#04: Sharing

1.8K 114 6
                                    

Bagian empat

Mulmed's Tita

Author's point of view

Matahari telah menampakkan dirinya. Begitupun dengan Yudith yang sudah siap dengan dirinya untuk berangkat ke sekolah.

Mobil BMW melaju, meninggalkan pelataran rumah yang nampak mewah nan bersih.

Suasana di dalam mobil hening. Seperti biasanya, Yudith hanya diam menatap ke depan dengan pandangan kosong.

Pikirannya masih mencerna setiap kata-kata yang 'dia' ceritakan. Ya, siapa lagi jika bukan Arlita.

Yudith merasa harus membantu dia. Tapi dengan siapa? Ia tidak mungkin sendirian. Lamunannya seketika buyar saat Merry memanggil Yudith.

"Dith, ayo turun. Sudah sampai," Merry menyentuh bahu Yudith dan tersenyum ke arahnya.

Yudith hanya menganggukan kepalanya lantas melepaskan seat belt dan keluar dari mobil.

Yudith berdiri di depan pintu kelasnya. Memandang kelasnya dari luar. Merasakan hawa yang menusuk indra batinnya.

Tiba-tiba seseorang datang merusak suasananya.

"Yudith!" panggil Tita dari ujung koridor dengan senyum yang mengembang lalu berlari mendekat ke arah Yudith.

Yudith menggerutu dalam hati. Ia tak memperdulikan Tita. Ia langsung masuk ke kelas.

Tita berhenti di daun pintu. Menatap Yudith dengan tatapan tak bisa di artikan. Lalu menyusul Yudith di tempatnya.

Yudith menaruh tasnya di kursi kemudian duduk dengan tangan di lipat di atas meja. Pandangannya masih menerawang ke...

Pasti tau lah kemana. Tadi aja udah di kasih tau.

Tita merasa Yudith bisa melihat hal-hal mistis. Tapi ia juga ragu untuk bertanya. Bel berbunyi, Tita dan Yudith fokus ke pelajaran.

Jam ketiga baru di mulai. Semua siswa bersorak karena guru mapelnya tidak masuk dikarenakan ada keperluan.

Yudith masih sibuk menulis materi yang di sampaikan saat mapel sebelumnya. Sedangkan Tita hanya memandangi Yudith.

Yudith merasa risih di tatap seperti itu. Ia pun memilih menghentikan tulis-menulisnya dan menatap tajam ke arah Tita.

Tita hanya nyengir tak berdosa. Yudith berdecak kesal lalu kembali melanjutkan kegiatannya agar cepat selesai.

Tita memperhatikan sekitar kelasnya. Sampai ia hampir terlonjak melihat sosok itu di samping Yudith dan sedang tersenyum ke arahnya.

What the fuck! Ini kan hantu yang di toilet, ngapain di sini, senyum lagi ke aku. Aneh.. Aneh.. Batin Tita kaget seraya mengusap-usap dadanya karena terkejut.

Daripada penasaran apa yang ada di pikiran Tita. Ia pun menyenggol lengan Yudith untuk bertanya.

"Hm?" gumam Yudith.

"Kau bisa liat gituan ya?" tanya Tita hati-hati.

"Apaan?" datar Yudith dirinya masih fokus menulis.

"Enghh, kaya hal mistis gitu."

Yudith berhenti menulis lalu menoleh ke arah Tita. Menaikan satu alisnya. Menjabarkan dirinya sedang bertanya apa yang Tita maksud.

"Tadi aku tuh liat makhluk itu di sebelah kau, nah tuh hantu senyum ke aku. Perasaan kemarin aku liat tuh di toilet. Eh malah di sini," jelas Tita matanya melirik ke sebelah Yudith.

Yudith terkejut. Namun tidak ia tunjukkan wajah terkejutnya. Ekspresinya masih datar.

"Emang kau juga bisa lihat? Apa cuma kebetulan saja?" tanya Yudith memastikan.

"Hm, aku bisa melihat gituan,"

Yudith setengah tak percaya. Bagaimana bisa ia di pertemukan dengan seseorang yang juga bisa melihat seperti dirinya dan itu satu meja pula.

"Apa kau bisa membantuku?"

"Apa? Kau meminta bantuan padaku? Oh aku tak percaya kau meminta bantuanku. Menjawab pertanyaanku pun di balas singkat. Oh ya Tuhan, ini mustahil sekali," oceh Tita berbinar menangkup kedua tangannya seperti sedang berterima kasih.

Yudith memutar bola matanya malas.

"Ya sudah jika kau tak mau," acuh Yudith.

"Ehh, siapa bilang. Jelas aku mau lah, tapi kalo aku bisa. Hehe," kekeh Tita.

"Hm, nanti saja aku ceritakan."

Tita mengangguk dengan cepat. Saking cepatnya membuat kepalanya tiba-tiba pening.

°•°•°•°

Arlita's point of view

Apa sih yang sedang dibicarakan teman Yudith itu. Aku hanya memperhatikan saja.

Ternyata dia juga bisa melihatku. Aku tak menyangka menemukan seseorang yang dekat dan -mungkin- bisa membantuku.

Sepertinya serius sekali perbincangan mereka. Sayangnya aku tak bisa mendengar dengan jelas obrolan mereka.

Sekali-kali aku melihat temannya melirik ke arahku. Aku jadi penasaran apa yang dia bicarakan.

°•°•°•°

Author's point of view

Mereka berdua duduk di bangku kantin. Hanya memesan minuman saja. Karena Yudith akan fokus menceritakan intinya agar Tita tahu maksud untuk membantunya.

"Hei, dia ada di sini." tukas Tita melirik ke arah dia.

"Biarkan saja," jawab Yudith lalu menyesap minumannya.

Yudith hanya menceritakan apa yang Arlita ceritakan. Ekspresi Tita berubah-ubah. Kadang serius kadang kaget kadang juga merengut. Huh aneh sekali.

"Benarkah? Memangnya di sekolah Elite ini ada tempat seperti itu?" tanya Tita setelah Yudith menceritakan semuanya.

Yudith hanya mengangkat kedua bahunya.

"Jahat sekali mereka sampai tega berbuat sekeji itu," ucap Tita sedih.

Yudith menatap Tita sekilas. Kemudian melihat Arlita yang sedang duduk di sebelah kursinya. Ia menatap Arlita dengan intens. Matanya memancarkan aura permohonan dan penyesalan.

"Lalu? Kapan kita akan ke tempat itu?" tanya Tita mengubah keheningan di antara mereka.

"Secepatnya, maybe."

"Apa kau yakin hanya kita berdua saja?"

"Hm,"

"Dimana tempat itu?"

"Entah."

"Ish, kau ini! Cantik-cantik tapi menyebalkan!" sinis Tita memutar bola matanya jengah.

"Kemungkinan kita akan ke tempat itu tengah malam," ujar Yudith.

"Kau saja tak tahu tempatnya, huh!" kesal Tita menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi.

"Aku ingin melihat, seberapa angkernya tempat itu sampai dia terlihat tersiksa di situ," jelas Yudith.

"Dan aku ingin tahu, siapa sajakah orang yang menyiksa dia di tempat itu.. " lanjutnya dan seketika pandangan Yudith berubah kosong.

Dalam hitungan detik. Tubuh Yudith terkulai di atas meja. Tita panik. Ia pun meminta teman satu kelasnya untuk membawa Yudith ke UKS.

-------------------------------------

Sudah direvisi 😊😊 panjang pula :v
Give me vote and comment

Share juga ke teman-teman kalian yah, maaf kalo ada typo atu penggunaan kata yang salah😄

Salam
Terin❤

INDIGO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang