dikerjai oleh seseorang itu benar-benar menyebalkan! Bagaimana? Masih mau mengidolakan seorang Davka?
*****
Seorang lelaki yang sedang duduk di suatu sudut kantin terlihat sedang tertawa terbahak-bahak hingga wajahnya memerah. Kedua tangannya memegangi perutnya yang sedikit terasa kram akibat tawa yang terlalu keras.
"Lo harusnya liat muka lo kayak nahan BAB gitu."
"Shut up, Dav!" pekik Diego yang mulai kesal.
"Udahlah Dav. Kasian tuh si Diego mukanya udah gak jelas gitu. Lagian lo usil banget, sih?!" Kailasha berusaha menahan tawa mati-matian. "Udah tau dia takut cicak. Lo ngapain sih bawa-bawa cicak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seharusnya ✔
Teen Fiction"Seharusnya lo gak begini. Seharusnya-" "Seharusnya seharusnya seharusnya. Berhenti bilang seharusnya karena gak semua hal berjalan sesuai logika lo." *** [Completed] Higest Rank #193 (5 Desember 2017)