Ketujuh (SteVe)

1.9K 221 27
                                    

Sudah 5 hari berlalu kejadian dimana Steve memberikan kado keVeranda.
5 hari berlalu juga Veranda tidak pulang dengan Kinal karna ia diantar oleh Steve.

Sekarang Kinal sedang menatap Veranda yang ingin memasuki mobil Steve, Veranda bukan tidak tahu ada Kinal dibelakangnya tapi dia berusaha tidak mempedulikan hal itu, bukan berarti Ve sudah tidak peduli dengan Kinal tapi dia seakan merasa bersalah jika melihat Kinal harus pulang sendiri tanpa dia.

Kinal hanya menatap nanar kepergian mobil Steve sampai tak terlihat lagi oleh matanya, Kinal sedikit mengusap air matanya, ntah mengapa ia menangis sungguh rasanya sakit, sakit sekali.

Kinal menatap helm yang biasa dipakai oleh Ve dan berkata "sabar ya, mungkin ini ujian" sambil mengusap-usap helm tersebut seakan dia sedang menenangkan helm tersebut yang bersedih karna tak dipakai Ve. Gila, mungkin itu yang akan orang bicarakan ketika melihat Kinal berbicara dengan helm, ada-ada saja, memang yah cinta membuat orang pintar saja menjadi bodoh, tunggu-tunggu, Cinta? Kinal Cinta Veranda? Ntahlah hanya Kinal yang tahu.


*****

Sesampainya dirumah Ve, Steve terlihat melepaskan setbeltnya dan tak terduga dia pun melepaskan setbelt Ve.

Steve hanya tersenyum melihat Ve yang menampakan wajah kagetnya.

Steve turun dari mobil dan membuka kan pintu untuk Ve, ah manis sekali, siapa yang tidak tergoda akan Steve sudah tampan romantis lagi.

"Terimakasih" Ve yang diberikan perlakuan seperti itu hanya tersenyum manis menyembunyikan wajah nya yang sudah memerah bak orang yang sedang terkena demam tinggi.

Steve hanya tersenyum dan mengiyakan ucapan Ve itu.

"Yaudah Ve aku pulang dulu ya, emm Ve kalau boleh besok aku jemput kamu ya, gimana?"

Ve hanya menjawab pertanyaa Steve dengan anggukan yang terkesan malu-malu tapi ngarep.


*****

Kinal sudah berada dikamarnya, dia hendak menelpon Ve untuk menanykan apakah dia harus menjemputnya besok (?) bahkan sekarang untuk menjemputnya saja harus menanyakannya terlebih dahulu. So sad so poor Kinal.

Baru saja tangan Kinal hendak memencet layar pintarnya itu, tiba-tiba saja satu pesan masuk yang tak lain dan tak bukan berarti benar, pesan masuk dari Ve.

"Nal besok gak usah jemput aku ya, aku berangkat bareng Steve, pulangnya juga."

Duaaaaaaaar ......
rasanya seperti dijatuhkan dari atas gedung paling tinggi, padahal Kinal belum pernah jatuh dari gedung ya intinya ini menyakitkan sakit sekali.

Hancur sudah harapannya dengan pesan singkat oleh Veranda tadi, runtuh semua harapan yang ia pertahankan, mungkin helm kinal pun akan sedih jika mendengar ini.

Sesak sakit sedih semuanya kini Kinal rasakan, kenapa harus seperti ini kenapa kenapa kenapa (?) .
Kinal terus bertanya dalam hatinya, dia mengacak-acak rambutnya sendiri tanda dia begitu frustasi untung tidak mengacak-acak rambut orang ya.

Kinal terduduk ditepi ranjang dia tenggelamkan kepalanya disela-sela kakinya, dia menangis, ia Kinal menangis, terlihat dari punggung bidangnya itu yang bergetar.

Kini apa yang dia takutkan terjadi, kehilangan Verandanya, perkataan Ve yang bilang semuanya tidak akan berubah sudah tak Kinal percayai lagi.

Bahkan Ve dan Steve belum menjadi sepasang kekasi saja, Ve sudah melupakan Kinal.

Kinal terus menangis merutuki nasibnya, kenapa harus seperti ini kenapa harus sesakit ini menahannya sendiri, merasakanya sendiri, seharusnya dia bisa berbahagia ketika melihat sahabatnya bahagia, bukankah seorang sahabat harus bersikap seperti itu? Lantas kenapa kinal merasakan sakit?










Tbc
#TeamVeNalID
Langsung lanjut part 8 ya xD

Suzukake Nanchara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang