Ve sedang duduk ditaman dekat rumahnya menungu Steve yang katanya mau membiacarakn sesuatu yang tak bisa ia bicarakan ditelpon.
Padahal waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, kalau bukan Steve yang memintanya mungkin Ve sudah memaki orang tersebut yang mengajak ketemuan dengan waktu selarut ini
"Ve, maaf aku telat tadi jalanan macet"
"Iyah, gapapap langsung saja apa yang ingin kamu bicarakan Steve ini sudah malam"
Steve sedikit ragu mengatakan ini kepada Ve, dia hanya takut menyakiti Ve.
"Emm Ve apa kamu mencintaiku?"
Ve tak langsung menjawab pertanyaan Steve dia berfikir ntah sulit rasanya mengatakn Cinta itu.
"Ve sekarang jujurlah apa kamu bahagia denganku?"
"Kenapa kamu bicara seperti ini?"
Bukannya menjawab Ve malah balik bertanya
"Aku hanya saja merasakan kalau kamu tidak benar-benar mencintaiku Ve" ucap Steve sendu.
"Maaf Steve"
"Aku mengerti Ve, coba berkata jujur pada dirimu sendiri"
"Aku ingin kita putus Ve"
Ve menghela nafasnya mendengar ucapan Steve, dia merasa bersalah telah mangabaikan pria sebaik Steve
"Kau lelah?"
"Tidak"
"Lalu, kenapa melepaskanku?"
"Aku hanya ingin kau bahagia Ve"
"Cobalah untuk membuatku bahagia, tidak bisa?"
"Kau bertanya padaku? Coba kau tanyakan sendiri pada dirimu, apa kau bahagia denganku?"
Ve diam tak ada jawaban lagi dari bibir indahnya.
"Ve, aku tidak apa-apa, jika kau ingin pergi, aku bukan menyerah tapi aku hanya ingin memberimu kebebasan menacari kebahagianmu"
"Kebahagianmu bukan aku, Ve"
Ve berfikir pikirannya menarawang mencerna semua ucapan Steve.
"Steve benar sampai kapan aku harus berpura-pura seperti ini, bersembunyi dari semuanya" Ve berkata dalam hatinya.
"Jadi mulai sekarang kau dan aku tak ada hubungan apa-apa, kau bebas Veranda"
Ve menatap Steve dengan tatapan bersalahnya, dia sungguh berdosa mengabaikan pria setulus Steve.
Steve hanya tersenyum memandangi wajah bidadari buminya itu.
Steve sedikit memiringkan kepalanya mencium lembur bibir Veranda, merasakan dinginnya bibir Ve untuk terakhir kalinya, sunggu ini perpisahan manis yang tak kan terlupakan oleh keduanya.
*****
Seperti ada beban yang terlepas dalam tubuh Ve, ringan sekali rasanya bisa terbebas dari status yang membuatnya dilema selama ini.
Sendiri jauh lebih menyenangkan dibandingkan harus berpura-pura mencintai orang yang tak kita cintai.
Ve memang selama ini selalu memantapkan hatinya kalau dia mencintai Steve, dia selalu meyakinkan hatinya kalau dia mencintai Steve bukan Kinal.
Tapi sekarang semuanya runtuh ucapan Steve tadi berhasil membuatnya sadar kalau cinta yang dipaksakan itu tidak baik.
Sekarang Veranda bebas, dia lega ada satu hal yang kini ia pikirkan, bagaiman bisa dekat dengan Kinal lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suzukake Nanchara [END]
FanfictionHighRank #181 In FanFiction 17/7/17. Cerita ini tercipta setelah gw ngedengerin lagu single ke 17 JKT48 yang judulnya panjang banget xD