Keduapuluhtujuh

1.7K 246 29
                                    

Suara benda yang begitu terdengar sangat menggembirakan kini berbunyi untuk terakhir kalinya

Mengakhiri semua kegiataan untuk hari ini.

Kinal terlihat sangat terburu-buru berjalan dengan perasaan cemasnya.

Dia menghawatirkan bidadarinya.

Pesan yang Kinal kirimkan untuk Veranda tidak ada jawaban dari Ve, membuat Kinal semakin dirundung perasaan tidak tenang.


"Kinal"

Suara itu, suara seorang gadis cantik yang kini menghampiri Kinal.

"Aku nyariin kamu tadi dikelas"

Kinal terdiam.

Dia melupakan satu hal, kalau dia mempunyai janji dengan Yona.

"Jadi kan?" Lagi Yona berbicara membuyarkan semua lamunan Kinal.

"Emm Ka akuu" ucap Kinal terbata menatap Yona.

"Kenapa? Kamu gak bisa?"

"Veranda sakit" ucapnya menundukan kepalanya.

Yona memejamkan matanya membunuh perasaan sesak dalam dadanya.

"Aku janji nanti malam aku langsung kerumahmu"

"Ijinkan aku sebentar saja kerumah Ve ka"

Yona diam.

Yona sadar, dia bukanlah prioritas Kinal.

"Aku mohon" ucap Kinal menggenggam tangan Yona.

Yona hanya mengangguk tersenyum getir pada kekasihnya.

"Kamu pulang hati-hati"

"Sampe rumah kabarin aku"

"Jangan ngebut"

"Makasih ya, aku duluan" ucap Kinal pergi meninggalkan Yona sendiri.

          

                    *****

"Walau sekarang ragamu telah aku miliki, tapi tidak dengan hatimu"

Yona menatap nanar bayangan Kinal yang sudah hilang dalan netra indahnya.

Langit sore bergabung menjadi satu bergumul dalam awan putih yang begitu indah.

Seorang gadis mematung menerima semua hal yang terjadi dalam hidupnya.

Biarkan cucuran air mata nya yang bertutur saat mulutnya tak lagi sanggup mengungkapkan sebuah rasa sakit.

Sakit karena menangis. Lelah karena mencoba. Namun dia tetap tersenyum. Meski hatinya mati dan membeku.

Saat topeng kebahagiaan yang ia pakai tak lagi mampu menahan luka ini, saat itulah dia tahu betapa dia tersakiti selama ini.

Senja ini terasa begitu menyakitkan.

Berjalan gontai menyusuri jalanan kosong yang seakan hanya ada dia didalam bumi ini.


Dia merasa sendiri.

Yona menghembuskan nafas panjangnya, meredam semua rasa sakitnya, membangun dingding kokoh untuk cintanya.

Dia tak mau terlihat kalah hanya karna ini.

Kinal sudah memberikan kesempatan  untuknya.

Ia tak akan menyianyiakan ini, walau pun harus jatuh merasakan sakit dalam tiap langkah hubungannya.

Suzukake Nanchara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang