"Kinal"
"Veranda"
*****
Suara-suara dari beberapa siswa dikantin yang cukup ramai, tidak membuat Veranda bisa menahan tangisnya yang pecah saat melihat Yona begitu intim dengan Kinal.
Tubuhnya membeku tak mempercayai apa yang ia liat, sungguh tak mudah untuk ia percaya, Kinal yang selama ini mempunyai cinta untuknya ternyata dengan mudahnya berpaling darinya.
Air matanya jatuh tanpa ada yang mengomandoi, menitikan tetes demi tetes luka yang sedang ia rasakan.
Kinal terkejut dan seketika melepaskan rangkulan Yona. Menatap nanar tubuh Veranda yang seakan tak bergerak bagai patung, hatinya teriris menyaksikan turunnya air dari mata indah orang yang sangat ia cintai.
Kinal menatap Veranda dan menatap Yona keduanya menampakan tatapan sendu tatapan penuh luka, harus berbuat apa kini? Kedua gadis ini seakan meminta seribu penjelasan, menghantam hatinya untuk segera memilih.
Veranda pergi, berjalan dengan tergesa, air matanya sudah tak ia pedulikan lagi, biarkan saja kini air bening ini berbicara kalau sang mpunya memang sedang merasakan sakit.
"Ka, maaf" ucap Kinal mengejar Veranda meninggalkan Yona begitu saja.
Yona memejamkan matanya, mengubur semua rasa sakitnya, haruskah kini ia yang menyerah? Setelah sudah berapa banyak luka yang ia terima.
Yona menggelengkan kepalanya, mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Tidak, Kinal miliku"
Tatapan tajamnya seakan, akan membunuh siapa saja yang mengusiknya.
Yona berjalan dengan tergesa mengikuti langkah Kinal dan Veranda, ia tak akan membiarkan semuanya berlalu begitu saja. Mengalah untuk hal yang sudah ia dapati dengan susah payah.
*****
Berdiri mematung merasakan angin yang membelai wajahnya, merasakan setiap hembusan angin yang membawa cintanya pergi.
Semuanya telah berakhir, baru saja ia ingin memulai membuka hatinya menerima cintanya dan menikmati setiap desiran indah saat bersamanya, namun kini harapan yang sudah ia tanam dengan begitu kokoh hancur lebur pada kenyataan yang mengiris setiap ruang-ruang dalam hatinya.
Veranda memejamkan matanya menghancurkan semua sakit yang tengah ia rasakan, berkali-kali ia mengatakan kalau hal yang baru saja ia lihat hanya mimpi buruk, dan saat ia bangun semuanya akan seperti sedia kala. Kinal tetap miliknya.
Ini bukanlah sebuah mimpi yang menjelajahi setiap insan yang memejamkan mata, ini adalah sebuah kenyataan yang harus ia terima.
"Veranda"
Kinal berdiri berada dibelakang Veranda yang menatap kedepan dengan tatapan kosong.
"Aku bisa jelaskan semuanya" ucap Kinal berjalan mendekat kearah Ve.
"Apa yang ingin kamu jelaskan? Semuanya sudah jelas Kinal" ucap Ve berbalik menghadap Kinal.
"Yona kekasihmu?"
"Jawab Kinal!"
Kinal hanya diam membisu, syaraf-syaraf dalam mulutnya seakan kaku tak mampu mengucapkan apapun, tak mampu menjawab semua pertanyaan Veranda.
Wakut seakan berhenti, menunggu semua kata yang akan terlontar dari mulut manis Kinal, angin yang berhembus kencang seakan mencerca Kinal untuk segera menjawab semua ucapan Veranda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suzukake Nanchara [END]
FanfictionHighRank #181 In FanFiction 17/7/17. Cerita ini tercipta setelah gw ngedengerin lagu single ke 17 JKT48 yang judulnya panjang banget xD