Keduapuluhempat (lets try it)

1.8K 209 11
                                    

"Kaka mau bicara apa?"

Yona dan Kinal sudah berada diatas roftop suatu gedung.

Semilir angin yang menerpa wajah mereka berdua semakin membuat suasana begitu dingin dan canggung.

"Aku hanya ingin jujur denganmu"

"Tentang apa?"
Kinal menatap wajah cantik Yona dengan seribu pertanyaanya.

Merka berhadapan dengan jarak yang tidak terlalu jauh namun tidak dekat.

"Perasaanku"



Deg!

Jantung Kinal berdetak begitu cepat mendengar ucapan Yona.

"Maksudmu?"

Kinal tau bahkan sangat tau, kalau kaka kelasnya ini akan mengungkapkan perasaanya, namun dia seakan tidak percaya akan hal ini dan mencoba seperti orang yang tak pernah mengetahui apa-apa.

"Aku tak mengharapkan jawabanmu untuk kejujuranku ini Kinal" ucap Yona begitu lirih.

Kinal terus menatap Yona dengan begitu perasaan yang tak bisa digambarkan.

"Aku hanya lelah trus berbohong akan perasaanku sendiri"

"Aku tak ingin menjadi pengecut yang kalah sebelum memulai"





"Aku mencintaimu"

"Sangat mencintaimu"

Yona meneteskan air matanya bersama pengakuan terlarangnya, perasaan lega berhambur keatas angin melepas ucapannya.

"Ka Yona?" Ucap Kinal terbata.
Mata Kinal memanas manahan tangisnya.

Begitu perih rasanya melihat Yona menangis menahan cintanya selama ini.

Selama ini kaka kelasnya yang selalu bersifat arogan terhadapnya menaruh cinta yang besar untuknya.

Tak mudah dipercaya, namun inilah kenyataanya, Yona memang mencintai Kinal.

"Sudah ku bilang, aku tak mengharapkan jawaban apapun darimu Kinal" Yona mengusap air matanya mencoba tersenyum menatap wajah Kinal.

"Maafkan aku ka" ucap Kinal begitu lirih.

"Aku sangat mengerti, tanpa harus kau jelaskan aku sudah memahaminya"

"Aku bukan tak mencintaimu ka Yona"



Jleb!


"Maksudmu?"

Kinal hanya mengangguk memberikan jawaban untuk Yona.

"Kau mencintaiku?"

Lagi, lagi Kinal hanya mengangguk.

"Kau tak lagi bercanda?"

"Tidak"

Kinal mendekat menatap dalam mata Yona.

Menyentuh pipi tirusnya yang dingin
Tersenyum begitu indah namun ada tatapan menyedihkan didalamnya.

"Aku mencintaimu" ucap Kinal dengan lembut.

Baru saja Yona ingin tersenyum bahagia akan ucapan Kinal namun Kinal sudah membuka suaranya lagi.

"Tapi maafkan aku, aku tak bisa bersamamu"

Yona dibuat melayang jauh keatas sana, lalu ia jatuhkan begitu saja.

Lagi-lagi Kinal membawa Yona masuk semakin dalam, dalam hamparan luka yang begitu perih.

Yona menangis sejadi-jadinya meratapi nasibnya, haruskah sesakit ini.

Suzukake Nanchara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang